Artinya: “Dari ‘Abdurrahman bin Syibel, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: “Para pedagang adalah tukang maksiat.”
Di antara para sahabat ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli?”
Rasulullah ﷺ menjawab: “Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata. Juga sering bersumpah, namun sumpahnya palsu.” [HR. Ahmad 3/428, Ath Thabari dalam Tahdzibul Atsar 1/43, 99, 100, At Thahawi dalam Musykilul Atsar 3/12, Al Hakim 2/6-7]
Fajir artinya orang yang berbuat maksiat, pelaku dosa besar. Dan umumnya karakter para pedagang itu suka berbuat curang, suka ingkar janji, suka menipu orang, dan suka menzalimi orang lain, demi mendapatkan keuntungan. Sehingga jika ada pedagang yang baik hati, jujur, dan amanah, maka ini orang pilihan.
Nabi ﷺ bersabda:
التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء
Artinya: “Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para nabi, orang-orang shiddiq, dan para syuhada.” [HR. Tirmidzi no.1209, ia berkata: “Hadis Hasan, aku tidak mengetahui selain lafal ini.”]
Padahal kita tahu, bahwa nabi, sidiqun, dan para syuhada ketika masih hidup, perjuangan mereka itu untuk kepentingan Akhirat. Sementara para pedagang itu berjuang untuk kepentingan dapur, atau untuk kepentingan yang sifatnya murni dunia.
Namun satu hal yang aneh, perjuangan pedagang untuk kepentingan dunia ketika dia sampai pada tingkaan tertentu, diberi Allah pahala yang besar, bahkan sampai dikumpulkan bersama orang-orang yang perjuangannya untuk kepentingan Akhirat. Karena untuk menjadi pedagang yang jujur dan amanah begitu berat, karena memiliki tingkatan sabar yang tinggi dalam berusaha menjadi pedangan jujur dan amanah. Wallahu a’lam
“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada Hari Kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat), kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur.” [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, Sahih dilihat dari jalur lain]