بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
JANGAN PISAHKAN AGAMA DARI NEGARA
 
Sesungguhnya tujuan inti adanya suatu negara dan pemimpin negara adalah untuk menjaga agama. Negara tanpa agama bagaikan badan tanpa nyawa.
 
Al-Mawardi berkata:
 
الْإِمَامَةُ مَوْضُوعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِي حِرَاسَةِ الدِّينِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا، وَعَقْدُهَا لِمَنْ يَقُومُ بِهَا فِي الْأُمَّةِ وَاجِبٌ بِالْإِجْمَاعِ
 
“Imamah (kepemimpinan) diletakkan untuk khilafah kenabian, dalam menjaga agama dan mengatur dunia. Penetapannya untuk orang yang menegakkannya di dalam umat adalah wajib dengan Ijmak.” [Al-Ahkam as-Sulthaniyyah oleh al-Mawardi hlm. 5]
 
Al Ghozali mengatakan dalam Ihya’ Ulumuddin:
 
والملك والدين توأمان فالدين أصل والسلطان حارس، وما لا أصل له فمهدوم وما لا حارس له فضائع.
 
“Negara dan agama adalah dua saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan. Agama adalah inti, sedangkan negara adalah pelindungnya. Sesuatu jika tidak ada fondasinya, maka hancur. Dan jika tanpa pelindung, maka akan hilang.”
 
Maka jangan engkau benturkan antara negara dan agama, karena keduanya adalah satu kesatuan yang saling menguatkan.
 
▪️ Negara tanpa agama, maka akan hancur binasa.
▪️ Dan agama tanpa kekuatan negara, akan menjadi lemah.
 
Pemikiran bahwa musuh negara atau Pancasila adalah agama, pada hakikatnya bersumber dari pemikiran kaum kuffar yang ingin menghilangkan peran agama dalam sebuah negara, di mana menurut mereka: ‘Agama hanya boleh menyentuh masalah ibadah dan hubungan antara hamba dengan Rabbnya saja. Adapun masalah sosial, ekonomi, hukum dan politik, maka agama tidak boleh ikut campur di dalamnya.
 
Sungguh ini adalah TUDUHAN YANG AMAT KEJI dan TIKAMAN YANG SANGAT MENYAKITKAN kepada para pemeluk agama, serta TINDAKAN ADU DOMBA ANTARA ANAK BANGSA. [Lihat Fiqhu Siyasah Syar’iyyah, hlm 15-16 karya DR. Khalid Al-‘Anbari]
 
Sesungguhnya Islam yang bersumberkan dari Alquran dan Sunnah adalah agama yang sempurna, yang mengatur urusan negara dengan sangat rapi dan komplit.
Andai kita menjadikannya sebagai panduan bernegara, maka akan membawa kebaikan dunia dan Akhirat.
 
Ibnul Qoyyim al Jauziyyah berkata:
“Mengambil hukum dalam masalah perang, kemaslahatan Islam dan umatnya, masalah politik syariyyah dari sirah kehidupan Nabi ﷺ, jauh lebih utama daripada mengambilnya dari pemikiran orang lain.” [Zadul Ma’ad, 3/143]
 
 
Penulis: Abu Ubaidah As Sidawi
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
JANGAN PISAHKAN AGAMA DARI NEGARA
JANGAN PISAHKAN AGAMA DARI NEGARA