بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

JANGAN MEMINTA SYAFAAT KEPADA NABI
>> Tetapi mintalah Syafaat Nabi ﷺ kepada Allah ﷻ
 
Perlu diketahui bahwa terdapat dua jenis doa yang digunakan dalam istilah syariat:
 
Pertama: Doa Ibadah (دعاء العبادة).
 
Maksudnya, semua jenis ibadah yang kita lakukan pada hakikatnya adalah doa. Buktinya, kalau kita bertanya kepada seseorang yang beribadah kepada Allah taala, “Apa tujuanmu mendirikan salat, berpuasa, menunaikan zakat, dan menunaikan hak-hak Allah taala?”
 
Niscaya orang beriman akan menjawab: “Aku bermaksud dengan ibadah tersebut agar mendapatkan rida Allah taala, meraih pahala, selamat atau terbebas dari hukuman-Nya.” Sehingga pada hakikatnya, seseorang yang beribadah kepada Allah taala juga sedang meminta kepada Allah taala, yaitu meminta agar ibadah tersebut diterima, mendapatkan pahala, dan agar diampuni dosa-dosanya, meskipun dia tidak mengucapkan permintaan tersebut dengan lisannya.
Kedua: Doa Masalah (دعاء المسألة) atau doa permintaan.
Maksudnya, seseorang berdoa kepada Allah taala dengan ucapan lisannya, meminta kepada Allah taala agar mendapatkan kebaikan yang dia inginkan, atau agar terhindar dari suatu keburukan (bahaya). Inilah pengertian doa yang banyak dipahami oleh kaum Muslimin.
 
Yang namanya berdoa dan meminta itu hanya kepada Allah saja, tidak boleh meminta kepada selain Allah.
Karenanya lafal meminta hanya:
“Ya Allah, kami mohon”
“Ya Allah, kami meminta”
Tidak boleh kepada yang lain, semisalnya:
“Ya Nabi”
“Ya Abdul Qadir Jaelani”
 
Kalau meminta seperti ini maka termasuk kesyirikan. Allah ﷻ berfirman:
 
ㅤوَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
 
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu beribadah/berdoa seseuatupun bersamaan dengan ibadah/berdoa kepada Allah.” [QS Jin:18]
 
Begitu juga dengan meminta syafaat, meskipun syafaat Nabi Muhammad ﷺ sekalipun. Yang benar adalah “Meminta syafaat Nabi ﷺ kepada Allah. Dan BUKAN meminta syafaat kepada Nabi ﷺ.”
 
Karena yang berhak memberikan syafaat hanyalah Allah. Adapun makhluk lainnya bisa memberikan syafaat karena izin dan rida dari Allah. Allah ﷻberfirman:
 
ㅤوَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ
 
“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhi-(Nya).” [QS. An-Najm: 26]
 
Bahkan “Syafaatul Uzma” oleh Nabi ﷺ, beliau juga memohon kepada Allah ﷻ.
JADI SEBELUM BELIAU ﷺ MEMBERIKAN SYAFAAT, BELIAU MEMINTA DULU KEPADA ALLAH ﷻ.
 
Syafaatul Uzma adalah syafaat Nabi ﷺ di Padang Mahsyar, di mana para nabi yang lain tidak bisa memberikan syafaat. Akhirnya Nabi Muhammad ﷺ memohon dengan sujud yang sangat lama, dan dengan pujian-pujian yang belum pernah diucapkan sebelummya.
 
 
 
Penyusun: Ustadz @raehanul_bahraen
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga: