بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
JANGAN IKUT-IKUTAN VALENTINE’S DAY
 
Sebentar lagi kaum muda-mudi akan merayakan Hari Kasih Sayang yang lebih dikenal dengan nama “Valentine’s Day”. Hari di mana seseorang menyatakan perasaan dan cintanya kepada sang pujaan hati.
 
Saling memberikan coklat, bunga, dan makan malam romatis berhias lilin. Selanjutnya akan digiring oleh setan kepada jenjang jerat yang lebih tinggi yaitu zina. Sehingga tidak sedikit dari para gadis yang hilang keperawanannya, dan maraknya zina pada hari itu di seluruh penjuru dunia.
 
Hari Valentine bukan berasal dari adat kaum Muslimin, melainkan dari adat orang-orang kafir sebelum datangnya Islam. Jika menilik sejarah, Hari Valentine dirayakan untuk mengenang dan mengultuskan seorang pendeta bernama Santo Valentino yang meninggal pada 14 Februari 269 M. Hal ini dijadikan perayaan resmi oleh pihak gereja, setelah ditetapkan oleh Paus Gelasius 1 pada tahun 494 M.
 
Jadi merayakan Hari Valentine bagi anak-anak kaum Muslimin di hari ini adalah bentuk ikut-ikutan pada acara orang-orang kafir. Ini merupakan tanda di antara tanda akhir zaman yang telah diingatkan oleh Nabi ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda:
 
لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِيْ بِأَخْذِ الْقُرُوْنِ قَبْلَهَا شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ. فَقِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ كَفَارِسِ وَالرُّوْمِ ؟ فَقَالَ: وَمَنِ النَّاسُ إِلَّا أُوْلَئِكَ ؟
 
“Kiamat tidak akan terjadi sampai umatku mengikuti apa yang terjadi pada kurun-kurun sebelumnya, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.”
Lalu ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah seperti bangsa Persia dan Romawi?
Beliau ﷺ menjawab: “Manusia siapa lagi kalau bukan mereka?” [HR. Al-Bukhary (6888)]
 
Fenomena Ikut-Ikutan
 
Perhatikanlah! Remaja-remaja yang “mejeng” di mall-mall, pinggir-pinggir jalan, atau di pusat-pusat hiburan, maka kita akan melihat pemandangan yang sangat mengherankan. Yang laki-laki kepalanya botak sebelah, rambutnya dicat, pakai anting-anting, kalung, dan lain sebagainya. Wanitanya pun tak mau kalah. Mereka tidak malu lagi dengan pakaian ketat yang kelihatan pusarnya, rok mini dengan kaos you can see, dan potongan rambut yang tidak karuan. Ini semua akibat termakan oleh propaganda yang datang dari negeri Barat yang didominasi oleh Yahudi dan Nasrani.
 
Janganlah heran jika lambat laun mode Yahudi dan Nasrani yang menjadi panutan. Padahal Allah ﷻ telah berfirman:
 
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani (Nashara) menjadi pemimpin-pemimpin(mu). Sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [QS. Al Maidah:51]
 
Namun ironisnya, sebagian besar remaja kita malah bangga dengan hal tersebut. Mereka bangga dengan pakaian, model rambut, dan gaya bicara ala Barat. Padahal Rasulullah ﷺ telah mengancam: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut.” [HR. Abu Dawud (4031)]
 
Jadi tingkatan dosanya sesuai dengan kadar keterlibatannya dalam meniru orang-orang kafir. Jika ternyata yang ditirunya adalah perbuatan kekafiran atau kemaksiatan, maka orang tersebut dihukumi sama dengan pihak yang ditirunya.
 
Karakteristik Syariat Islam
 
Ketahuilah! Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk menyelisihi orang-orang non-Muslim. Ini merupakan suatu cara untuk menampakkan Islam, sebagaimana yang telah diterapkan oleh Nabi ﷺ dalam hadis-hadis berikut:
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
اُعْفُوْا اللِّحَى وَخُذُوْا الشَّوَارِبَ وَغَيِّرُوْا شَيْبَكُمْ وَلَا تَشَبَّهُوْا بِالْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى
 
“Biarkanlah jenggot kalian tumbuh, cukurlah kumis kalian.” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (8657)]
Penyerupaan dalam penampilan lahiriah akan berpengaruh untuk menumbuhkan kasih, cinta, dan kesetiaan dalan batin, sebagaimana kecintaan dalam batin akan berpengaruh untuk menimbulkan penyerupaan dalam penampilan lahiriah. Ini adalah masalah yang nyata, baik secara perasaan maupun dalam praktiknya.
 
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
 
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
 
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa golongan Ahli Kitab adalah makan sahur.” [HR. Muslim dalam Sahih-nya (1096)]
 
Abu Abdillah Al-Qurthubiy rahimahullah berkata:
“Hadis ini menunjukkan, bahwa sahur merupakan karakteristik umat ini (Islam). Di antara perkara yang diberi keringanan di dalamnya, yaitu makan sahur.” [Lihat Ad-Dibaj Syarh Sahih Muslim Ibnil Hajjaj (3/197)]
 
Ini semua menunjukkan, bahwasanya menyelisihi orang-orang kafir adalah TUJUAN POKOK SYARIAT. Namun sangat disayangkan, karena jauhnya umat Islam dari agamanya, dan enggannya mereka memelajari agamanya, semua ini menyebabkan mereka terjatuh di dalam kesalahan ini, yaitu meniru kaum kafir, mulai dari pakaian, dan cara berpakaian, tradisi, adat, perayaan hari raya, dan hari-hari peringatan mereka seperti Hari Valentine, Hari Haloween, dan lain-lain. Sehingga Islam tinggallah sebuah nama.
 
Mengaku Muslimah, namun pakaiannya serba ketat, bahkan nyaris telanjang. Tidak ada lagi ciri-ciri keislaman pada dirinya, sehingga kita sulit membedakan antara wanita Muslimah dan wanita kafir. Sama-sama tidak memakai jilbab. Kalaupun pakai, yah asal-asalan saja, tanpa memenuhi standar.
 
Padahal jilbab yang syari adalah jilbab yang menutupi seluruh tubuh, tebal (tidak transparan), longgar (tidak ketat sehingga membentuk lekuk tubuh), tidak menyerupai pakaian wanita kafir, dan tidak menyerupai laki-laki. [Lihat Jilbab Al-Mar’ah]
Begitulah realita umat ini. Mereka mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nasrani, sejengkal demi sejengkal, hingga andai mereka masuk ke lubang biawak pun, niscaya umat Islam akan mengikutinya. Rasulullah ﷺ telah lama memeringatkan tentang bahaya mengikuti jalan dan gaya hidup mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:
 
لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرِاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ: فَمَنْ ؟
 
”Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalian pun akan masuk ke dalamnya.”
Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nashara?
Maka beliau ﷺ menjawab: ”Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” [HR. Bukhari (3269), Muslim (2669)]
 
Oleh karenanya, tidak pantas bagi pemuda-pemudi Islam untuk mengikuti kebiasaan dan adat orang-orang kafir. Karena agama Islam memiliki adat dan kebiasaan yang lebih baik.
 
Sumber: Buletin Dakwah Madrosah Sunnah, edisi Februari Tahun II.
Pimpinan Redaksi: Ustadz Bambang Abu Ubaidillah.
Website: www.madrosahsunnah.co.id
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
JANGAN IKUT-IKUTAN VALENTINE’S DAY
JANGAN IKUT-IKUTAN VALENTINE’S DAY