بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

JANGAN BOSAN MENGIGATKAN UNTUK MENJAGA DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA

 

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka.” [QS. At Tahrim: 6]

Lihatlah tafsiran para Salaf mengenai ayat tersebut.

Sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

أدبوهم، عَلموهم.

“Ajarilah adab dan agama kepada mereka.”

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma juga berkata:

اعملوا بطاعة الله، واتقوا معاصي الله، ومُروا أهليكم بالذكر، ينجيكم الله من النار.

“Lakukanlah ketaatan kepada Allah, dan hati-hatilahlah dengan maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah (berzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan Neraka.”

Mujahid berkata:

اتقوا الله، وأوصوا أهليكم بتقوى الله. .

“Bertakwalah kepada Allah, dan nasihatilah keluargamu untuk bertakwa kepada-Nya.”

Adh Dhohak dan Maqotil berkata:

حق على المسلم أن يعلم أهله، من قرابته وإمائه وعبيده، ما فرض الله عليهم، وما نهاهم الله عنه

“Kewajiban bagi seorang Muslim adalah mengajari keluarganya, termasuk kerabat, budak laki-laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan, dan larangan yang Allah larang.” [Lihat Tafsir Alquran Al ‘Azhim, 14: 59]

Ingatlah, termasuk suatu kebahagiaan jika istri, anak, dan kerabat kita mendapatkan hidayah. Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata:

أن يُري الله العبد المسلم من زوجته، ومن أخيه، ومن حميمه طاعة الله. لا والله ما شيء أقر لعين المسلم من أن يرى ولدا، أو ولد ولد، أو أخا، أو حميما مطيعا لله عز وجل.

“Yang ingin dilihat Allah pada hamba Muslim dari istri, saudara, dan sahabat karibnya adalah mereka semua taat kepada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan pandangan mata seorang Muslim, melebihi ketaatan kepada Allah yang ia lihat pada anak, cucu, saudara dan sahabat karibnya.” [Lihat Tafsir Alquran Al ‘Azhim, 10: 333]

Lalu bagaimana jika kita tidak bisa mendidik istri kita karena kita sendiri kurang dalam agama?

Jawabnya, hendaklah suami pun memerbaiki diri. Berusaha untuk memelajari Islam lebih dalam, sehingga ia bisa memeringatkan dan mendidik istrinya di rumah. Lebih maslahat jika istri dididik di rumah dibanding di luar. Itu jika mampu, dan ini jalan yang lebih baik. Jika tidak bisa demikian, hendaklah si suami mengajak istri untuk datang ke majelis ilmu, sebagaimana dirinya pun demikian. Belajarlah dari ilmu dasar, dimulai dari memerbaiki akidah, tauhid, dan memerbaiki amalan ibadah wajib serta ilmu penting lainnya. Dengan demikian rumah akan terhiasi dengan cahaya ilmu, dan itulah yang akan membuat keluarga semakin tentram dan bahagia.

Semoga Allah memudahkan kita untuk mendidik istri dan anak-anak kita dalam hal agama, sehingga kita pun terbebas dari siksa Neraka.

 

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc (Rumaysho)
Sumber https://rumaysho.com/2276-kewajiban-suami-3.html

 

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp:
+61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat