بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
HUKUM MENOLEH KETIKA SEDANG SALAT
 
Syaikh Abdullah alu Jarullah rahimahullah:
 
Dalam hadis lain disebutkan:
 
فَإِنَّ اللَّهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ
 
“Sesungguhnya Allah terus menghadapkan wajah-Nya kepada hamba-Nya tatkala salat, selama hamba tersebut tidak berpaling.” [Sahih (Sahih at-Targhib, 552), HR. At-Tirmidzi (2863)]
 
Menoleh yang terlarang ketika salat ada dua:
 
1️. Berpalingnya hati dari Allah dan memikirkan hal-hal lain.
2️. Berpalingnya pandangan [menoleh dengan mata].
 
Kedua bentuk ini sama-sama terlarang. Allah senantiasa melihat kepada hamba-Nya, selama hamba itu menghadap sepenuhnya kepada Allah di dalam salatnya. Dan ketika ia berpaling, baik dengan hati maupun pandangannya, Allah pun akan berpaling darinya.
 
Nabi Muhammad ﷺ pernah ditanya tentang masalah menoleh ketika salat, beliau menjelaskan:
 
هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ الْعَبْدِ
 
“Itu ialah hasil curian setan dari salat seseorang.” [HR. Al-Bukhari (751)]
 
Dalam riwayat lain:
 
“Jangan sampai kamu menoleh ketika salat, sebab itu kebinasaan.” [Riwayat ini dinilai Dhaif oleh Syaikh Nashir (Dha’if al-Jami’, 2193)]
 
Apabila salah satu di antara kita akan menghadap seorang raja atau pemimpin, maka pasti ia akan berhias untuk menemuinya. Ketika telah bertemu, ia pun menghadap secara totalitas, dengan sepenuh pendengaran dan pandangannya. (Maka ingatlah), bahwa tatkala seseorang salat, ia sedang berdiri di hadapan Allah, Rajanya para raja. Ia sedang bermunajat menggunakan firman-Nya. Allah melihatnya, dan Allah mengetahui yang ia sembunyikan maupun yang ia tampakkan. Maka hendaklah seseorang merasa diawasi oleh Allah dengan menghadirkan kekhusyukan, merendah, disertai dengan rasa cinta, takut, dan harap kepada Allah. Juga dengan diiringi rasa menginginkan (pahala dari-Nya) dan khawatir (dari siksa-Nya).
 
Sesungguhnya ibadah salat, dari berdirinya, rukuknya, sujudnya, bacaan-bacaan zikirnya, dan seluruh gerakannya, semuanya merupakan ibadah kepada Allah. Ibadah yang bermakna ketundukan yang sempurna, kepatuhan penuh, serta penyerahan diri kepada Allah, Penguasa alam semesta, dengan menjalankan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya sepanjang hayat, di setiap waktu dan tempat.
 
Penerjemah: Hari Ahadi [Terjemahan Kutaib al-Khusyuk fish Shalah]
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
HUKUM MENOLEH KETIKA SEDANG SALAT