بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
HATI-HATI TERHADAP KEMATIAN MENDADAK!
 
Kita berada di akhir zaman, banyak terjadi kematian mendadak. Memang itu merupakan salah satu tanda-tanda Hari Kiamat, sebagaimana disebutkan di dalam hadis:
 
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ: مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ: لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ
 
Dari Anas bin Malik, dia meriwayatkan dari Nabi ﷺ, beliau ﷺ bersabda:
“Di antara dekatnya Hari Kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.” [HR Thabarani dalam al-Mu’jamush Shaghir (2/261, no. 1132) Dhiya’ al-Maqdisi dalam al-Ahadis al-Mukhtarah (no. 2326). Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih al-Jami‘ (2/1.026, no. 5.899), Penerbit al-Maktabul-Islami, Cet. 3, Th. 1408 H / 1988 M]
 
Kenyataan di Hadapan Kita
 
Sabda Nabi ﷺ tersebut pada zaman ini benar-benar sudah nyata di hadapan kita. Seseorang yang sehat, kemudian mati tiba-tiba. Orang-orang sekarang menyebutnya dengan “serangan jantung”. Berapa banyak orang yang sedang berolah-raga, dengan maksud meningkatkan kesehatan, namun justru kematian tiba-tiba mendatanginya di lapangan. Berapa banyak orang yang sedang melakukan perjalanan, kemudian terjadi kecelakaan yang tidak diperkirakan, hingga mengantarkan kepada kematian. Berapa banyak orang yang sedang bermaksiat, berzina di suatu tempat, kemudian mendadak sekarat. Atau sebaliknya, orang yang sedang beribadah, kedatangan malakul-maut yang tidak pernah menyelisihi perintah, sehingga orang itu meraih husnul-khatimah. (Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk orang-orang yang meraih husnul khatimah-red).
 
Melihat kenyataan ini, hendaklah masinng-masing dari kita segera memerhatikan dirinya, segera kembali dan bertobat kepada Penguasanya, sebelum kematian itu datang.
 
Nasihat Berharga Imam Bukhari
 
Imam al-Bukhari rahimahullah telah mengingatkan masalah kematian mendadak melalui syairnya, seraya menasihatkan untuk memerbanyak amalan. Beliau rahimahullah berkata:
 
اِغْتَنِمْ فِيْ الْفَرَاغِ فَضْلَ الرُكُوْعِ فَعَسَى أَنْ يَكُوْنَ مَوْتُكَ بَغْتَةْ كَمْ صَحِيْحٍ رَأَيْتَ مِنْ غَيْرِ سُقْمٍ ذَهَبَتْ نَفْسُهُ الصَّحِيْحَةُ فَلْتَةْ
 
“Manfaatkanlah di saat longgar keutamaan rukuk (salat, ibadah); kemungkinan kematianmu datang tiba-tiba. Berapa banyak orang sehat yang engkau lihat tanpa sakit; jiwanya yang sehat pergi dengan mendadak.”
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
“Termasuk perkara yang mengherankan, bahwa beliau (Imam al-Bukhari rahimahullah) mengalaminya (kematian mendadak) atau yang semacamnya.” [Hadyus Sari, hlm. 481. Dinukil dari kitab Asyratus Sa’ah, Syaikh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil, hlm. 199]
 
Nasihat Orang Mulia
 
Seorang yang mulia mengatakan, bahwa banyak di antara kawanku yang telah melepaskan nyawanya di saat mengikuti syahwatnya, menjadi tawanan kenikmatan, dan lalai dari mengingat maut dan hisab (perhitungan amal).
 
Setelah Allah ﷻ memberikan petunjuk kepadaku untuk menaati-Nya, aku segera menemui sahabatku untuk menasihatinya, mengajaknya kepada ketaatan, dan mengancamnya dari kemaksiatan. Tetapi ia hanyalah beralasan dengan keadaannya yang masih muda, ia telah tertipu oleh panjang angan-angan. Maka demi Allah, kematian telah mendatanginya secara mendadak, sehingga hari ini ia telah berada di dalam tanah, terkubur. Dia terbelenggu dengan keburukan-keburukan yang telah ia lakukan. Kenikmatan telah hilang darinya. Penyanyi-penyanyi wanita telah meninggalkannya. Tinggallah berbagai tanggung-jawab di atas lehernya. Dia telah menghadap kepada al-Jabbar (Allah Yang Maha Perkasa), dengan amalan-amalan orang-orang fasik dan durhaka.
 
Semoga Allah melindungiku dan Anda dari catatan amal, seperti catatan amalnya. Dan dari akhir kehidupan, seperti akhir kehidupannya. Maka bertakwalah kepada Allah, wahai hamba Allah. Janganlah engkau seperti dia, sementara engkau tahu bahwa dunia ini telah berjalan ke belakang, dan Akhirat berjalan mendatangi. Ingatlah saat kematian dan perpindahan. Dan (ingatlah) apa-apa yang akan tergambarkan di hadapanmu, berupa keburukan yang banyak, sedangkan kebaikan begitu sedikit. Kebaikan yang ingin engkau amalkan, maka segera amalkan sejak hari ini. Dan apa yang ingin engkau tinggalkan, maka (tinggalkanlah) sejak sekarang. Maka seandainya jika kita telah mati, kita dibiarkan, Sesungguhnya kematian itu merupakan kenyamanan seluruh yang hidup, Tetapi jika kita telah mati, kita pasti dibangkitkan, Dan setelah itu, kita akan ditanya tentang segala sesuatu. [Kitab Ahwalul Qiyamah, hlm. 4-5, secara ringkas. Dinukil dari Mukhtashar Ahkamil Janaiz, karya Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi]
 
Mati Mendadak Tanda Kemurkaan Allah?
 
Semua orang pasti akan menemui kematian. Kematian itu, terkadang diawali dengan tanda-tanda seperti sakit, terkadang kedatangannya mendadak tanpa tanda. Kematian mendadak merupakan tanda kemurkaan Allah ﷻ kepada orang tersebut. Dalam sebuah hadis disebutkan:
 
عَنْ عُبَيْدِ بْنِ خَالِدٍ السُّلَمِىِّ – رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَرَّةً عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ مَرَّةً عَنْ عُبَيْدٍ – قَالَ « مَوْتُ الْفَجْأَةِ أَخْذَةُ أَسَفٍ ».
 
Dari ‘Ubaid bin Khalid as-Sulami, seorang laki-laki dari sahabat Nabi ﷺ, perawi terkadang mengatakan dari Nabi ﷺ, dan terkadang mengatakan dari ‘Ubaid, dia berkata: “Kematian mendadak adalah siksaan yang membawa penyesalan.” [HR Ahmad (no. 15.496, 15.497, 17.924, 17.925), Abu Dawud (no. 3.112), al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra (6.809). Disahihkan oleh al-Albani dalam al-Misykah (no. 1.611) dan Syu’aib al-Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad]
 
Akh-dzatu artinya siksaan atau serangan atau musibah. Sedangkan asaf memiliki dua makna, yaitu kesusahan yang serius dan kemurkaan. Dan para ulama telah menjelaskan, mengapa kematian mendadak merupakan siksaan yang membawa penyesalan.
 
Ali al-Qari rahimahullah berkata: “Yaitu kematian mendadak merupakan dampak dari dampak kemurkaan Allah, sehingga Allah ﷻ tidak membiarkannya bersiap-siap untuk Akhiratnya dengan tobat, dan dengan memersiapkan bekal Akhirat, dan Allah ﷻ tidak memberikannya sakit yang bisa menjadi penghapus dosa-dosanya.” [Dinukil dari ‘Aunul Ma’bud, 8/260]
 
Ibnu Baththal rahimahullah berkata:
“Hal itu, wallahu a’lam, karena di dalam kematian mendadak dikhawatirkan terhalangi dari membuat wasiat, dan tidak memersiapkan untuk (bekal) Akhirat dengan tobat, dan amal-amal saleh lainnya.” [Fathul Bari, 3/254]
 
Akan tetapi bukan berarti semua orang yang mati mendadak merupakan orang yang dimurkai oleh Allah ﷻ. Sesungguhnya hal itu berlaku bagi orang kafir, atau orang yang selalu berada dalam maksiat. Adapun orang Mukmin, yang selalu memersiapkan diri dengan iman yang sahih dan amalan yang saleh, maka kematian mendadak merupakan keringanan baginya.
 
عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ: مَوْتُ الْفُجَاءَةِ تَخْفِيفٌ عَلَى الْمُؤْمِنِ ، وَأَخْذَةُ أَسَفٍ عَلَى الْكَافِرِ
 
Dari ‘Aisyah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang Mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir.” [HR Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf, no. 6.781]
 
Kalimat ini juga diriwayatkan dari perkataan sebagian sahabat:
 
عَنْ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: مَوْتُ الْفُجَاءَةِ تَخْفِيفٌ عَلَى الْمُؤْمِنِ ، وَأَسَفٌ عَلَى الْكَافِرِ
 
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: “Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang Mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir.” [Riwayat Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (no. 6.776), ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (no. 6.782)]
 
Yang dimaksud Mukmin di sini adalah orang Mukmin yang telah memersiapkan diri menghadapi kematian, dan selalu memerhatikannya. Sedangkan orang kafir, maka sangatlah jelas. Karena dengan kematian mendadak, ia tidak sempat bertobat dan memersiapkan diri untuk Akhirat.
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan:
“Telah diriwayatkan dari Imam Ahmad dan sebagian (ulama) Syafi’iyyah tentang tidak disukainya kematian mendadak.
 
Sedangkan Imam Nawawi rahimahullah meriwayatkan dari sebagian orang-orang zaman dahulu, bahwa sekelompok orang dari para nabi dan orang-orang saleh mati mendadak.
 
(Imam) Nawawi rahimahullah berkata: ‘Itu disukai oleh orang-orang yang memerhatikan (akan datangnya kematian)’.”
Aku (al-hafizh) berkata: “Dengan ini dua pendapat itu berkumpul.” [Fathul–Bari, 3/255. Home /Fiqih: Jenazah &…/Awas Kematian Mendadak!]
 
Semoga Allah selalu menolong kita untuk selalu mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan meningkatkan ibadah kita kepada-Nya. Hanya Allah tempat mengadu dan memohon
 
 
Penulis: Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
 
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XVII/1435H/2013M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
HATI-HATI TERHADAP KEMATIAN MENDADAK!
HATI-HATI TERHADAP KEMATIAN MENDADAK!
HATI-HATI TERHADAP KEMATIAN MENDADAK!