بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

HARTA KITA YANG SEBENARNYA
>> Renungan Bagi Penumpuk Harta karena Tamak

Jika direnungi, ternyata harta kita yang sesungguhnya hanya tiga saja. Selebihnya memang harta kita, tetapi hakikatnya bukan harta kita, karena MAYORITAS harta sejatinya hanya kita tumpuk saja, dan bisa jadi BUKAN kita yang menikmati, hanya sekadar dimiliki saja.

Tiga harta sejati yang kita nikmati, itu pun menikmati sementara saja yaitu:

a) Makanan yang kita makan

Makanan yang di kulkas belum tentu kita yang menikmatinya semuanya. Makanan yang di gudang belum tentu kita yang menikmati semua. Uang yang kita simpan untuk beli makanan belum tentu kita yang menikmati.

Ketika menikmati makanan pun ini hanya sesaat dari keseharian kita. Hanya melewati lidah dan kerongkongan sebentar saja.

b) Pakaian yang kita pakai

Termasuk sarana yang kita pakai seperti sepatu, kendaraan, serta rumah kita. Ini yang kita nikmati. Akan tetapi ini pun sementara saja, karena pakaian bisa usang, sedangkan rumah akan diwariskan.

c) Sedekah

Ini adalah harta kita yang sebenarnya. Sangat berguna di Akkhirat kelak. Ini pun berlalu sebentar dari genggaman kita di dunia. Selebihnya, harta yang kita kumpulkan hakikatnya bukan harta kita. Kita tidak menikmatinya, atau hanya menikmati sesaat saja. Misalnya menumpuk harta:

– Rumah ada dua atau tiga, yang kita nikmati utamanya. Hanya satu rumah saja.
– Uang tabungan di bank beratus-ratus juta atau miliyaran, yang kita nikmati hanya sedikit saja. Selebihnya hanya kita simpan.
– Punya kebun yang luas, punya toko yang besar, hanya kita nikmati sesaat saja. Inilah yang dimaksud hadis, harta sejati hanya tiga.

Rasulullah ﷺ bersabda:

ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﺑْﻦُ ﺁﺩَﻡَ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ – ﻗَﺎﻝَ – ﻭَﻫَﻞْ ﻟَﻚَ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺁﺩَﻡَ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻚَ ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻠْﺖَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺴْﺖَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﺖَ ﻓَﺄَﻣْﻀَﻴْﺖَ

“Manusia berkata: ‘Hartaku-hartaku.’
Beliau ﷺ bersabda: ‘Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja?’” [HR. Muslim no. 2958]

Riwayat yang lain:

ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﺛَﻼَﺙٌ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻰ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺲَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻰ ﺃَﻭْ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻓَﺎﻗْﺘَﻨَﻰ ﻭَﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻬُﻮَ ﺫَﺍﻫِﺐٌ ﻭَﺗَﺎﺭِﻛُﻪُ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ

“Hamba berkata: ‘Harta-hartaku.’ Bukankah hartanya itu hanyalah tiga:
• Yang ia makan dan akan sirna,
• Yang ia kenakan dan akan usang,
• Yang ia beri (sedekahkan dll), itulah yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan.
Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.’” [HR. Muslim no. 2959]

BUKAN berarti seorang Muslim harus miskin dan tidak boleh kaya. Tetapi gunakanlah kekayaan tersebut untuk membela agama dan membuat Anda bahagia yang sejati, sebagaimana perintah agama [1]

“Bahagia sejati adalah membuat orang lain bahagia.”

Sebagaimana ungkapan indah

أسعد الناس من أسعد الناس

“As’adunnaasi man as’adan naasa”

“Manusia paling bahagia adalah yang membuat manusia lainnya bahagia.”

Gunakan harta untuk membantu orang lain.
Semakin kaya, semakin dermawan. Bukan semakin meningkatkan gaya hidup.

Tidak lupa harta tersebut kita sisihkan untuk anak-dan cucu kita sebagai warisan yang cukup bagi mereka, agar mereka tidak meminta-minta dan hidup layak.[2]

Semakin tua usia kita harusnya kita sadar, harta yang kita tumpuk akan kita tinggalkan dengan kematian. Bukannya semakin tamak mengumpulkan harta dan melupakan bekal Akhirat.

Inilah yang diingatkan oleh Rasulullah ﷺ:

ﻳَﻬْﺮَﻡُ ﺍﺑْﻦُ ﺁﺩَﻡَ ﻭَﺗَﺒْﻘَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﺍﺛْﻨَﺘَﺎﻥِ ﺍﻟْﺤِﺮْﺹُ ﻭَﺍﻷَﻣَﻞُ

“Jika manusia berada di USIA TUA, ada dua hal yang tersisa baginya:
• Sifat TAMAK, dan
• Banyak angan angan.” [HR. Ahmad, 3: 115, disahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth]

Terlalu banyak dalil mengenai fitnah/ujian harta, yang membuat manusia lalai dan lupa akan Akhirat. Semoga kita dilindungi dari fitnah ini. Aamiin

Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com

Catatan Kaki:

[1] Sesuai hadis:

ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍْﻷَﻋْﻤَﺎﻝِ ﺃَﻥْ ﺗُﺪْﺧِﻞَ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺧِﻴْﻚَ ﺍْﻟﻤـُﺆْﻣِﻦِ ﺳُﺮُﻭْﺭًﺍ

“Seutama-utama amal adalah engkau memasukkan kebahagiaan kepada saudaramu yang Mukmin.” [HR Ibnu Abi ad-Dunya]

[2] Sebagaimana hadis:

ﺇِﻧَّﻚَ ﺃَﻥْ ﺗَﺬَﺭَ ﻭَﺭَﺛَﺘَﻚَ ﺃَﻏْﻨِﻴَﺎﺀَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﺗَﺬَﺭَﻫُﻢْ ﻋَﺎﻟَﺔً ﻳَﺘَﻜَﻔَّﻔُﻮﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ

“Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu kaya, itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, sehingga mereka terpaksa meminta-minta kepada sesama manusia.” [HR. Bukhari]

Sumber: https://muslimafiyah.com/harta-kita-yang-sebenarnya-dan-renungkan-bagi-penumpuk-harta-karena-tamak.html

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat