بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

 

HADIS DHAIF DOA  ANTARA DUDUK ISTIRAHAT KETIKA SALAT TARAWIH

 
Ada doa antara Salat Tarawih yang dua atau empat rakaat seperti berikut: Asyhadu alla ilaaha illallah wa astaghfirullah wa as-alukal jannah wa a’udzu bika minan naar.
 
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
 
Artinya:
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan aku memohon ampunan pada Allah. Aku meminta Surga dan meminta perlindungan dari Neraka.”
 
فَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، خَصْلَتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبُّكُمْ، وَخَصْلَتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا، أَمَّا الخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبُّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا الخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَتَسَأَلُوْنَ الجَنَّةَ، وَتَعُوْذُوْنَ مِنَ النَّارِ
 
“Perbanyaklah melakukan empat hal pada waktu Ramadan. Dengan dua hal kalian akan mendapatkan rida dari Rabb kalian, dua hal lainnya sangat kalian butuhkan. Dua hal yang dengannya kalian mendapatkan rida Rabb kalian adalah syahadat Laa ilaaha illallaah dan beristigfar kepada-Nya. Adapun dua hal yang sangat kalian butuhkan adalah kalian meminta Surga dan memohon perlindungan dari Neraka.”
 
Kesimpulan Syaikh Al-Albani, hadis ini adalah hadis MUNKAR. [Silsilah Al-Ahadis Adh-Dhaifah no. 871, 2: 263]
 
Dalam Silsilah Al-Ahadis Adh-Dhaifah dijelaskan:
“Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Muhamili dalam Al-Amali (jilid 5, no.50) dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya (no. 1887). Ibnu Khuzaimah berkomentar: ‘Andaikan Shahih, bisa menjadi dalil.’ Juga diriwayatkan oleh Al-Wahidi dalam Al-Wasith (1: 640). Sanad hadis ini Dhaif karena adanya sanad dari ‘Ali bin Zaid bin Jada’an, dari Sa’id bin Al-Musayyib, dari Salman Al-Farisi, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ berkhutbah di hari terakhir Syaban, lantas disebutkan hadis tersebut. ‘Ali bin Zaid bin Jada’an itu Dhaif, sebagaimana keterangan Imam Ahmad dan yang lainnya. Imam Ibnu Khuzaimah telah menjelaskan, ‘Saya tidak menjadikan perawi ini sebagai dalil, karena hafalannya jelek.’” [Silsilah Al-Ahadis Adh-Dhaifah, 2: 263]
 
Konteks hadis secara lebih lengkap memang membicarakan tentang Ramadan. Namun zikir di atas tidak disebutkan secara khusus untuk Salat Tarawih. Sehingga mengkhususkan untuk zikir Salat Tarawih saja adalah sesuatu yang mengada-ada. Silakan lihat hadis secara lengkap dalam Silsilah Al-Ahadis Adh-Dhaifah no. 871 karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah. Apalagi dilihat dari kesimpulan, hadis tersebut munkar, atau masuk golongan hadis yang lemah. Menurut pendapat paling kuat, hadis lemah, tidak bisa diamalkan.
 
Adapun jika doa yang dibaca adalah doa:
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.” Doa tersebut yang tepat dibaca pada waktu yang diharap terdapat Lailatul Qadar. Lailatul Qadar sendiri terjadi pada sepuluh hari terakhir Ramadan.
 
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
 
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Aku pernah bertanya pada ﷺ, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul ﷺ, “Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya:Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” [HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini Hasan Shahih. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini Shahih).
 
Hadis ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab “Keutamaan Meminta Maaf dan Ampunan Pada Allah”. Hadis di atas disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadis no. 706.
 
Kesimpulannya, tidak ada bacaan khusus di Salat Tarawih antara duduk istirahat.
 
Lantas apa yang dibaca setelah selesai Salat Witir?
 
Pertama:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
 
“SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS
 
Artinya:
Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan (dibaca tiga kali, ucapan ketiga dipanjangkan), lalu membaca:
 
رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
 
ROBBIL MALAAIKATI WAR RUUH
 
Artinya:
Tuhan para malaikat dan ar-Ruh. [HR. Abu Daud no. 1430, An-Nasai no. 1735, dan Ahmad 3: 406. Al-Hafizh Abu Thahir mengatkaan bahwa sanad hadis ini Shahih]
 
Kedua:
 
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
 
ALLAHUMMA INNI A’UDZU BI RIDHOOKA MIN SAKHOTIK WA BI MU’AFAATIKA MIN ‘UQUBATIK, WA A’UDZU BIKA MINKA LAA UH-SHI TSANAA-AN ‘ALAIK, ANTA KAMAA ATSNAITA ‘ALA NAFSIK
Artinya:
Ya Allah, aku berlindung dengan keridaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan kesalamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri. [HR. Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa-i dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini Shahih]
 
Semoga bermanfaat, wallahu waliyyut taufiq.
Hanya Allah yang memberi taufik.
 
Referensi:
Silsilah Al-Ahadis Ash-Shahihah. Cetakan kedua, tahun 1420 H. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Penerbit Maktabah Al-Ma’arif.
 
 
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

 

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

 

#doadzikir #doazikir #doasesudahshalatWitir #Ramadan #Ramadhan #doasetelahshalatWitir #doaWitir #Witir #Taraweh #Tarawih #adabTarawih #hadisdhaif #hadisdlaif #doaantaradudukistirahat #doadhaif #doadlaif