بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
FUTUR PENYEBAB MALAS BERIBADAH
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ عملٍ شِرَّةً ، ولِكُلِّ شِرَّةٍ فترةٌ ، فمنْ كان فترتُهُ إلى سنتي فقدِ اهتدى ، ومَنْ كانَتْ إِلى غيرِ ذَلِكَ فقدْ هَلَكَ
“Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai masa semangat, dan setiap masa semangat mempunyai masa jenuh. Barang siapa masa jenuhnya kepada “SUNNAHKU,” maka sungguh ia telah mendapat petunjuk. Dan barangsiapa masa jenuhnya kepada yang selain itu (BIDAH), maka sungguh ia telah binasa.” [HR. Ahmad no. 6764, Ibnu Khuzaimah no. 2105 dan Ibnu Hibban no. 11, hadits dari Abdullah bin ‘Amr, Shahiihul Jaami’ no. 2152]
Futur dalam usahanya untuk memeroleh dan mengamalkan ilmu. Futur yaitu rasa malas, enggan, lamban dan tidak semangat, padahal sebelumnya ia rajin, bersungguh-sungguh dan penuh semangat. Futur adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para dai dan penuntut ilmu, sehingga menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan. Misalnya futur dalam menuntut ilmu syari, futur dalam aktivitas dakwah, futur dalam beribadah kepada Allah dan lainnya.
Penyakit futur bisa mengenai siapa saja. Padahal hidup kita teramat singkat untuk mengumpulkan bekal perjalanan panjang setelah mati. Dan akhir perjalanan ini hanya ada dua kemungkinan, Surga yang kita tuju atau tersesat ke Neraka.
Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
الناس منذ خلقوا لم يزالوا مسافرين وليس لهم حط عن رحالهم إلا في الجنة أو النار
“Manusia sejak diciptakan tidak henti-hentinya sebagai musafir, dan tidak ada batas akhir perjalanan mereka kecuali di Surga atau Neraka.” [Al-Fawaaid: 400]
Orang yang terkena penyakit futur ini ada tiga golongan:
1. Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur, dan golongan ini banyak sekali.
2. Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.
3. Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit.
Futur memiliki banyak dan bermacam-macam sebab. Apabila seorang Muslim selamat dari sebagiannya, maka sedikit sekali kemungkinan selamat dari yang lainnya. Sebab-sebab ini sebagiannya ada yang bersifat umum, dan ada yang bersifat khusus.
Di antara sebab-sebab futur:
1. Hilangnya keikhlasan
2. Lemah dalam menuntut ilmu syari
Dampak Buruk Menjauh dari Majelis Ilmu
Menjauh dari majelis ilmu dan pertemuan dengan para ikhwah serta menjauh dari kunjungan-kunjungan dakwah dapat mengeraskan hati.
Al Hasan al Bashri berkata:
“Sahabat-sahabat kami lebih mahal daripada keluarga kami. Keluarga kami mengingatkan kami kepada dunia, sedangkan sahabat-sahabat kami mengingatkan kami kepada Akhirat.”
Usahakan selalu hadir di majelis ilmu atau minimal 2 (dua) majelis ilmu dalam sepekan di masjid.
Jika Anda beranggapan mendengar kaset (atau radio) saja sudah cukup, maka Anda keliru.
Sesungguhnya Anda butuh hadir di masjid, karena ketika Anda duduk di majelis ilmu dalam masjid:
1. Para malaikat akan mengelilingimu,
2. Sakinah (ketenangan) akan menaungimu,
3. Rahmat akan turun kepadamu dan
4. Allah akan memujimu di hadapan para malaikat-Nya.
Demi Allah, ini sesuatu yang lain dari yang lain. Oleh karena itu engkau dapati kebanyakan orang-orang yang tergelincir adalah orang-orang yang melalaikan majelis ilmu.
Rutinlah hadir di majelis ilmu. Jagalah dan ikutilah jadwal-jadwalnya setiap pekan, niscaya engkau memeroleh semangat keimanan yang baru.
Jika di sana terdapat kekurangan, maka akan segera membaik. Atau bila terdapat retak, pasti tertutupi insya Allah.
Rahasianya, ketika engkau hadir di majelis-majelis ilmu, keimananmu akan meningkat.
Kami dahulu selalu menyertai para masyaaikh di awal iltizam. Lalu salah seorang sahabat kami absen.
Syaikh bertanya tentangnya, mereka berkata:
“Ia sedang asyik membaca sebuah kitab sehingga tidak bisa datang.”
Syaikh berkata: “Kabarkan kepadanya bahwa pertemuanmu dengan sahabat-sahabatmu akan menambah keimanan dalam hatimu, lebih banyak daripada engkau membaca kitab seorang diri.”
Memang benar, hadir di majelis-majelis ilmu untuk mencari berkah. Barangkali ada salah seorang hadirin yang mustajab doanya. Apabila ia mengaminkan doa syaikh, niscaya akan dikabulkan doanya, dan Allah akan merahmati seluruh hadirin. Dengan begitu engkau akan memeroleh kemenangan yang besar.
Dalam hadis disebutkan:
هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ
“Mereka adalah satu kaum yang tidak akan rugi, orang-orang yang bermajelis dengan mereka.” [Muttafaq ‘alihi]
Oleh karena itu, seorang sahabat Nabi ﷺ berkata kepada temannya: “Bergabunglah bersama kami, kita meningkatkan iman sesaat.”
Janganlah berpaling, karena Allah akan berpaling darimu.
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
Jika kamu melewati taman-taman Surga, maka singgahlah dengan senang.”
Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman Surga itu?”
Rasulullah ﷺ menjawab: ”Halaqah zikir (Majelis Ilmu)” [HR Tirmidzi, no. 3510, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2562]
Sumber: Min Asbaab Al-Futur wa ‘Ilaajuhu karya Muhammad Husain Ya’qub
Di antara sebab-sebab munculnya penyakit futur adalah sebagai berikut:
1). Hilangnya keikhlasan.
2). Lemahnya ilmu Syari.
3). Kecintaan hati yang besar kepada dunia, dan banyak melupakan Akhirat.
4). Fitnah (cobaan) berupa istri dan anak.
5). Hidup di tengah masyarakat yang rusak.
6). Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dalam meraih kebaikan.
7). Melakukan dosa serta memakan makanan yang haram.
8). Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah).
9). Lemahnya iman.
10). Menyendiri, dan tidak mau bergabung dengan saudara seiman yang lainnya, saling tolong menolong dalam kebaikan.
11). Lemahnya pendidikan (tarbiyyah) imaniyyah.
Futur adalah penyakit yang sangat ganas. Namun tidaklah Allah menurunkan penyakit, melainkan Dia pun menurunkan obatnya. Akan mengetahui orang-orang yang mau mengetahuinya, dan tidak akan mengetahui orang-orang yang enggan mengetahuinya.
Di antara obat penyakit futur adalah:
1. Memperbaharui keimanan. Yaitu dengan menauhidkan Allah dan memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan, serta memerbanyak ibadah, menjaga salat wajib yang lima waktu dengan berjamaah di masjid, mengerjakan salat-salat sunnah Rawatib, melakukan salat Tahajjud dan Witir. Begitu juga dengan bersedekah, silaturahmi, berbakti kepada kedua orang tua, dan lain-lain dari amal-amal ketaatan.
Pertanda Bahwa Kita Sedang Lemah Iman
Asy-Syaikh Muhammad bin Saleh al-‘Utsaimin rahimahullah berkata:
وكلما ضعف الإيمان خفت المعصية في قلب الإنسان ورآها أمرا هينا، يتهاون ويتكاسل عن الواجب ولا يبالي، لأنه ضعيف الإيمان
“Tiap kali iman melemah, maka saat itu akan terasa sepele kemaksiatan dalam hati seseorang. Dia menganggap maksiat itu hal ringan. (Juga akan) meremehkan serta bermalas-malasan dalam perkara wajib. Dia tidak mau peduli dengan kewajiban, karena dia lemah iman.” [Syarah Riyadhus Salehin, I/496]
2. Merasa selalu diawasi Allah taala dan banyak berzikir kepada-Nya
3. Ikhlas dan bertakwa
4. Menyucikan hati (dari kotoran syirik, bidah dan kemaksiatan)
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:
تالله ما عدا عليك العدو إلا بعد أن تولى عنك الولي، فلا تظن أن الشيطان غلب؛ ولكن الحافظَ أعرض!
“Demi Allah, tidaklah musuh berbuat jahat terhadapmu, kecuali setelah Sang Pelindung (Allah) meninggalkanmu. Jadi jangan menyangka bahwa setan yang menang, tetapi karena Sang Pelindung berpaling.” [Al-Fawaid, jilid 1 hlm. 68]
5. Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah ilmiyyah dan dauroh-dauoroh syariyyah.
Hidup lama di masa wabah tanpa siraman rohani, adalah musibah berikutnya (Waspadalah !)
Allah taala mengingatkan:
( وَلَا یَكُونُوا۟ كَٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡكِتَـٰب
مِن قَبۡلُ فَطَالَ عَلَیۡهِمُ ٱلۡأَمَدُ فَقَسَتۡ
قُلُوبُهُمۡۖ وَكَثِیرٌ مِّنۡهُمۡ فَـٰسِقُون َ)
“Dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.” [QS. Al-Hadid 16]
Asy-Syaikh As-Sa’diy (rahimahullah) menjelaskan:
“(Artinya): Janganlah mereka menjadi seperti orang-orang yang Allah taala telah menurunkan Al-Kitab kepada mereka agar mereka memeroleh kekhusyuan hati dan ketundukan yang sempurna, namun mereka tidak istiqamah dan kokoh di atasnya.
Bahkan ketika mereka menjalani masa yang panjang dan terus-menerus dalam kelalaian, rapuhlah iman dan keyakinan mereka {…sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang yang fasik}.
Maka kalbu butuh untuk diingatkan setiap saat dengan (ayat-ayat) yang diturunkan oleh Allah taala. Dan butuh untuk disampaikan kalimat hikmah kepadanya. Dan tidak sepantasnya kita lalai dari hal ini.
Maka lalai dari peringatan ini, akan menjadi sebab kerasnya kalbu dan bekunya air mata…” [Taisiirul-kariimir-rohmaan]
6. Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri
7. Mencari teman yang baik (saleh)
8. Memerbanyak mengingat kematian dan takut terhadap su’ul khatimah (akhir kehidupan yang jelek)
9. Sabar dan belajar untuk sabar
10. Berdoa dan memohon pertolongan Allah. [Menuntut Ilmu, Jalan Menuju Sourga karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas]
Adapun kiat-kiat untuk mnghindari penyakit futur tersebut di antaranya adalah:
1. Selalu berusaha mengikhlaskan niat
2. Selalu beramal saleh sesuai syariat
3. Selalu menuntut ilmu yang bermanfaat
4. Dunia di tangan serta Akhirat di hati
5. Meninggalkan dosa serta maksiat
6. Rumah tinggal di lingkungan yang baik
7. Membaca sirah Nabi ﷺ dan Salaf
8. Sabar menjalankan Sunnah Nabi ﷺ
9. Tidak menyendiri (tanpa berjamaah)
10. Sering melihat tanda kekuasaan Allah
11. Sering mengingat pedihnya azab Allah
12. Bertemanlah dengan orang-orang yang saleh, bertakwa, dan terlihat sekali pada diri mereka rasa takut yang tinggi kepada Allah. Karena teman sangat berpengaruh terhadap agama, akhlak, serta ibadah seseorang
13. Berusahalah memiliki pasangan hidup yang saleh atau salehah, yang diharapkan nantinya akan membantu dan mengingatkan kembali kepada Allah ﷻ
14. Mencari guru yang nasihatnya selalu membekas dan memberikan sentuhan rasa takut kepada Allah, serta ingat akan Akhirat
15. Sering mendatangi majelis taklim yang khusus membahas tentang tazkiyatun nafs, yang diharapkan nantinya dapat menggugah dan menggetarkan jiwa yang sedang futur
16. Seringkali membaca kisah-kisah akhir hayat dan siksa kubur dari pelaku dosa dan maksiat serta para penghuni api Neraka
17. Seringkali ziarah kubur untuk mengingat kematian, melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut, sedang tertimpa musibah dll
18. Senantiasa memanfaatkan waktu untuk perkara yang bermanfaat, dan tidak melihat atau mendatangi sesuatu yang nantinya bisa menyebabkan iman akan tergoda dan futur
19. Banyak berdoa agar mampu istiqamah, membaca istighfar dan zikir, serta berlindung kepada Allah taala dari gangguan setan
20. Beristirahatlah beberapa waktu dengan tetap terus menjaga diri dari kemaksiatan. Misalnya refreshing untuk mengembalikan semangat, berwisata bersama keluarga dll [sumber: instagram Ustadz Najmi Umar Bakkar]
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
https://nasihatsahabat.com/kiat-mengobati-futur-dan-malas-menuntut-ilmu-agama/https://rumaysho.com/3312-semangat-kendor-dalam-ibadah.html
FUTUR PENYEBAB MALAS BERIBADAH
FUTUR PENYEBAB MALAS BERIBADAH
FUTUR PENYEBAB MALAS BERIBADAH
FUTUR PENYEBAB MALAS BERIBADAH
Leave A Comment