بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
DUKUN BERKEDOK USTADZ
 
Hanya Allah ﷻ yang mengetahui perkara gaib secara mutlak.
Para rasul dan nabi Allah ﷻ adalah hamba-hamba-Nya yang tidak mengetahui yang gaib, kecuali yang telah diberitakan kepada mereka.
Rasulullah ﷺ adalah utusan-Nya. Insan yang dipilih oleh Allah ﷻ untuk mengemban risalah Ilahi kepada seluruh umat manusia. Kedudukan beliau sangat tinggi di sisi-Nya. Sungguhpun demikian, beliau ﷺ tidak mengetahui perkara gaib, apalagi orang yang derajatnya di bawah beliau.
Jika Rasulullah ﷺ mengetahui beberapa perkara gaib setelah diberitahu oleh Allah ﷻ, maka tidak boleh dikatakan bahwa beliau mengetahui yang gaib secara mutlak.
 
Jadi sesungguhnya pengetahuan terhadap perkara gaib termasuk hal yang menjadi rahasia Allah ﷻ. Termasuk sifat Allah paling khusus, yang tidak ada seorang makhluk pun yang dapat menyamai-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
 
وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
 
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan. Dan tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” [QS. Al An’am: 59]
 
Dan Allah berfirman kepada Nabi-Nya:
 
قُل لَّآ أَمْلِكُ لِنَفْسِى نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ لَٱسْتَكْثَرْتُ مِنَ ٱلْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِىَ ٱلسُّوٓءُ ۚ إِنْ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
 
“Katakanlah, ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku, dan tidak (pula) menolak kemudharatan, kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya, dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman’.” [QS. Al A’raf: 188]
 
Jika Nabi ﷺ saja tidak mengetahui perkara gaib, bahkan dengan terus terang beliau ﷺ menafikan hal itu atas dirinya, maka orang selain beliau pasti tidak lebih tahu. Karena beliau ﷺ lebih berhak daripada mereka. Beliau ﷺ adalah anak keturunan Adam yang paling afdal secara mutlak. Ketika ada nash yang menyatakan bahwa beliau tidak mengetahui perkara gaib, maka selain beliau pasti lebih tidak tahu lagi.
 
Wallahu ta’ala a’lam.
 
 
Sumber:
Dan lain-lain
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
DUKUN BERKEDOK USTADZ