بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

DOA SEBELUM TIDUR BERISI PERMINTAAN SELAMAT DARI SIKSA PADA HARI KIAMAT
 
Berikut ini adalah doa sebelum tidur yang singkat namun kandungannya luar biasa:
 
وَعَنْ حُذَيْفَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْقُدَ، وَضَعَ يَدَهُ اليُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ. رَوَاهُ التِّرْمِذِي، وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
وَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ؛ مِنْ رِوَايَةِ حَفْصَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، وَفِيْهِ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.
 
 
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya kemudian mengucapkan:
 
اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
 
ALLOHUMMA QINII ‘ADZAABAK, YAWMA TAB’ATSU ‘IBAADAK.
 
Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksaan-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu (yaitu pada Hari Kiamat).” [HR. Tirmidzi, dan ia berkata hadis ini Hasan]
 
Diriwayatkan dari Abu Daud, dari riwayat Hafshah radhiyallahu ‘anha, di dalamnya ada tambahan dibaca sebanyak tiga kali.
 
[HR. Tirmidzi, no. 3398 dan Abu Daud, no. 5045. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadis ini Sahih. Syaikh Al-Albani mengkritik tentang penyebutan zikir ini tiga kali. Yang tepat riwayat tersebut TANPA penyebutan tiga kali. Lihat Silsilah Al-Ahadis Ash-Shahihah, no. 2754, 6:588]
 
Faidah Hadis:
 
1. Disunnahkan tidur pada sisi kanan.
 
2. Doa ini menunjukkan betapa tunduknya Nabi ﷺ kepada Allah. Ini mengajarkan agar kita tidak merasa aman dari makar Allah. Tidaklah seseorang merasa aman dari makar Allah, melainkan orang-orang yang merugi.
 
3. Adanya Hari Berbangkit dan Hari Kembali. Hal ini menunjukkan bahwa kita akan kembali kepada Allah, dan setiap orang akan dihisab. Siapa yang mendapatkan kebaikan, sudah sepantasnya ia memuji Allah. Siapa yang mendapatkan selain kebaikan, maka sudah sepantasnya ia mencela dirinya sendiri.
 
 

Referensi:

  • Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  • Silsilah Al-Ahadis Ash-Shahihah. Cetakan Kedua, Tahun 1415 H. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Penerbit Maktabah Al-Ma’arif.
 
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
[Artikel Rumaysho.Com]
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
#doasebelumtidur #adabtidur #doamintaselamatdarisiksadiHariKiamat #zikirsebelumtidur
Baca juga: