بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

DOA MEMOHON PERLINDUNGAN DARI SYIRIK

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

AllaHumma inni a`udzu bika an ushrika bika wa anaa a`lamu, wa astaghfiruka limaa laa a`lamu.

Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan (syirik) yang menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui.

Dalam hadis, Ma’qil bin Yasar radhiyallahu anhu berkata:
“Aku bertolak bersama Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu menuju Nabi ﷺ, lalu beliau ﷺ bersabda: “Wahai Abu Bakar! Sungguh, syirik di tengah kalian itu lebih tersembunyi daripada semut yang merayap.”
Lalu Abu Bakar radhiyallahu anhu berkata: “Bukankah makna syirik adalah kala seseorang menjadikan ada Sesembahan lain selain Allah?”
Nabi ﷺ menjawab: “Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Sungguh, syirik itu lebih tersembunyi daripada semut yang merayap. Maukah aku tunjukkan sesuatu kepadamu, yang bila mana engkau mengucapkannya, maka kesyirikan pun akan lenyap darimu, baik syirik yang sedikit (yang kecil) maupun banyak (besar)? Katakanlah: (lalu Rasulullah ﷺ menyebutkan doa di atas). [HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad]

Maksud dari syirik yang tidak kentara di sini adalah riya’, sumah dan ujub. Perangai-perangai tercela ini tidak akan enyah dari diri seseorang, selama ia tidak memahami kadar dirinya. Adapun bila tahu hakikat dirinya, ia akan sadar bahwa semua pujian hanyalah milik Allah. [Fadhlullah ash-Shamad 2/394]

Karena itu, banyak ahli ilmu yang tidak mampu mengenali petaka darinya (bahaya syirik tersembunyi), apalagi orang-orang awam.

Tidak jarang penyakit ini menjangkiti kalangan ulama dan ahli ibadah. Tak sedikit di antara mereka yang telah bersusah payah menundukkan gejolak nafsunya, menjaga diri dari terpaan syubhat, menenggelamkan diri dalam telaga ibadah, tampak padanya goresan amal dan ilmunya, namun seolah ia ingin pula menikmati jerih payah mujahadahnya seketika, dengan merasa puas dan senang terhadap perlakuan dan pujian manusia kepadanya. Seolah ia tidak puas dengan pandangan dan pujian Allah terhadapnya. Ia tahu, bahwa dengan selalu menjaga ketaatan, maka banjir pujian akan selalu menghampiri. Orang-orang pun akan selalu memberinya tempat istimewa dalam berbagai forum. Jiwanya pun memandang, bahwa meninggalkan maksiat adalah hal yang remeh, dan menetapi jalan ibadah adalah hal yang mudah. Sebab ia tahu, betapa besar kelezatan dan nikmat yang ia dapatkan dari pandangan manusia kepadanya. Ia menyangka hidupnya adalah karena Allah, dan dalam ibadah yang diridai-Nya. Padahal hidupnya tidak lain adalah karena motif kenikmatan semu semata. Semoga Allah menjaga keikhlasan kita.

Maka Rasulullah ﷺ pun mengajarkan doa ini, agar kita terhindar dari segala kesyirikan. Terutama bila hati ini terpaku dan bergantung pada sebab-sebab materi, lupa bahwa Allah-lah yang menciptakan sebab tersebut. Bila kita meminta perlindungan kepada Allah, Allah pun akan melindungi kita. Karena Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang bersandar dan memautkan hatinya hanya kepada-Nya.

Lihat Syarh Shahih Al-Adab al-Mufrad oleh Syaikh Husain bin Audah al-Awayisah 2/ 393.

 

Sumber: https://almanhaj.or.id/9809-memohon-perlindungan-dari-syirik.html

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat