Bismillah
 
DOA MEMOHON ILMU YANG BERMANFAAT DAN BERLINDUNG DARI ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT
 
Dalam Alquran, Allah ﷻ memuji orang-orang yang berilmu. Sanjungan-sanjungan tersebut hanya ditujukan bagi mereka yang mendalami ilmuddin (ilmu agama), ilmu yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Itulah sumber kebaikan yang hakiki dan murni.
 
Kebaikan ini sangat penting bagi seseorang di dunia ini. Dengan berilmu, seseorang akan mengetahui kebaikan-kebaikan yang banyak. Tak mengherankan bila Allah ﷻ menyuruh Rasul-Nya ﷺ yang mulia untuk memohon tambahan ilmu. Allah ﷻ berfirman:
 
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
 
Wa qola Robbi zidnii ‘ilmaa.
 
Artinya:
Dan katakanlah :”Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. [Thaha/20:114]
Ayat di atas dinyatakan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam kitabnya (al-Fat-h, 1/187) sangat jelas berindikasi tentang keutamaan ilmu yang sangat besar. Sebab Allah ﷻ tidak pernah memerintahkan Nabi-Nya ﷺ untuk meminta tambahan apapun selain tambahan ilmu
 
Syaikh as-Sa’di rahimahullah menjelaskan alasan mengapa Rasulullah ﷺ , hamba Allah yang paling berilmu tentang Allah ﷻ , diperintahkan untuk berdoa memohon tambahan ilmu. Kata beliau: “Sesungguhnya ilmu adalah kebaikan. Dan limpahan kebaikan memang dibutuhkan. Ilmu itu sendiri berasal dari Allah ﷻ. Dan cara untuk menggapainya ialah dengan keseriusan, antusiasme besar kepada ilmu, memintanya dan memohon bantuan kepada Allah ﷻ serta menghinakan diri kepada-Nya pada setiap saat. Demikian penuturan beliau dalam tafsirnya (hal. 551)
 
Sebagai pelaksanaan dari perintah di atas, di antara doa yang beliau ﷺ panjatkan berbunyi:
 
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي, وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ, وَ زِدْنِيْ عِلْمًا
 
Allahumman-fa’niy bimaa ‘allamtaniy wa ‘allimiy maa yanfa’uniy, wa zidniy ‘ilman.
 
Artinya:
“Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku. Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.” [HR. at-Tirmidzi:3599, dan Ibnu Majah:251, 3833]
 
Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berkata: “Beliau (Rasulullah ﷺ) senantiasa berada dalam tambahan ilmu sampai beliau wafat”. [Tafsir Ibnu Katsir 5/312].
 
Perhatian besar terhadap masalah penting ini juga menjadi bagian kehidupan generasi Salaf. Mereka memohon tambahan ilmu dari Allah ﷻ al’Alim al-Khabir. ‘Abd bin Humaid rahimahullah dan Sa’id bin Manshur rahimahullah meriwayatkan bahwa ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah berdoa:
 
اَللَّهُمَّ زِدْنِيْ إِيْمَاناً وَفِقْهاً وَيَقِيْناً وَعِلْماً
 
Artinya:
Ya Allah, berilah aku tambahan iman, pemahaman, keyakinan dan ilmu.
 
Seorang Muslim sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ senantiasa diperintahkan agar memohon tambahan ilmu. Juga karena ilmu ibarat lautan yang tak pernah bertepi, semakin dalam seseorang mengarunginya, semakin sadar betapa dangkal apa yang telah ia mengerti.
 
Doa Berlindung dari Ilmu Yang Tidak Bermanfaat
 
Rasulullah ﷺ memohon perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat. Beliau ﷺ berdoa:
 
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَ مِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
 
Allahumma inniy a’udzubika min ‘ilmin laa yanfa’, wa min qolbin laa yakhsya’, wa min nafsin laa tasyba’, wa min da’watin laa yustajaabu lahaa.
 
Artinya:
“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.” [HR. Muslim:2722, an-Nasa’i VIII/260). (171)]
 
Demikianlah seorang hamba akan selalu berada dalam naungan kebaikan selama ia tekun mempelajari hal-hal yang bermanfaat dan dapat memanfaatkan apa yang ia ketahui, serta senantiasa menjaga semangat untuk tidak puas dengan apa yang telah diketahui sampai menghadap Allah ﷻ.
 
 
Sumber: Fiqhul Ad’iyah 4/111 dan lainnya