بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

DOA-DOA YANG MUSTAJAB
Oleh: Syaikh Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani

Setiap orang yang melakukan doa dengan memenuhi persyaratannya, dan menjauhi penghalang terkabulnya doa, mengamalkan adab-adabnya, serta mencari waktu yang mustajab/dikabulkan dan tempat-tempat yang mulia, maka dia termasuk orang-orang yang dikabulkan oleh Allah doanya. Rasulullah ﷺ telah menjelaskan berbagai macam orang yang mewujudkan syarat-syarat tersebut, lalu Allah mengabulkan doa mereka, di antara mereka itu adalah:

  1. Doa Seorang Muslim Untuk Saudaranya Yang Muslim Yang Tidak Ada Di Hadapannya

Dari Ummu Darda radhiyallahu anha, telah berkata kepada Sofwan: “Apakah kamu hendak berhaji tahun ini? Lalu aku berkata: ‘Ya.’ Berkata Ummu Darda: ‘Berdoalah kepada Allah untuk kami dengan kebaikan, maka sesungguhnya Nabi ﷺ telah bersabda:

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat. Setiap dia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, berkata malaikat yang bertugas dengannya: ‘Aamiin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu juga.” (HR. Muslim).
Dari dari Abu Darda radhiyallahu anhu, dari Nabi ﷺ bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Tidaklah ada seorang hamba Muslim, mendoakan saudaranya yang tidak berada di hadapannya, kecuali malaikat akan berkata: ‘Dan bagimu sepertinya.’ (HR. Muslim).

  1. Doa Orang Yang Dizalimi

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi ﷺ telah mengutus Mu’adz radhiyallahu anhu ke negeri Yaman, dan beliau ﷺ berwasiat kepadanya. Salah satunya adalah sabdanya:

وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Dan berhati-hatilah kamu dengan doa orang yang dizalimi. Maka sesungguhnya tidak ada pembatas antara dia dengan Allah. ” (HR. al-Bukhari).
Dan di antara doa yang dikabulkan adalah kisah Sa’ad radhiyallahu anhu dengan Abu Sa’dah pada saat orang bertanya kepadanya tentang Sa’ad: “Adapun apa yang kamu adukan/keluhkan pada kami, sesungguhnya Sa’ad adalah orang yang tidak berjalan bersama rombongan perang. Tidaklah dia orang yang membagi dengan rata, dan tidaklah dia berbuat adil dalam memutuskan perkara.” Lalu Sa’ad berkata: “Demi Allah, sungguh aku akan mendoakan dengan tiga perkara:
Ya Allah, jika hamba-Mu ini dusta, melakukan ini karena riya’ dan hanya ingin dikenal orang, maka panjangkanlah umurnya, panjangkanlah kefakirannya dan jadikanlah dia sasaran fitnah-fitnah.”

Dan setelah itu jika dia ditanya, dia berkata: “Orang tua yang terkena fitnah, dan telah menimpaku doanya Sa’ad.” Berkata Abdul Malik: “Maka aku telah melihatnya (Abu Sa’dah) berjatuhan kedua alis matanya karena terlalu tuanya. Dan sesungguhnya dia telah menjadikan budak-budak perempuan di jalan dan bermain-main dengannya atau meraba-raba dengan tangannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Arwa binti Uwais telah berselisih paham dengan Sa’id Ibnu Zaid radhiyallahu anhu di hadapan Marwan Ibnu Hakam. Arwa menuduh bahwa Sa’id telah mengambil sebagian dari tanahnya. Said berkata: “Apakah aku akan mengambil tanahnya, setelah aku mendengar perkataan dari Rasulullah ﷺ? Lalu (Marwan) berkata: “Apa yang kamu dengar dari Rasulullah ﷺ?” Beliau berkata: “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنْ الْأَرْضِ بِغَيْرِ حَقِّهِ طُوِّقَهُ فِي سَبْعِ أَرَضِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang mengambil sejengkal tanah yang bukan hak-nya, maka dia akan dibenamkan ke dalamnya dengan tujuh lipat tanah.”
Kemudian Sa’id berkata: “Ya Allah, jika wanita ini berdusta, maka butakanlah matanya dan jadikanlah kuburannya di rumahnya.” Selanjutnya dia berkata: “Aku telah melihatnya (wanita itu) buta dan meraba-raba dinding seraya berkata: “Telah menimpaku doanya Sa’id Ibnu Zaid.” Maka pada saat dia berjalan di tempat tinggalnya, dia melewati sebuah sumur yang ada di tempat itu, lalu ia terperosok di dalamnya, dan jadilah sumur itu kuburannya. (HR. Muslim).

Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, telah bersabda Rasulullah ﷺ:

دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ مُسْتَجَابَةٌ وَإِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُورُهُ عَلَى نَفْسِهِ

“Doa orang yang terzalimi mustajab, walaupun dia seorang penjahat. Adapun kejahatannya itu adalah tanggung jawab dirinya. ” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan ath-Thayalisi dan dihasankan oleh Al-Albani).

Dan sebagian mereka menyenandungkan sebuah syair:

  • Janganlah engkau berbuat zalim jika kamu mampu
  • Sebab kezaliman akan mendatangkan kepadamu suatu penyesalan
  • Matamu terpejam sedangkan orang yang terzalimi selalu bangun
  • Mendoakanmu agar celaka, dan mata Allah tidak pemah terpejam.
  1. Doa Yang Baik Dari Orang Tua Kepada Anaknya
  2. Doa Yang Tidak Baik Dari Orang Tua Terhadap Anaknya
  3. Doa Seorang Musafir

Abu Hurairah radhiyallahu anhu telah berkata: telah bersabda Rasulullah ﷺ:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

“Tiga macam doa yang dikabulkan dan tidak ada keraguan di dalamnya: Doa orang yang terzalimi, doa orang musafir dan doa orang tua untuk anaknya.” (HR. at-Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).

Dalam riwayat Ahmad dan at-Tirmidzi, عَلَى وَلَدِهِ “Atas anaknya (keburukan).” (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).
Maka semestinya berhati-hati terhadap doa mereka, karena doa mereka itu dikabulkan.

  1. Doa Orang Yang Berpuasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dimarfu’kan kepadanya:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

“Tiga kelompok yang tidak akan ditolak doa mereka: Orang yang berpuasa sampai dia berbuka, seorang imam yang berlaku adil, doa orang yang terzalimi. Allah mengangkatnya ke atas awan dan membukakan baginya pintu-pintu langit dan Rabb berfirman: ‘Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu, walaupun dalam jangka waktu yang lama’.” (HR. at-Tirmidzi).

  1. Doa Orang Yang Berpuasa Ketika Berbuka
  2. Doa Seorang Imam Atau Pemimpin Yang Adil

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu di dalam hadis yang panjang dari Nabi ﷺ, tentang menyifati Surga dan kenikmatannya yang kekal, beliau berkata di akhir hadisnya:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ  الصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَتُفَتَّحُ لَـهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

“Tiga kelompok yang tidak akan ditolak doa-doa mereka: Orang yang berpuasa sampai dengan berbuka, seorang imam yang adil, doa orang yang terzalimi. Allah mengangkatnya ke atas awan dan membukakan baginya pintu-pintu langit dan Rabb berfirman: ‘Demi kekuasaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu, walaupun setelah waktu yang lama’.” (HR. at-Tirmidzi dan disahihkan al-Albani).

Dari Abdullah Ibnu Amr radhiyallahu anhuma, dimarfu’kan kepadanya

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

“Sesungguhnya bagi yang berpuasa ketika berbuka, ada suatu doa yang tidak ditolak.” (HR. Ibnu Majah dihasankan oleh al-Hafidz).
Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang dimarfu’kan kepadanya:

ثَلَاثَةٌ لَا يُرَدُّ دُعَاؤُهُمْ: اَلذَّاكِرُ لِلَّهِ كَثِيْرًا،وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَالْإِمَامُ الْـمُقْسِطُ

“Ada tiga orang yang tidak ditolak doa-doa mereka: Orang yang banyak berzikir kepada Allah, doanya orang yang teraniaya dan pemimpin yang adil.” (HR. al-Baihaqi dan dihasankan oleh al-Albani).

  1. Doa Anak yang Saleh

Sebagaimana hadis Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang marfu’ kepada­nya:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seorang manusia meninggal, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakan baginya.” (HR. Muslim).

  1. Doa orang yang terbangun dari tidur apabila berdoa dengan doa yang ma’tsur (doa yang ada tuntunannya).

Dari Ubadah Ibnu Shamir radhiyallahu anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

مَنْ تَعَارَّ مِنْ اللَّيْلِ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ لَهُ فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلَاتُهُ

“Barang siapa yang terbangun di malam hari lalu berdoa dengan (doa ini) yang artinya:
“Tidak ada Tuhan yang sebenarnya, kecuali Allah Yang Maha Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, miliknya seluruh kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan puja dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan yang sebenarnya kecuali Allah, dan Allah Maha Agung. Tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah, kemudian dia berkata: ‘Ya Allah, ampunilah aku,’ atau-pun dia berdoa, maka akan dikabulkan. Maka jika dia berkehendak berwudhu kemudian shalat, maka akan diterima shalatnya.” (HR. al-Bukhari dan at-Tirmidzi).

  1. Doa Orang Yang Dalam Keadaan Darurat Atau Kesulitan

Firman Allah taala:

أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

“Atau siapakah yang memerkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan, apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan. ” (QS. An-Naml/27: 62).
Di antara dalil yang menunjukkan, bahwa kondisi darurat adalah termasuk penyebab yang terkuat bagi terkabulnya doa, adalah hadis tentang tiga orang yang bermalam di suatu gua. Tiba-tiba pintu gua tertutup oleh bebatuan yang jatuh dari gunung, sehingga menutupi pintu gua yang mereka huni. Maka seorang dari mereka berkata kepada yang lain: “Perhatikanlah amalan-amalan saleh yang telah kamu perbuat dengan ikhlas karena Allah, dan mohonlah kepada Allah dengan perantara amalan-amalan itu. Mudah-mudahan Allah melapangkan kesulitan kalian.” Lalu mereka semua berdoa kepada Allah dengan perantara amal-amal saleh mereka. Maka terangkatlah batu-batu yang menutupi tadi dan mereka keluar dan meneruskan perjalanan. (HR. al-Bukhari).
Dan dari Aisyah radhiyallahu anha, sesungguhnya ada seorang budak wanita berkulit hitam yang dimiliki oleh suatu perkampungan Arab. Lalu mereka memerdekakannya, dan ia hidup di tengah-tengah mereka. Dia berkata: “Maka keluarlah seorang bayi perempuan dari mereka yang memakai sebuah permata merah dari kulit, dia berkata: “Lalu dia meletakkannya atau permata itu jatuh darinya, lalu lewatlah seekor burung dan menyambar permata tersebut, karena mengira bahwa permata itu sebuah daging. Kemudian mereka memeriksa (si bekas budak tadi -penj), sampai memeriksa qubulnya. Demi Allah, sesungguhnya aku berdiri di antara mereka, tiba-tiba lewatlah seekor burung kecil dan melemparkannya, sehingga jatuh di antara mereka, lalu aku berkata: “Inilah yang kalian tuduhkan kepadaku, sedangkan aku bersih dari apa yang kalian tuduhkan dan inilah dia permata, yang kalian cari”. Maka datanglah hamba sahaya wanita tadi kepada Rasulullah ﷺ kemudian masuk Islam. Berkata Aisyah: “Dia memiliki kemah di mesjid/rumah sempit kecil, di mana dia selalu mendatangiku dan bercerita di sisiku. Tidaklah dia duduk bermajelis di sisiku, kecuali dia berkata: ‘Dan di hari permata itu merupakan keajaiban Rabb kami, ketahuilah Dia-lah yang telah menyelamatkanku dari negeri kufur.” Berkata Aisyah radhiyallahu anha : “Maka aku ucapkan kepadanya, apa maksudmu, tidaklah kamu duduk bersamaku kecuali kamu ucapkan selalu ucapan seperti ini? Lalu dia menceritakan kejadian yang telah menimpanya (sebelum masuk Islam). (HR. al-Bukhari)

Dan inilah sebab Islamnya hamba sahaya itu, berapa banyak sesuatu yang berbahaya tapi bermanfaat.

  1. Doa Orang Yang Bermalam Dalam Keadaan Suci Untuk Zikir Kepada Allah

Dari Mu’adz Ibnu Jabal radhiyallahu anhu Nabi ﷺ bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُّ مِنْ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

“Tidak ada seorang Muslim pun yang bermalam dalam keadaan suci dan berzikir kepada Allah, lalu dia terbangun di malam hari, dia memohon kepada Allah akan kebaikan dunia dan Akhirat, kecuali Allah akan memberinya.” (HR. Abu Daud, Ahmad, dan dishahihkan oleh al-Albani).

  1. Doa Orang Yang Berdoa Dengan Doanya Dzun Nun (Doa Nabi Yunus)

Allah عزّوجلّ berfirman:

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِباً فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنجِي الْمُؤْمِنِينَ.

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan memersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap: “Bahwa tak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” Maka Kami memerkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikanlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. al-Anbiya/21: 87-88).
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوتِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ

“Doa Dzun Nun pada saat beliau berdoa di dalam perut ikan ialah, Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, MahabSuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Maka sesungguhnya tidaklah seorang Muslim berdoa meminta sesuatu dengan doa tersebut, kecuali Allah akan mengabulkannya.” (HR. at-Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim dan dishahihkan oleh Al-AIbani).

  1. Doa Orang Yang Tertimpa Suatu Musibah Jika Berdoa Dengan Doa Yang Ma’tsur (Doa yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ).

Dari Ummu Salamah radhiyallahu anha, “Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

“Tidaklah seorang hamba terkena musibah lalu berkata: ‘Sesungguhnya kami hanya milik Allah dan hanya kepada Allah kami kembali. Ya Allah, berilah pahala untukku dari musibahku dan berilah ganti bagiku dengan yang lebih baik darinya. “Kecuali Allah akan memberi ganti baginya dengan yang lebih baik, dan memberikan pahala dari musibahnya.
Maka ketika wafat Abu Salamah, aku mengucapkan seperti apa yang telah Rasulullah ﷺ perintahkan kepadaku, maka Allah telah memberi ganti bagiku dengan yang lebih baik dari Abu Salamah yaitu Rasulullah ﷺ. (HR. Muslim)

  1. Doa Orang Yang Berdoa Dengan Nama Allah Yang Agung

Dari Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya beliau berkata: Nabi ﷺ telah mendengar seorang laki-laki sedang berdoa, dengan ucapan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ قَالَ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, sesungguh­nya aku bersaksi bahwasanya Engkau adalah Allah yang tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Engkau yang Esa. Tempat bergantung yang tidak beranak dan tidak dilahirkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai/serupa dengan-Nya. Dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Dan demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh dia telah memohon kepada Allah dengan nama-Nya Yang Agung, yang apabila dimohon dengannya akan dikabulkan, dan apabila dimintai dengannya maka Allah akan memberi. ” (HR. At-Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Dan dari Anas radhiyallahu anhu, bahwasanya beliau bersama Rasulullah ﷺ duduk dan ada seorang yang shalat kemudian berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, sesungguh­nya Engkau yang memiliki semua pujian. Tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Engkau Yang Maha Pemberi, yang telah menciptakan langit dan bumi, wahai yang memiliki kemuliaan, keagungan, wahai Yang Maha Hidup dan Maha Tegak. Maka Nabi ﷺ bersabda: ‘Sesungguhnya ia telah berdoa kepada Allah dengan nama yang agung. Apabila dimohon, akan mengabulkan, jika diminta akan memberi.” (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, An-Nasa’i dan dishahihkan oleh Al-Albani).

  1. Doa Seorang Anak Yang Berbakti Kepada Kedua Orang Tuanya

Dari Malik dari Yahya Ibnu Sa’id, sesungguhnya Sa’id Ibnu Musayyab berkata: Sesungguhnya seseorang akan dinaikkan derajatnya berkat doa anaknya setelahnya, dan dia berkata dengan mengisyaratkan kedua tangannya ke langit serta mengangkatnya. (HR. Imam Malik).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, berkata Nabi ﷺ:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

“Sesungguhnya Allah benar-benar akan mengangkat derajat seorang hamba yang saleh di dalam Surga, maka dia berkata: “Wahai Rabb, dari manakah ini?” Maka Allah berfirman: “Ini berkat istighfar anakmu untukmu. ” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: Sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak yang saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).
Dan hadis tentang tiga orang yang bermalam di gua lalu gua tersebut tertutup oleh batu besar, salah seorang di antara mereka ada yang berbakti kepada orang tuanya, lalu dia bertawassul dengan amal salehnya itu, maka Allah mengabulkan doanya. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dan hadis tentang pemberitahuan Nabi ﷺ tentang seorang tabi’in yang mulia, yang jika ia bersumpah kepada Allah, maka pasti akan dikabulkan-Nya, karena dia memiliki seorang ibu, lalu ia berbakti kepadanya.

Dan dari Umar Ibnu Khaththab ﷺ aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

يَأْتِي عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أَمْدَادِ أَهْلِ الْيَمَنِ مِنْ مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرَأَ مِنْهُ إِلَّا مَوْضِعَ دِرْهَمٍ لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ

“Akan datang kepada kalian Uwais Ibnu ‘Aamir bersama rombongan dari Ahli Yaman Qabilah dari Murad kemudian dari Qarn, dulu dia berpenyakit kusta dan telah sembuh, kecuali tinggal sedikit sebesar uang Dirham. Dia memiliki seorang ibu dan dia berbakti kepadanya. Kalaulah dia bersumpah kepada Allah, Allah akan menepatinya. Maka jika kamu mampu memintakan ampunan untukmu, maka lakukanlah.” (HR. Muslim).

  1. Doa Orang Yang Sedang Melaksanakan Ibadah Haji
  2. Doa Orang Yang Berumrah
  3. Doa Orang Yang Berperang Di Jalan Allah

Sebagaimana hadis Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, dari Nabi ﷺ yang bersabda:

الْغَازِي فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ

“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji, dan berumrah adalah utusan Allah. Allah menyeru mereka, dan mereka menjawabnya. Dan mereka meminta kepada Allah, lalu Allah memberi mereka. ” (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh al-Albani).

  1. Doa Orang Yang Banyak Mengingat Allah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi ﷺ telah bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا يُرَدُّ دُعَاؤُهُمْ: اَلذَّاكِرُ لِلَّهِ كَثِيْرًا،وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَالْإِمَامُ الْـمُقْسِطُ

“Tiga orang yang tidak ditolak doa mereka: Orang yang banyak berzikir kepada Allah, doa orang yang teraniaya dan pemimpin yang adil.” (HR. al-Baihaqi dan Ath-Thabrani dan dihasankan oleh al-Albani).

  1. Doa Orang yang Dicintai dan Diridhai oleh Allah

Dari   Abu   Hurairah  radhiyallahu anhu berkata:  bersabda  Rasulullah ﷺ:

إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ

“Sesungguhnya Allah عزّوجلّ berfirman: ‘Barang siapa yang memusuhi wali-Ku (orang yang aku cintai), sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu lebih Aku cintai daripada kewajiban yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku selalu mendekatkan diri kepada-Ku dan melakukan hal-hal (amal) yang sunah sehingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku telah mencintainya, maka Akulah telinganya yang dia gunakan untuk mendengar. Dan Akulah matanya yang dia gunakan untuk melihat. Dan Akulah tangannya yang dia gunakan untuk bertindak. Dan Akulah kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Dan andaikata dia meminta sesuatu kepada-Ku pasti Aku beri dia. Dan andaikata dia meminta perlindungan kepada-Ku, sungguh Ku-lindungi dia. Dan tidaklah Aku ragu tentang sesuatu yang Aku perbuat, sebagaimana keraguan-Ku terhadap seorang Mukmin yang membenci kematian dan Aku membenci menyakitinya.” (HR. al-Bukhari).

Dan inilah orang yang dicintai yang selalu mendekatkan diri dan memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah, apabila dia meminta sesuatu kepada Allah, maka Allah memberinya. Dan jika dia meminta perlindungan, maka Allah akan melindunginya. Dan jika berdoa, maka Allah mengabulkannya. Maka dia selalu menjadi orang yang dikabulkan doanya. Karena kemuliannya di sisi Rabbnya عزّوجلّ. Dan sungguh banyak dari ulama Salafus Saleh yang terkenal dengan terkabulnya doa-doa mereka.
Dan di dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim, bahwa Rubayyi’ binti Nadhr telah memecahkan gigi seri seorang hamba sahaya. Lalu dia tawarkan kepada mereka untuk membayar Diyat atau denda dan mereka menolak. Lalu meminta maaf, mereka menolak, maka akhirnya Rasul ﷺ memutuskan perkara mereka dengan hukum qishas. Berkata Anas Ibnu Nadhr: “Apakah dipecahkan juga gigi seri Rubayyi’?” Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, tidak akan dipecahkan gigi serinya, maka kaum itu pun rida, lalu mangambil ganti rugi, maka Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ مَنْ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah, ada yang jika dia bersumpah kepada Allah, dia akan mengabulkannya.” (HR. al-Bukhari).

Dan dari Anas Ibnu Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Berapa banyak orang yang lemah, miskin lagi dihina, yang hanya memiliki dua pakaian lusuh, kalaulah dia bersumpah kepada Allah, Allah akan memenuhinya. Di antara mereka itu dialah al-Barra’ Ibnu Malik.” (HR. al-Hakim dan dishahihkannya serta disepakati oleh adz-Dzahabi). Adapun lafalnya pada riwayat at-Tirmidzi:

كَمْ مِنْ أَشْعَثَ أَغْبَرَ ذِي طِمْرَيْنِ لَا يُؤْبَهُ لَهُ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ مِنْهُمْ الْبَرَاءُ بْنُ مَالِكٍ

“Berapa banyak orang yang kusut, berdebu, yang hanya memiliki dua pakaian lusuh yang tidak pernah diperhatikan orang, kalaulah dia bersumpah kepada Allah, Allah akan memenuhinya. Di antara mereka itu dialah al-Barra Ibnu malik.” (HR. at-Tirmidzi).
Dan ketika peperangan sedang berkecamuk, kaum Muslimin berkata: “Wahai Barra’, bersumpahlah kepada Rabb-mu!” Maka dia berkata: “Wahai Rabb, aku bersumpah kepada Engkau, bahwa Engkau akan memberi kami bahu-bahu mereka, sehingga musuh itu kalah.” Dan pada hari Tustar, dia berkata: “Aku bersumpah kepada Engkau wahai Rabb, bahwa Engkau berikan kepada kami bahu-bahu mereka dan Engkau jadikan aku orang yang pertama mati syahid, lalu mereka (musuh) memberikan bahu-bahu mereka dan Barra’ terbunuh dalam keadaan syahid. (HR. Abu Nu’aim di dalam kitab al-Hilyah 1/350).

Dan Ibnu Rajab rahimahullah banyak sekali menyebutkan dalam kitabnya “Jaami ‘ul ‘Ulum wal Hikum” contoh tentang bagaimana Allah mengabulkan permohonan dari hamba-hamba-Nya yang beriman. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal 348-356). Dan begitu juga Syaikhul Islam telah menyebutkan perkara-perkara yang agung tentang hal tadi dalam kitabnya “Perbedaan Antara Wali Allah dan Wali Syetan” (Hal 306-320). Dan begitu juga Ibnu Abud Dunya telah menyebutkan dalam kitabnya “Kitab Mujabi ad-Da’wah (Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya)” perkara-perkara yang agung. (Hal 17-18).
 

Sumber: https://ibnumajjah.wordpress.com/2017/02/13/doa-doa-yang-mustajab/