بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

 

 

DOA AGAR DITEGUHKAN HATI DALAM KETAATAN

 
 
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
 
Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik.
 
Artinya:
Ya Allah, Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!
 
 
Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash berkata, bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
 
“Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah subhanahhu wa taala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.”
 
Setelah itu Rasulullah ﷺ berdoa: “Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik”
 
Artinya:
Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu! [HR. Muslim no. 2654].
 
An Nawawi membawakan hadis ini dalam bab: “Allah Membolak-Balikkan Hati Sekehendak-Nya.”
 
Faidah Hadis:
 
1. Hati manusia berada di antara dua jari dari sekian jari Allah yang Maha Pemurah. Allah memalingkan hati manusia tersebut sesuai kehendak-Nya.
2. Jika sudah mengetahui demikian, maka hendaklah setiap hamba rajin memohon pada Allah agar diberi hidayah dan keistiqamahan serta agar tidak menjauh dari jalan yang lurus.
3. Jika seorang hamba bergantung dan bersandar pada dirinya sendiri, tentu ia akan binasa.
4. Hendaknya hamba menyerahkan segala usahanya kepada Allah taala dan janganlah ia berpaling dari-Nya walaupun sekejap mata.
5. Hendaklah setiap hamba memohon kepada Allah agar terus menerus diteguhkan hati dalam ketaatan dan tidak sampai terjerumus dalam maksiat atau kesesatan.
6. Di sini dikhususkan hati, karena jika hati itu baik, maka seluruh anggota badan lainnya juga ikut baik.
 
Semoga doa bisa kita amalkan. Semoga yang singkat ini bermanfaat.
 
 
Referensi:
 
• Bahjatun Naazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, cetakan Dar Ibnul Jauzi, jilid II, cetakan pertama, tahun 1430 H.
• Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, jilid IV, cetakan ketiga, tahun 1424 H
 
 
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
[Artikel www.rumaysho.com]

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

#doadzikir #doazikir #doamohonditeguhkanhatidalamketaatan #duajariAllah #2jariAllah #MahaMembolakbalikkanhati #doamohonistiqamah #doamohonistiqomah