بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

DI ANTARA ADAB-ADAB DALAM BERJANJI

Adab merupakan perkara yang sangat diperhatikan dalam Islam. Di antara adab-adab dalam pergaulan adalah adab dalam berjanji. Berikut ini adalah beberapa adab dalam berjanji:

1. Berpikir sebelum mengucapkan janji

Pikirkan masak-masak apa yang hendak engkau ucapkan kepada saudaramu dalam janjimu.

Dikatakan oleh sebagian orang bijak: “Orang yang takut terjatuh dalam dusta, tidak akan banyak mengobral janji.”

Berkata sebagian yang lain: “Dua perkara yang tidak akan lepas dari dusta: Mudah mengobral janji dan banyak mencari alasan.” [Al-Adab Asy-Syariyyah, Ibnu Muflih]

2. Menata niat

Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya, “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.” [Muttafaqun ‘alaih]

3. Berjanji pada perkara yang baik secara syari

Apabila kita hendak berjanji, maka harus kita perhatikan, apakah hal tersebut diperbolehkan secara syari ataukah tidak.

Tidak boleh kita berjanji bermaksiat kepada Allah atau menzalimi hamba Allah. Yang demikian bukan sifat orang yang beriman. Misalnya seseorang berjanji hendak memukuli temannya.

Seandainya salah seorang kita sudah telanjur jatuh dalam hal tersebut, maka tidak boleh baginya untuk menunaikan janjinya, dan wajib bagi dia untuk bertobat kepada Allah.

4. Mengucapkan ‘InsyaAllah’

Allah ﷻ berfirman yang artinya:
“Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu: ‘Sungguh aku pasti melakukan hal itu besok pagi,’ kecuali (dengan mengatakan) ‘Insya Allah’ (jika Allah menghendaki). Dan ingatlah kepada Rabb-mu jika engkau lupa.” [QS. Al-Kahfi: 23-24]

Hikmah di balik ucapan ini di antaranya:
• Mengembalikan segala daya dan kekuatan, kuasa, dan kehendak, hanya kepada Allah.
• Dengan menggantungkan kehendaknya kepada kehendak Allah, menimbulkan sikap optimis terhadap usahanya.
• Mendapatkan berkah dari menjalankan perintah Allah dalam ayat tersebut. Berkah ini berupa kemudahan dalam urusan.
• Terkandung padanya ketundukan terhadap kekuasaan Allah.
• Terhindar dari sifat lupa dan lalai, meskipun tidak ada kehendak untuk tidak memenuhi janjinya. [Taisirul Karimir Rahman, As-Sa’di]

5. Memohon pertolongan Allah dalam menunaikan janjinya

Di antara doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ adalah:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

ALLOOHUMMA A’INNII ‘ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBAADATIK

“Ya Allah tolonglah aku agar selalu mengingatmu, bersyukur kepada-Mu, dan menjalankan ibadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya.” [H.R. Ahmad, Abu Dawud dan Nasa’i dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu]

Menunaikan janji merupakan perintah Allah, dan segala yang diperintahkan Allah adalah ibadah.

6. Berusaha sekuat tenaga dalam memenuhinya

Kebiasaan ingkar janji merupakan sifat yang melekat pada orang-orang munafik. Berkata Al-Auza’i rahimahullah:

الوعد بقول: إن شاء الله، مع اضمار عدم الفعل نفاق

“Berjanji dengan mengucapkan ‘Insya Allah’ namun disertai niat untuk tidak mengerjakannya merupakan kemunafiqan.” [Jami’ul Ulum wal Hikam, jilid 2 hlm 482]

7. Memberitahukan sebelumnya dan menyampaikan alasan jika berhalangan

Terkadang terjadi hal-hal yang tidak kita rencanakan. Jika kita tidak dapat menunaikan janji atau terlambat, maka kita menghubungi orang yang kita janjikan. Alangkah baiknya jika hal itu bisa dilakukan sebelum lewat waktu yang dijanjikan. Kita sampaikan kepadanya permohonan maaf, serta menjelaskan alasan kita tidak dapat memenuhi janji atau keterlambatan dalam memenuhi janji.

 

Sumber: Majmu’ah Salafy Baturaja dan sumber-sumber lainnya

 

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat