بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#AkidahdanManhaj
DEFINISI DAN KEUTAMAAN RAJAB
Memang benar, keutamaan bulan dalam kalender hijriyah itu bertingkat-tingkat, begitu juga hari-harinya. Misalnya, Ramadan lebih utama dari semua bulan, Jumat lebih utama dari semua hari, malam Lailatul Qadar lebih utama dari semua malam, dan sebagainya. Namun harus kita pahami bersama, bahwa timbangan keutamaan tersebut hanyalah syariat, yakni Alquran dan hadis yang shahih, bukan hadis-hadis dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu).
Di antara bulan Islam yang ditetapkan kemuliaannya dalam Alquran dan as-Sunnah adalah Rajab. Namun sungguh sangat disesalkan beredarnya riwayat-riwayat yang dha’if dan palsu seputar Rajab, serta amalan-amalan khusus Rajab, di tengah masyarakat kita. Hal ini dijadikan senjata oleh para pecandu bid’ah untuk memromosikan kebid’ahan-kebid’ahan ala jahiliyah di muka bumi ini.
Rajab, Definisi dan Keutamaannya
“Rajab” secara bahasa diambil dari kata:

« رَجَبَ الرَّجُلُ رَجَبًا »

Artinya: mengagungkan dan memuliakan. Rajab adalah sebuah bulan. Dinamakan dengan “Rajab” dikarenakan mereka dahulu sangat mengagungkannya pada masa jahiliyah, yaitu dengan tidak menghalalkan perang di bulan tersebut [Al-Qamus al-Muhith 1/74 dan Lisanul Arab 1/411, 422].
Tentang keutamaannya, Allah telah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّماَوَاتِ وَاْلأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ فَلاَتَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. (QS. at-Taubah: 36)
Imam Thabari berkata: “Bulan itu ada dua belas, empat di antaranya merupakan bulan haram (mulia), di mana orang-orang jahiliyah dahulu mengagungkan dan memuliakannya. Mereka mengharamkan peperangan pada bulan tersebut. Hingga seandainya ada seseorang bertemu dengan pembunuh bapaknya, dia tidak akan menyerangnya. Bulan empat itu adalah Rajab Mudhar, dan tiga bulan berurutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Demikianlah dinyatakan dalam hadis-hadis Rasulullah.” [Jami’ul Bayan 10/124-125].
Imam Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya 4662 dari Abu Bakrah bahwasanya Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Sesungguhnya zaman itu berputar, sebagaimana keadaannya tatkala Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada dua belas bulan, di antaranya terdapat empat bulan haram. Tiga bulan berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada (akhir) dan Syaban.
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa Rajab sangat diagungkan oleh manusia pada masa jahiliyah adalah riwayat Ibnu Abi Syaibah [al-Mushannaf 2/345. Atsar shahih, dishahihkan Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa 25/291 dan al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil 957)] dari Kharasyah bin Hurr, ia berkata: “Saya melihat Umar memukul tangan-tangan manusia pada bulan Rajab, agar mereka meletakkan tangan mereka di piring, kemudian beliau (Umar) mengatakan: ‘Makanlah oleh kalian, karena sesungguhnya Rajab adalah bulan yang diagungkan oleh orang-orang jahiliyah.’”
Wallahu a’lam
 
Sumber: http://abiubaidah.com/ensiklopedi-amalan-bulan-rojab.html/