بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
DAHSYATNYA SEDEKAH DI BULAN RAMADAN
Kedatangan Ramadan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang Mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi Hari Penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan Ramadan.
Mukmin Sejati Itu Dermawan
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang Mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya ﷺ memerintahkan, bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah, bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah ﷻ, sebagaimana hadis:
إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi. Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” [HR. Al Baihaqi, di sahihkan Al Albani dalam Sahihul Jami’, 1744]
Dari hadis ini demikian dapat diambil kesimpulan, bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang Mukmin sejati. Begitu juga sifat suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang Mukmin. Bahkan sebaliknya seorang Mukmin itu banyak memberi, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
اليد العليا خير من اليد السفلى واليد العليا هي المنفقة واليد السفلى هي السائلة
“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi, dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” [HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033]
Selain itu, sifat dermawan jika didukung dengan Tafaqquh Fiddin, mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat, yaitu alim dan juud (dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah ﷺ bersabda:
إنَّما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه الله مالاً وعلماً فهو يتقي فيه ربه ويصل فيه رحمه، ويعلم لله فيه حقاً فهذا بأفضل المنازل
“Dunia itu untuk empat jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rezeki oleh Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertakwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya, dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.” [HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan Sahih”]
Keutamaan Bersedekah
Allah ﷻ benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadis mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek kesahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya, serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Di antara keutamaan bersedekah antara lain:
• Sedekah Dapat Menghapus Dosa
Rasulullah ﷺ bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa, sebagaimana air memadamkan api.” [HR. Tirmidzi, di sahihkan Al Albani dalam Sahih At Tirmidzi, 614]
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai tobat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya, agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan, karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah ﷻ berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah, kecuali orang-orang yang merugi.” [QS. Al A’raf: 99]
• Orang Yang Bersedekah Akan Mendapatkan Naungan Di Hari Akhir
Rasulullah ﷺ menceritakan tentang tujuh jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu Hari Akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya. Ia menyembunyikan amalnya itu, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” [HR. Bukhari no. 1421]
• Sedekah Memberi Keberkahan Pada Harta
Rasulullah ﷺ bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” [HR. Muslim, no. 2588]
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Sahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan, bahwa yang dimaksud di sini mencakup dua hal:
Pertama: Yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan.
Kedua: Jika secara zatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
• Allah Melipatgandakan Pahala Orang yang Bersedekah
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan, dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka. Dan bagi mereka pahala yang banyak.” [QS. Al Hadid: 18]
• Terdapat Pintu Surga yang Hanya Dapat Dimasuki oleh Orang yang Bersedekah
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari Pintu Surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan.” Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari Pintu Salat. Yang berasal dari kalangan Mujahid, maka akan dipanggil dari Pintu Jihad. Jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah, akan dipanggil dari Pintu Sedekah.” [HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027]
• Sedekah Akan Menjadi Bukti Keimanan Seseorang
Rasulullah ﷺ bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah bukti.” [HR. Muslim no.223]
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian, karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya).”
• Sedekah Dapat Membebaskan dari Siksa Kubur
Rasulullah ﷺ bersabda:
إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” [HR. Thabrani, di sahihkan Al Albani dalam Sahih At Targhib, 873]
• Sedekah Dapat Mencegah Pedagang Melakukan Maksiat dalam Jual-Beli
Rasulullah ﷺ bersabda:
يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” [HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan Sahih”]
• Orang yang Bersedekah Merasakan Dada yang Lapang Dan Hati yang Bahagia
Rasulullah ﷺ memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya, ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat, dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya, namun tidak bisa.” [HR. Bukhari no. 1443]
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
• Pahala Sedekah Terus Berkembang
Pahala sedekah walaupun hanya sedikit itu akan terus berkembang pahalanya hingga menjadi besar. Rasulullah ﷺ bersabda:
إنَّ اللهَ يقبلُ الصدقةَ ، ويأخذُها بيمينِه ، فيُرَبِّيها لِأَحَدِكم ، كما يُرَبِّي أحدُكم مُهْرَه ، حتى إنَّ اللُّقْمَةَ لَتَصِيرُ مِثْلَ أُحُدٍ
“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” [HR. At Tirmidzi 662, ia berkata: “Hasan Sahih”]
• Sedekah Menjauhkan Diri dari Api Neraka
Sesungguhnya sedekah itu walaupun sedikit, memiliki andil untuk menjauhkan kita dari api Neraka. Semakin banyak sedekah, semakin jauh kita darinya. Rasulullah ﷺ bersabda:
اتَّقوا النَّارَ ولو بشقِّ تمرةٍ ، فمن لم يجِدْ فبكلمةٍ طيِّبةٍ
“jauhilah api Neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah.” [HR. Al Bukhari 6539, Muslim 1016]
• Boleh Iri Kepada Orang yang Dermawan
Iri atau hasad adalah akhlak yang tercela. Namun iri kepada orang yang suka bersedekah, ingin menyaingi kedermawanan dia, ini adalah akhlak yang terpuji. Rasulullah ﷺ bersabda:
لا حسدَ إلا في اثنتين : رجلٌ آتاه اللهُ مالًا؛ فسلَّطَ على هَلَكَتِه في الحقِّ ، ورجلٌ آتاه اللهُ الحكمةَ؛ فهو يَقضي بها ويُعلمُها
“Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang:
>Seseorang yang diberikan harta oleh Allah, kemudia ia belanjakan di jalan yang haq, dan
> Seseorang yang diberikan oleh Allah ilmu, dan ia mengamalkannya dan mengajarkannya” [HR. Al Bukhari 73, Muslim 816]
• Kedermawanan Rasulullah ﷺ di Bulan Ramadan
Rasul kita ﷺ, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Alquran. Dan kedermawanan Rasulullah ﷺ melebihi angin yang berhembus.” [HR. Bukhari, no.6]
Dari hadis di atas diketahui, bahwa Rasulullah ﷺ pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس
“Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” [HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307]
Namun bulan Ramadan merupakan momen yang spesial, sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadis, kedermawanan Rasulullah ﷺ dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian, karena Rasulullah ﷺ sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadis juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah ﷺ memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus, sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau ﷺ sudah selayaknya memiliki semangat yang sama, yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak, dan lebih bermanfaat, di bulan Ramadan, melebihi bulan-bulan lainnya.
• Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadan
Salah satu sebab Rasulullah ﷺ memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Di antara keutamaan sedekah di bulan Ramadan adalah: PUASA digabungkan dengan SEDEKAH dan SALAT MALAM, sama dengan jaminan Surga.
Puasa di bulan Ramadan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah Hadis Qudsi:
كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام فإنه لي و أنا الذي أجزي به
“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya.’” [HR. Muslim no.1151]
Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian salat malam, juga merupakan ibadah yang agung. Jika didirikan di bulan Ramadan, dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah ﷺ bersabda:
من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
“Orang yang salat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759]
Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadan. Dan jika semuanya dikerjakan, balasannya adalah jaminan Surga, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع الصيام وصلى بالليل والناس نيام
“Sesungguhnya di Surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam, dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan salat di kala kebanyakan manusia tidur.” [HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Sahih At Targhib, 946]
•Mendapatkan Tambahan Pahala Puasa Dari Orang Lain
Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah ﷺ bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut, tanpa sedikit pun mengurangi pahalanya.” [HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan Sahih”]
Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma, atau bahkan hanya segelas air. Sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء
“Rasulullah ﷺ biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah). Jika tidak ada, maka dengan beberapa tamr (kurma kering). Jika tidak ada, maka dengan beberapa teguk air.” [HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, disahihkan Al Albani di Sahih At Tirmidzi, 696]
Betapa Allah ﷻ sangat pemurah kepada hamba-Nya, dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.
• Bersedekah di Bulan Ramadan Lebih Dimudahkan
Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadan adalah, bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri, bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan. Setan berkata:
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” [QS. Al A’raf: 16]
Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah ﷺ:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين
“Jika datang bulan Ramadan, pintu Surga dibuka, pintu Neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” [HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079]
Dan pada realitanya, kita melihat sendiri betapa suasana Ramadan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan, yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.
Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan ini adalah hadis yang lemah, yaitu hadis:
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barang siapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barang siapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya Surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezeki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barang siapa (pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api Neraka, dan ia memeroleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikit pun.” Kemudian para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah ﷺ berkata: “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan), dan akhirnya pembebasan dari api Neraka.”
Hadis ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At Targhib (178). Hadis ini didhaifkan oleh para pakar hadis seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115), juga oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh Al Albani hadis ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).
Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di bulan Ramadan, akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat. Berdasarkan hadis:
إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة
“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” [HR. Muslim no.1955]
Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat, karena sedekah adalah amal kebaikan. Kemudian berdasarkan Surat Al A’raf ayat 16, khusus amalan sedekah di bulan Ramadan dilipatkangandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekah di bulan Ramadan dengan puasa dengan salat malam, maka diberi baginya jaminan Surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah di bulan Ramadan. Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu, maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.
Subhanallah.
Itulah dahsyatnya sedekah di bulan Ramadan.
Ayo jangan tunda lagi…
Yuk sedekah di bulan Ramadan.
Penulis: Yulian Purnama
Sumber: https://muslim.or.id/1282-dahsyatnya-sedekah-di-bulan-ramadhan.html
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Leave A Comment