“Dan mereka berkata: “(Allah) Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” Sesungguhnya (dengan perkataan itu) kamu telah mendatangkan suatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, serta gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” [QS. Maryam: 88-91]
Beberapa Pelajaran:
1) Seluruh makhluk yang mendengar ucapan kesyirikan dan kekafiran tersebut gemetar karena takut terhadap murka Allah taala.
Sahabat yang mulia Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata:
إن الشرك فزعت منه السماوات والأرض والجبال، وجميع الخلائق إلا الثقلين، وكادت أن تزول منه لعظمة الله، وكما لا ينفع مع الشرك إحسان المشرك، كذلك نرجو أن يغفر الله ذنوب الموحدين.
“Sesungguhnya dosa syirik telah membuat langit, bumi, gunung dan seluruh makhluk gemetar ketakutan, kecuali jin dan manusia. Hampir-hampir seluruh makhluk tersebut musnah karena takut kepada keagungan Allah. Dan sebagaimana tidak bermanfaat perbuatan baik seorang musyrik yang disertai kesyirikan, demikian pula kita berharap Allah akan mengampuni dosa orang-orang yang menauhidkan-Nya.” [Tafsir Ath-Thobari, 18/258]
2) Malaikat dan Neraka pun ikut murka.
Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata:
ذُكر لنا أن كعبا كان يقول: غضبت الملائكة، واستعرت جهنم، حين قالوا ما قالوا.
“Disebutkan kepada kami, bahwa Ka’ab berkata: Malaikat murka dan Neraka Jahannam bergejolak marah, ketika mereka mengatakan ucapan tersebut.” [Tafsir Ath-Thobari, 18/259]
3) Ayat yang mulia ini adalah peringatan secara umum terhadap semua orang yang menyekutukan Allah, dan secara khusus terhadap orang-orang kafir yang berkeyakinan Allah memiliki anak.Dan mereka ada tiga golongan:
• Nasrani yang berkata Yesus anak Allah.
• Yahudi yang berkata Uzair anak Allah.
• Musyrikin Jahiliyah yang berkata malaikat adalah anak-anak perempuan Allah.
Sungguh jelek ucapan mereka, dan Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan.
4) Ucapan “Allah memiliki anak” sangat dimurkai oleh Allah. Seluruh makhluk menjadi takut. Malaikat dan Neraka ikut murka, karena ucapan tersebut mengandung perendahan terhadap Allah taala, dan penyamaan-Nya dengan makhluk yang lemah, yang membutuhkan istri dan anak-anak, walau mereka berniat memuliakan Allah:
“Mereka (kaum Musyrikin) tidak memuliakan Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [QS. Al-Hajj: 74]
Maka …
Patutkah seorang Muslim mengucapkan selamat terhadap ucapan dan keyakinan yang membuat Allah Murka…!?
Patutkah seorang Muslim mengucapkan selamat terhadap orang yang menghina Allah ﷻ !?
Patutkah seorang Muslim mengucapkan selamat terhadap dosa terbesar: Penyembahan kepada selain Allah tabaraka wa taala…!?
“Mengucapkan “Selamat Natal” kepada orang Nasrani sama saja dengan mengucapkan Selamat atas sujudnya kepada salib. Maka itu lebih besar dosanya dan kemurkaannya di sisi Allah daripada mengucapkan Selamat minum khamar, membunuh jiwa, berzina, dan yang semisalnya. Namun banyak orang yang tidak memiliki pemuliaan terhadap agama (Islam) melakukan hal tersebut, sedang ia tidak mengetahui kejelekan perbuatannya itu. Padahal siapa yang mengucapkan Selamat terhadap seseorang karena satu kemaksiatan, kebidahan, atau kekafiran, maka sungguh ia telah mengantarkan dirinya kepada kemurkaan dan kemarahan Allah.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 3/441]
5) Ucapan “Allah memiliki anak” termasuk ucapan yang melampaui batas dan sebesar-besarnya dusta atas Allah taala.
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya, yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga.” Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa. Maha Suci Allah dari mempunyai anak. Segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” [QS. An-Nisa: 171]
“Firman Allah, “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar,” maknanya: Janganlah engkau berdusta atas Allah, dan menganggapnya memiliki istri dan anak.” [Tafsir Ibnu Katsir, 2/478]
Maka sungguh jelek contoh yang diberikan kepada masyarakat oleh tokoh “Islam” Liberal yang menjadikan ucapan tersebut sebagai bahan candaan, hanya demi membuat orang tertawa.
“Celakalah orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang-orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Bahz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu’anhu, Sahih At-Targhib: 2944]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم