بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
BOLEHKAH BELAJAR TAREKAT?
 
Pertanyaaan:
 
1. Bolehkah belajar Tarekat?
2. Seperti apakah Tarekat?
3. Tolong sebutkan dan jelaskan Tarekat-tarekat yang dilarang.
 
Jawaban:
 
Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa pernah ditanya: “Sepanjang pengetahuan Anda, apa hukum Islam mengenai Tarekat-Tarekat Sufi secara umum, dan Tarekat Naqsyabandiyah secara khusus?
 
Mereka menjawab:
 
Banyak bidah yang terjadi pada jamaah Tarekat-Tarekat Sufi secara umum, seperti:
 
• Zikir berjamaah dalam beberapa saf atau lingkaran dengan dipimpin oleh satu orang.
• Dan zikir mereka dengan kata tunggal dengan satu suara seperti: Allah Allah, Hayyun Hayyun, Qayyuum Qayyuum.
• Dan zikir mereka dengan kata ganti orang ketiga, seperti: Huwa (dia) Huwa (dia), dan zikir mereka dengan kata “Ah”.
 
Ada banyak keburukan pada zikir-zikir yang mereka senandungkan seperti:
 
1️. Istighatsah (minta pertolongan) kepada selain Allah.
 
2️. Dan meminta pertolongan kepada orang-orang mati, seperti al-Badawi, asy-Syadzili, al-Jilani, dan selain mereka. Di dalam kitab-kitab mereka terdapat banyak bidah dan keburukan, khususnya Tarekat Naqsyabandiyyah
 
3️. Dan zikir mereka kepada Allah dengan nama Allah dalam wirid harian dengan gerakan hati dengan nafas yang menyerupai gerakan lisan yang berbicara tanpa menggerakkan lisan.
 
4️. Dan seorang murid (pengikut Tarekat) menghadirkan sosok gurunya di dalam alam pikirannya.
 
5️. Dan menjadikannya sebagai wirid harian dengan berkeyakinan, bahwa gurunya tersebut adalah perantarannya untuk selamat kelak di Hari Kiamat.
 
Seluruh perkara ini merupakan bidah yang mungkar, karena zikir-zikir tersebut tidak ada sedikit pun yang diriwayatkan secara sahih dari Nabi ﷺ dari wahyu yang telah diwahyukan kepada beliau berupa Alquran dan Sunnah. Nabi ﷺ bersabda:
 
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
 
“Barang siapa melakukan suatu perbuatan yang tidak berdasarkan urusan (agama) kami, maka perbuatan tersebut tertolak.”
 
Dan beliau ﷺ bersabda:
 
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
 
“Barang siapa mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal dari urusan agama kami, maka perkara itu tertolak.”
 
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam. Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 2/361-362 no. fatwa 3934]
 
Berikut ini terjemahan jawaban Syaikh Ibnu Baz dalam masalah yang mirip:
 
“Pertanyaan tentang Tahariqat-Thariqat ini global. Jika yang dimaksudkan oleh penanya adalah Thariqat-thariqat Sufiyah, maka hukumnya adalah Mungkar, sebagian lagi Kufur, dan sebagian lagi Bidah.
 
Karena thariq (jalan -pent) yang wajib dilalui adalah jalannya Nabi kita Muhammad ﷺ. Allah subhanahu wa taala berfirman (QS. al-An’am:153):
 
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
 
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
 
… Maka wajib atas kaum Muslimin untuk berjalan di atas jalan terangnya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kemudian Istiqamah di atas jalan dan agamanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (QS. Ali Imran:31):
 
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
 
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku. Niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Fatawa Nur ‘ala Ad-Darbi oleh Syaikh Ibnu Baz hal.25-26]
 
Sumber: salamdakwah
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
BOLEHKAH BELAJAR TAREKAT?
BOLEHKAH BELAJAR TAREKAT?