بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

BISA JADI ISTRIKU INI DIUTUS SEBAGAI HUKUMAN ATAS DOSAKU
 
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia mengabarkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
 
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
 
“Janganlah seorang Mukmin membenci seorang Mukminah. Jika ia tidak suka satu tabiat/perangainya, maka (bisa jadi) ia rida (senang) dengan tabiat/perangainya yang lain.” [HR. Muslim no. 1469]
 
Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
“Hadis ini menunjukkan larangan (untuk membenci). Yakni sepantasnya seorang suami tidak membenci istrinya, karena bila ia mendapatkan pada istrinya satu perangai yang tidak ia sukai, namun di sisi lain ia bisa dapatkan perangai yang disenanginya pada si istri. Misalnya istrinya tidak baik perilakunya. Akan tetapi ia seorang yang beragama, atau berparas cantic, atau menjaga kehormatan diri, atau bersikap lemah lembut dan halus padanya atau yang semisalnya.” [Syarah Shahih Muslim, 10/58]
 
Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang suami membenci istrinya dengan penuh kebencian, hingga membawa dia untuk menceraikannya.
 
Bahkan semestinya dia memaafkan kejelekan istrinya dengan melihat kebaikannya, dan menutup mata dari apa yang tidak disukainya dengan melihat apa yang disenanginya dari istrinya.
 
Ibnul Arabi rahimahullah berkata:
Abul Qasim bin Hubaib telah mengabarkan padaku di al-Mahdiyyah, dari Abul Qasim as-Sayuri dari Abu Bakar bin Abdirrahman, ia berkata: adalah asy-Syaikh Abu Muhammad bin Zaid memiliki pengetahuan yang mendalam dalam hal ilmu dan kedudukan yang tinggi dalam agama. Beliau memiliki seorang istri yang buruk pergaulannya dengan suami. Istrinya ini tidak sepenuhnya memenuhi haknya, bahkan mengurang-ngurangi dan menyakiti beliau dengan ucapannya.
 
Ada yang berbicara kepada beliau tentang keberadaan istrinya, namun beliau memilih untuk tetap bersabar hidup bersama istrinya.
 
Beliau pernah berkata:
“Aku adalah orang yang telah dianugerahi kesempurnaan nikmat oleh Allah subhanahu wa taala dalam kesehatan tubuhku, pengetahuanku dan budak yang kumiliki. Mungkin istriku ini diutus sebagai hukuman atas dosaku. Aku khawatir bila aku menceraikannya, akan turun padaku hukuman yang lebih keras daripada apa yang selama ini aku dapatkan darinya.” [Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 5/65]
 
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:
 
لا تكره شيئا اختاره الله، قد يختار الله شيئا فيه مصلحة عظيمة لا تدري عنها أنت
 
“Jangan sampai engkau membenci sesuatu yang telah ALLAH pilihkan untukmu.
Karena pilihan Allah untukmu ada di dalamnya maslahat yang sangat besar, di mana engkau terkadang tidak mengetahuinya.” [Syarh Riyadhus Sholihin 3/309]
 
Allah ﷻ pun telah berfirman:
 
و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ
 
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [QS. Al Baqarah: 216]
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
#janganbenciistrimu #pilihanAllahadalahyangterbaik #suamiistri #sayangiistrimuapaadanya