بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
BERTOBATLAH YANG TULUS
 
Allah ﷻ berfirman:
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
 
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobatan nasuhaa (tobat yang semurni-murninya).”
 
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah, bahwa makna tobat yang tulus (tobatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah:
 
• “Menghindari dosa untuk saat ini.
• Menyesali dosa yang telah lalu.
• Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.
• Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya/ mengembalikannya.” [Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14/61]
 
Penuhilah Syarat Diterimanya Tobat
 
Berdasarkan penjelasan Ibnu Katsir di atas, syarat tobat yang mesti dipenuhi oleh seseorang yang ingin bertobat dapat dirinci secara lebih lengkap sebagai berikut:
 
1. Tobat dilakukan dengan ikhlas, bukan karena makhluk atau untuk tujuan duniawi.
 
2. Menyesali dosa yang telah dilakukan dahulu, sehingga ia pun tidak ingin mengulanginya kembali. Sebagaimana dikatakan oleh Malik bin Dinar: “Menangisi dosa-dosa itu akan menghapuskan dosa-dosa, sebagaimana angin mengeringkan daun yang basah.” [Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 203, Darul Muayyid, cetakan pertama, 1424 H]
 
Umar, ‘Ali dan Ibnu Mas’ud mengatakan, bahwa tobat adalah dengan menyesal. [Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 206]
 
3. Tidak terus menerus dalam berbuat dosa saat ini. Maksudnya, apabila ia melakukan keharaman, maka ia segera tinggalkan. Dan apabila ia meninggalkan suatu yang wajib, maka ia kembali menunaikannya. Dan jika berkaitan dengan hak manusia, maka ia segera menunaikannya atau meminta maaf.
 
4. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut di masa akan datang. Karena jika seseorang masih bertekad untuk mengulanginya, maka itu pertanda bahwa ia tidak benci pada maksiat. Hal ini sebagaimana tafsiran sebagian ulama yang menafsirkan tobat adalah bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. [Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 206]
 
5. Tobat dilakukan pada waktu diterimanya tobat, yaitu sebelum datang ajal, atau sebelum matahari terbit dari arah Barat. Jika dilakukan setelah itu, maka tobat tersebut tidak lagi diterima. [Kami sarikan syarat tobat ini dari penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Riyadhus Sholihin]
 
Bacalah Doa Ampunan Versi Abu Bakr
 
Doa yang bisa diamalkan adalah doa meminta ampunan yang diajarkan oleh Nabi ﷺ pada Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.
 
Dari Abu Bakr Ash Shiddiq, beliau berkata kepada Rasulullah ﷺ:
 
عَلِّمْنِى دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِى صَلاَتِى . قَالَ « قُلِ :اللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى ظُلْمًا كَثِيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِى مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ »
 
“Ajarkanlah aku suatu doa yang bisa aku panjatkan saat salat!”
 
Maka beliau ﷺ pun berkata, “Bacalah
 
ALLAHUMMA INNII ZHOLAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRON WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIROTAN MIN ‘INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHOFUURUR ROHIIM
 
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [HR. Bukhari no. 834 dan Muslim no. 2705]
 
 
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
Baca juga:
BERTOBATLAH YANG TULUS