بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
BERSABARLAH DAN JANGAN ENGKAU MEMBALASNYA
 
Satu pelajaran lagi yang bisa kita ambil dari hadis Jabir bin Sulaim adalah perintah untuk mudah memaafkan orang lain. Simaklah wasiat Rasulullah ﷺ kepada Jabir bin Salim al Hujaimi:
 
وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بأمر هو فيه، ودعه يكون وَبَالُه عليه، وأجره لك، ولا تسبن أحد
 
“Jika ada seseorang yang menghinamu dan memermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang ada pada dirinya. Biarkanlah dia. Akibat buruknya akan menimpa dirinya, dan pahalanya untuk dirimu. Dan jangan sekali-kali mencela seorang pun.” [HR. Abu Daud at Thayalisi, Ash Shahihah 770]
 
Sulit dan amat berat bagi hati, jika ada yang berbuat salah pada kita, lantas tidak dibalas. Pasti kita punya keinginan untuk membalasnya.
 
Kalau kita dipermalukan, pasti ingin pula memermalukannya. Kalau kita dicela, pasti ingin pula membalas dengan celaan. Hampir watak setiap orang yang disakiti dan dizalimi seperti itu.
 
Namun lihatlah betapa mulianya apa yang diajarkan oleh Nabi ﷺ. Ketika kita dipermalukan dan dihina, maka kita tidak perlu balas dengan menghina dan mencela orang tersebut, walau kita tahu kekurangan yang ada pada dirinya, dan bisa menjatuhkannya. Biarlah akibat jelek dari mencela dan menjatuhkan itu akan ditanggung di AKHIRAT.
 
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang hadis di atas:
 
“Hendaklah setiap orang memiliki sifat mudah memaafkan yang lain. Tidak semua isu yang sampai ke telinganya, ia terima mentah-mentah, lantas ia membenci orang yang menyuarakan isu yang tidak menyenangkan tersebut.
 
Hendaklah setiap orang memiliki sifat pemaaf. Karena Allah sangat menyukai orang yang memiliki sifat mulia tersebut, yang mudah memaafkan yang lain. Lantaran itu, ia akan diberi ganjaran. Karena jika dibalas dengan saling memermalukan dan menjatuhkan, pasti konflik yang terjadi tak kunjung usai. Permusuhan akan tetap terus ada. Jika malah dibalas dengan diam, maka rampunglah perselisihan yang sedang berkecamuk.” [Syarh Riyadhis Sholihin, 4: 297]
 
Syaikh juga menjelaskan bagaimanakah sifat ibadurrahman:
 
وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
 
“Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” [QS. Al Furqon: 63]
 
Syaikh Muhammad membicarakan ayat di atas:
“Jika ada orang jahil mengejek, maka balaslah dengan mengucapkan doa kebaikan untuknya semisal mengucapkan ‘Jazakallah khoiron‘ (artinya: Semoga Allah membalas kebaikanmu). Lalu berpalinglah darinya. Tidak perlu berbicara dan melakukan hal lainnya.” [Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 297-298]
 
Adab yang diajarkan dalam Alquran pula adalah membalas setiap tingkah laku jelek dari orang lain dengan kebaikan. Siapa yang bisa melakukan hal ini, sungguh ia benar-benar memiliki sifat sabar. Allah ﷻ berfirman:
 
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
 
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan, melainkan kepada orang-orang yang sabar. Dan tidak dianugerahkan, melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” [QS. Fushilat: 34-35]
 
Mujahid berkata, bahwa yang dimaksud balaslah dengan yang lebih baik, yaitu balaslah dengan berjabat tangan dengannya. [Lihat Hilyatul Auliya’, 3: 299, dinukil dari At Tadzhib li Hilyatil Auliya’, hal. 771]
 
Sahabat yang mulia Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: “Allah memerintahkan pada orang beriman untuk:
• Bersabar ketika ada yang membuat marah,
• Membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan
• Memaafkan ketika ada yang buat jelek.
 
Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan, dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya, karena tingkah laku baik semacam ini.”
 
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:
“Namun yang mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran. Karena membalas orang yang menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa.” [Lihat Tafsir Alquran Al ‘Azhim, 6: 529-530]
 
Jika kita mudah memaafkan yang lain.
 
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
 
“Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” [QS. Asy-Syura: 40]
 
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah untuk mudah memaafkan lainnya.
 
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
BERSABARLAH DAN JANGAN ENGKAU MEMBALASNYA