بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
BERDOA AGAR DIPERTEMUKAN DENGAN BULAN YANG PENUH BERKAH
Ada tiga bentuk doa yang dipanjatkan kepada Allah ﷻ dalam menyambut Ramadan:
Pertama: Doa seorang hamba agar di pertemukan dengan bulan Ramadan
Mu’ala Bin al Fadhal rahimahullah berkata:
كَانُوا يَدْعُونَ الله سِتَّةَ أَشْهُرِ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ رَمَضَانُ، ثُمَّ يَدْعُونَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ.
“Dulu Sahabat Rasulullah berdoa kepada Allah sejak enam bulan sebelum masuk Ramadan, agar Allah sampaikan umur mereka ke bulan yang penuh berkah itu. Kemudian selama enam bulan sejak Ramadan berlalu, mereka berdoa agar Allah terima semua amal ibadah mereka di bulan itu.” [HR. At Thabrani: 2/1226]
Adapun doa yang beredar ditengah-tengah manusia, diriwayatkan dari Anas bin malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: «اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ»
“Adalah Nabi apabila memasuki bulan Rajab beliau membaca: Ya Allah berilah keberkahan di bulan Rajab dan Syakban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan” adalah riwayat yang tidak sahih. [Mizanul I’tidal 2/91]
Dalam sanad hadis ini ada rowi bernama Ziyad An Numairi yang dilemahkan oleh Imam Yahya bin Ma’in. Demikian juga Imam Abu Hatim berkata: “Ia tidak bisa dijadikan hujah.” Ibnu Hibban menyebutkannya di dalam kitab Ad Dhu’afa dan berkata: “Tidak boleh dijadikan hujjah.”
Dalam sanad hadis ini pun ada rowi yang lain yang lebih parah kelemahannya yaitu Zaidah bin Abi Ruqqad yang dikatan oleh Imam An Nassai dan Imam Al Bukhari: “Munkarul Hadis.”
Imam An Nawawi pun melemahkan hadis ini. [Al Adzkar, hal. 189]
Demikian juga Syaikh Al Albani melemahkan hadis ini [Dha’if al Jaami’: 4395)]
Kedua: Seorang hamba berdoa kepada Allah ﷻ agar diberi taufik untuk beramal saleh dibulan Ramadan. Hal ini karena hanya dengan pertolongan Allah-lah seorang hamba dapat dengan mudah menunaikan semua ibadahnya.
Syaikh Abdurahman bin Nashir as Sa’di rahimahullah berkata:
وَذِكْرُ {الاسْتِعَانَةِ} بَعْدَ {العِبَادَةِ} مَعَ دُخُوْلِهَا فِيْهَا،
لِاحْتِيَاجِ الْعَبْدِ فِيْ جَمِيْعِ عِبَادَاتِهِ إِلَى الاِسْتِعَانَةِ بِاللَّهِ تَعَالَى. فَإِنَهُ إِنْ لَمْ يُعِنْهُ اللَّهُ، لَمْ يَحْصُلْ لَهُ مَا يُرِيْدُهُ مِنْ فِعْلِ الْأَوَامِرِ، وَاجْتِنَابِ النَّوَاهِي.
“Dan penyebutan mohon pertolongan (Al Isti’anah) setelah penyebutan ibadah, padahal minta pertolongan bagian dari ibadah, dikarenakan setiap hamba sangat butuh kepada pertolongan Allah dalam semua aspek ibadahnya. Karena barang siapa yang tidak ditolong oleh Allah, maka tidak akan bisa mewujudkan apa yang diinginkan berupa menunaikan amal ibadah dan menjauhi larangan Allah.” [Taisir Al Karim Ar Rahman]
Ketiga: Seorang hamba berdoa kepada Allah ﷻ agar amalannya diterima disisi-Nya.
Yahya bin Abi Katsir rahimahullah berkata:
كَانَ مِنْ دُعَائِهِمْ اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِيْ رَمَضَانُ وَتَسَلَّمْهُ مِنّي مُتَقَبَّلاً.
“Di antara doa mereka para Salafus Saleh ialah: Ya Allah, sampaikan aku ke Ramadan dalam keadaan selamat. Ya Allah, selamatkan aku saat Ramadan, dan selamatkan amal ibadahku di dalamnya, sehingga menjadi amal yang diterima.” [HR. At Thabrani: 2/1226]
Oleh: Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Sumber: https://abughozie.com/?p=1953
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Leave A Comment