“Semenjak Nabi ﷺ tiba di Madinah, Saad bin ‘Ubadah setiap hari mengirimkan satu nampan berisi makanan tsarid daging (makanan yang berisi remukan roti, daging, dan kuah), tsarid dengan susu, atau lainnya. Nampan milik Saad bin ‘Ubadah berputar mengikuti Nabi ﷺ yang setiap hari berpindah-pindah, dari satu rumah ke rumah istri yang lain.” [Siyar A’lam an-Nubala’ 1/271, Muassasah ar-Risalah]
Nabi ﷺ menjelaskan, bahwa di antara amal dalam Islam yang paling baik adalah berbagi makanan. [HR al-Bukhari]
Berbagi makanan ini mencakup berbagi makanan kepada orang miskin, maupun kepada orang yang tidak miskin.
Contoh penerapan hadis di atas adalah perbuatan sahabat Nabi Saad bin ‘Ubadah, yang setiap hari mengirimkan hadiah berupa makanan kepada Nabi ﷺ.
Bayangkan, berbagi makanan setiap hari artinya 365 hari dalam setahun. Dan ini berlangsung selama Nabi ﷺ berada di Madinah 10 tahun, sampai beliau meninggal dunia.
Perbuatan Saad bin ‘Ubadah ini juga contoh praktis kontinu dalam beramal saleh, model beramal yang paling Allah cintai.
Di samping model beramal yang paling dicintai oleh Allah, kontinu dalam beramal adalah model beramalnya Nabi ﷺ.
Agar bisa kontinu dalam beramal diperlukan semangat yang stabil, napas yang panjang, dan sabar yang tidak ada habisnya.
Tanpa ini semua amal ibadah hanya dilakukan dengan semangat panas-panas tahi ayam.
Kiat agar memiliki semangat yang stabil dalam beramal adalah manakala keutamaan suatu amal itu benar-benar masuk ke dalam hati.
Semoga Allah mudahkan penulis dan semua pembaca tulisan ini untuk memiliki banyak amal saleh yang bersifat kontinu. Aamiin.
Oleh: DR Aris Munandar, SS, MPI
Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta