Dijawab oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Pertanyaan:
Bagaimana derajat hadis dibawah ini:
“Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah. Dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah” (HR. Bukhari).
Jawaban:
Bismillah. Hadis tersebut dikeluarkan oleh Abdurrozzaq di dalam Al-Mushonnaf dan imam Ahmad di dalam Al-Musnad, dari jalan Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dengan lafadzh:
شراركم عزابكم, وأراذل موتاكم عزابكم
Artinya: “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah. Dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah.”
» Derajat hadis tersebut adalah DHO’IF (Lemah), sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Syu’aib Al-Arnauth rahimahullah.
Sedangkan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqolani rahimahullah menyatakan bahwa derajat hadis tersebut adalah MUNKAR.
» Hal ini dikarenakan adanya dua cacat di dalam sanadnya, yaitu:
» Berdasarkan keterangan ini, maka penisbatan riwayat tersebut kepada imam Al-Bukhari rahimahullah adalah suatu kedustaan besar atas nama beliau.
Hendaknya orang yang membuat/menulis/men-share riwayat tersebut segera bertaubat kepada Allah atas perbuatan dustanya sebelum datang kepadanya kematian. Karena perbuatan dusta itu merupakan salah satu dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya ke dalam api neraka.
» Meskipun derajat hadis ini DHO’IF, namun tidak sepantas seorang muslim dan muslimah menghabiskan masa hidupnya dalam keadaan membujang, padahal ia mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk menikah.
» Hal ini dikarenakan adanya hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam melarang umatnya dari hidup membujang.
» Adapun bagi mereka yang sudah berupaya mencari jodoh tapi belum juga menemukannya hingga ajal menjemputnya, atau bagi mereka yang mengalami sakit atau cacat yang menghalanginya dari menikah, maka mereka semua tidak tercela.
» Di dalam menikah terdapat hikmah dan manfaat yang sangat banyak, di antaranya:
Semoga mudah dipahami dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…