بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
BENARKAH PAHALA AMALAN DI BULAN RAMADAN SERIBU KALI LIPAT DIBANDING BULAN LAIN?
 
Berlipatnya pahala amalan di bulan Ramadan bisa jadi dilihat dari sisi jumlah (kuantitas) atau dari sisi besar (kualitasnya). Benarkah pahala amalan di bulan Ramadan seribu kali lipat dibanding bulan lainnya?
 
Amalan yang Berlipat Pahalanya di Bulan Ramadan
 
Ada beberapa dalil yang menunjukkan pahala yang berlipat pada sebagian amal dan sebagian waktu di bulan Ramadan.
 
1- Amalan Puasa
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
 
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal, hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Taala berfirman (yang artinya):
“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.
 
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka, dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabb-nya.
 
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” [HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151]
 
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan:
“Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya Ramadan, dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadan sebagai bagian dari Rukun Islam, tiang penegak Islam.” [Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 271]
 
2- Amalan di Malam Lailatul Qadar
 
Lailatul Qadar akan dilipatgandakan pahalanya, sebagaimana disebutkan dalam ayat:
 
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
 
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS. Al-Qadr: 3]
 
Maksudnya adalah ibadah di malam Lailatul Qadar lebih baik dari ibadah di seribu bulan lamanya.
 
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menyatakan:
“Amalan yang dilakukan di malam Lailatul Qadar lebih baik daripada amalan yang dilakukan di seribu bulan yang tidak terdapat Lailatul Qadar. Itulah yang membuat akal dan pikiran menjadi tercengang. Sungguh menakjubkan. Allah memberi karunia pada umat yang lemah bisa beribadah dengan nilai seperti itu. Amalan di malam tersebut sama dan melebihi ibadah pada seribu bulan. Lihatlah, umur manusia seakan-akan dibuat begitu lama, hingga delapan puluh tahunan.” [Tafsir As-Sa’di, hlm. 977]
 
3- Umrah di Bulan Ramadan
 
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ pernah bertanya pada seorang wanita:
 
مَا مَنَعَكِ أَنْ تَحُجِّى مَعَنَا
 
“Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?”
 
Wanita itu menjawab: “Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta, di mana unta tersebut ditunggangi oleh ayah Fulan dan anaknya, ditunggangi suami dan anaknya. Ia meninggalkan unta tadi tanpa diberi minum. Lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut. Lantas Rasulullah ﷺ bersabda:
 
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ
 
“Jika Ramadan tiba, berumrahlah saat itu, karena umrah Ramadan senilai dengan haji.” [HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256]
 
Dalam lafal Muslim disebutkan:
 
فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
 
“Umrah pada bulan Ramadan senilai dengan haji.” [HR. Muslim no. 1256]
 
Dalam lafal Bukhari yang lain disebutkan:
 
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
 
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku.” [HR. Bukhari no. 1863]
 
Al-Qari dalam Mirqah Al-Mafatih (8: 442) berkata:
“Maksud senilai dengan haji adalah sama dan semisal dalam pahala.” Akan tetapi yang sebenarnya terjadi, pahala haji lebih berlipat-lipat daripada pahala umrah. Karena haji adalah salah satu Rukun Islam.
 
Berlipatnya Pahala dengan Bilangan Tertentu
 
Berlipatnya pahala amalan dengan bilangan tertentu memang disebutkan dalam hadis. Namun hadisnya adalah hadis yang Dhaif. Juga ada kalam ulama yang mendukung. Namun kalam tersebut cuma sekadar perkataan untuk memotivasi dan membangkitkan semangat.
 
Ada hadis yang menyebutkan berlipatnya pahala amalan di bulan Ramadan dengan bilangan tertentu, seperti hadis:
 
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه، ومن أدى فيه فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه
 
“Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Salat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut, seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut, seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” [HR. Al-Mahamili dalam Al-Amali 5: 50 dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini MUNKAR seperti dalam Silsilah Al-Ahadis Adh-Dhaifah no. 870]
 
Contoh perkataan ulama yang menyatakan bahwa pahala amalan di bulan Ramadan berlipat-lipat dengan lipatan bilangan tertentu:
 
Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah pernah mengatakan:
“Jika tiba Ramadan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berzikir “Subhanallah”) lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.” [Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270]
 
An-Nakha’i rahimahullah mengatakan:
“Puasa sehari di bulan Ramadan lebih afdhal dari puasa di seribu hari lainnya. Begitu pula satu bacaan tasbih (berzikir “Subhanallah”) di bulan Ramadan lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di hari lainnya. Begitu juga pahala satu rakaat salat di bulan Ramadan lebih baik dari seribu rakaat di bulan lainnya.” [Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270]
 
Kesimpulannya, berlipatnya pahala amalan dengan bilangan tertentu di bulan Ramadan TIDAK disebut secara rinci dalam dalil. Sehingga setiap Muslim hendaknya bersungguh-sungguh untuk melakukan amalan saleh di bulan Ramadan, sehingga bisa mengumpulkan berbagai keutamaan.
 
Semoga kita dimudahkan meraih limpahan pahala di bulan Ramadan.
 
Referensi:
 
• Lathaif Al-Ma’arif. Cetakan pertama, tahun 1428 H. Ibnu Rajab Al-Hambali. Penerbit Al-Maktab Al-Islami.
Mirqah Al-Mafatih Syarh Misykah Al-Mashabih, Al-Mula ‘Ali Al-Qari. Maktabah Syamilah.
• Tafsir As-Sa’di (Taisir Al-Karimir Rahman). Cetakan kedua tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
• Fatawa Al-Islam Sual wa Jawab no. 221733
 
 
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat