بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
BANTAHAN TERHADAP HOAKS MEDIA-MEDIA BUZZER TERKAIT “PANCASILA BIDAH” DAN “ORANG KAFIR CINTA TANAH AIR”
Berikut ini adalah bantahan singkat terhadap hoaks yang disebarkan media-media Buzzer.
Bahaya Menyebarkan Hoaks
Kami ingatkan terlebih dahulu, bahaya besar menyebarkan hoaks. Rasulullah ﷺ bersabda tentang azab kubur penyebar hoaks yang diberitakan oleh malaikat:
وَأَمِّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمِنْخَرُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُوْ مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذِبَةَ تَبْلُغُ الآفَاقَ وفى رواية : فَيَصْنَعُ بِهِ مَا رَأَيْتَ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
“Adapun orang yang engkau datangi (yang sedang mendapat azab kubur), yang disobek mulutnya hingga tengkuknya, disobek hidungnya hinga tengkuknya, dan disobek matanya hingga tengkuknya, maka ia adalah orang yang keluar rumah di pagi hari, lalu melakukan kedustaan hingga tersebar ke berbagai penjuru.
Dalam riwayat lain: Orang ini terus diazab seperti yang engkau lihat, sampai Hari Kiamat.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Menyebarkan Hoaks Tentang Seseorang adalah Kezaliman
Semua yang ikut menyebarkan hoaks telah ikut berbuat zalim. Dan syarat bertobat orang yang telah berbuat zalim harus meminta maaf kepada orang yang ia zalimi, disamping ia bertobat dan memohon ampun kepada Allah ﷻ.
Dan hendaklah segera ia hentikan kezalimannya, menghapus penyebaran hoaks di medsosnya, dan meralat ucapannya. Jika tidak, maka sungguh dikhawatirkan urusannya akan panjang sampai ke Akhirat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu? Sahabat menjawab: ‘Orang yang bangkrut di tengah-tengah kami adalah orang yang tidak memiliki Dinar dan harta’. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah seseorang yang datang pada Hari Kiamat dengan membawa amalan salat, puasa, zakat, namun ia pernah mencaci Fulan, menuduh Fulan, memakan harta Fulan, menumpahkan darah Fulan, dan memukul Fulan. Maka diambil kebaikan-kebaikan yang pernah ia lakukan, untuk diberikan kepada orang-orang yang pernah ia zalimi. Hingga apabila kebaikan-kebaikannya habis sebelum terbalas kezalimannya, maka kesalahan orang-orang yang pernah ia zalimi tersebut ditimpakan kepadanya, kemudian ia dilempar ke Neraka.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Bantahan Terhadap Hoaks Media-Media Buzzer
1. Hoaks Pertama:
Ustadz Sofyan Chalid Ruray mengatakan bahwa Pancasila bidah.
Fakta Yang Kami Katakan:
“Berzikir dengan membaca Pancasila ketika sa’i saat umrah adalah bidah.”
Karena ada kejadian waktu itu jamaah Indonesia saat sa’i nembaca Pancasila dan menyanyi lagu Hubbul Wathan minal Iman (Cinta Tanah Air Termasuk Keimanan): https://youtu.be/NAbLDafGXzA
Dari MUI juga bilang bidah, dan dari Muhammadiyah tidak mengingkari beliau, sebagaimana dalam video ini: https://youtu.be/asxTNmBEfgA
2. Hoaks Kedua:
Ustadz Sofyan Chalid Ruray mengatakan, bahwa orang kafir cinta tanah air, dan kita cinta Madinah.
Fakta Yang Kami Katakan:
“Cinta tanah air itu tabiat manusia, sama dengan cinta kepada harta.”
Artinya: Hukumnya mubah, sehingga orang kafir maupun Muslim cinta tanah air, karena sama-sama memiliki tabiat sebagai manusia.
Dan tidak mungkin orang Muslim menjadi kafir karena melakukan hal yang mubah, walaupun hal mubah itu dilakukan orang kafir.
Adapun mencintai Makkah dan Madinah, maka itu adalah ibadah (dianjurkan, bagian dari keimanan, bukan sekadar mubah), karena Allah dan Rasul-Nya mencintai Makkah dan Madinah. Sungguh aneh jika seorang yang mengaku Muslim tidak menyetujuinya.
Tidak dipungkiri, memang ada sebagian ulama berpendapat, bahwa cinta tanah air bagian dari keimanan. Oleh karena itu dalam video tersebut kami tidak mengklaim bahwa itu adalah Ijmak.
Dan ulama yang lainnya juga membantah pendapat “Cinta tanah air bagian dari keimanan” sebagaimana akan kami nukilkan di poin berikut.
3. Framing Buruk Media Buzzer
Ustadz Sofyan Chalid Ruray seakan asal-asalan mengatakan “Cinta tanah air bagian dari keimanan” adalah hadis palsu.
Bantahan Kami:
Para Ulama pakar hadis telah meneliti dan menjelaskan sanad dan matan hadit ini. Kami hanyalah menukil secara makna, bahwa hadis tersebut palsu secara sanad, dan batil secara matan, kecuali dibawa kepada makna yang benar. Berikut diantara nukilan penjelasan ulama pakar hadis:
Al-Imam As-Suyuthi Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
(حديث) “حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الإِيمَانِ” لم أقف عليه
“Hadis ‘Cinta tanah air termasuk keimanan’ tidak pernah aku temukan (di sumber-sumber hadis yang masyhur).” [Ad-Duror Al-Muntatsiroh: 190]
Al-Imam Al-‘Ajluni Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
(حب الوطن من الإيمان) قال الصغاني موضوع، وقال في المقاصد لم أقف عليه، ومعناه صحيح، ورد القاري قوله ومعناه صحيح بأنه عجيب، قال إذ لا تلازم بين حب الوطن وبين الإيمان، قال ورد أيضا بقوله تعالى … (ولو أنا كتبنا عليهم – الآية) … فإنها دلت على حبهم وطنهم، مع عدم تلبسهم بالإيمان، إذ ضمير عليهم للمنافقين
“Hadis ‘Cinta tanah air termasuk keimanan’ maka berkata Al-Imam Ash-Shogaaniy: Hadis tersebut palsu.
Dan berkata (Al-Imam As-Sakhawi) dalam kitab beliau Al-Maqooshid Al-Hasanah: Hadis ini tidak pernah aku temukan (di sumber-sumber hadis yang masyhur), namun maknanya benar.
[Bantahan Al-Imam Al-Qori]
Al-Imam Al-Qori membantah ucapan Al-Imam As-Sakhawi, bahwa maknanya sahih: Ucapan beliau tersebut sangat mengherankan, karena tidak ada kelaziman antara cinta tanah air dan keimanan.
Al-Imam Al-Qori juga membantah dengan firman Allah ta’ala:
وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ ٱقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ أَوِ ٱخْرُجُوا۟ مِن دِيَٰرِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِّنْهُمْ
“Dan sungguh, andai Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik): ‘Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari tanah airmu’, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka…” [QS. An-Nisa: 66]
Menunjukkan, bahwa mereka mencintai tanah air mereka, padahal mereka bukan orang-orang beriman, karena kata ganti ‘mereka’ dalam ayat ini maksudnya adalah orang-orang munafik (bukan orang-orang yang beriman).” [Kasyful Khafa, 1/345-346]
Andai Hadisnya Sahih
Al-Imam Al-Qori Al-Hanafi rahimahullah berkata:
الأظهر في معنى الحديث إن صح مبناه أن يحمل على أن المراد بالوطن الجنة فإنها المسكن الأول لأبينا آدم على خلاف فيه أنه خلق فيها أو أدخل بعدما تكمل وأتم، أو المراد به مكة فإنها أم القرى وقبلة العالم، أو الرجوع إلى الله تعالى على طريقة الصوفية فإنه المبدأ والمعاد كما يشير إليه قوله تعالى … (وإن إلى ربك المنتهى) … أو المراد به الوطن المتعارف ولكن بشرط أن يكون سبب حبه صلة أرحامه، أو إحسانه إلى أهل بلده من فقرائه وأيتامه
“Yang lebih nampak makna hadis ini andai kalimatnya sahih, maka dibawa kepada kemungkinan makna:
– Bahwa yang dimaksud dengan tanah air itu adalah Surga, karena itulah tempat tinggal pertama ayah kita Adam ‘alaihissalam, walau ada perbedaan pendapat, apakah beliau diciptakan di Surga ataukah dimasukan ke Surga setelah diciptakan.
– Bahwa tanah air yang dimaksud adalah Makkah, karena ia adalah Ummul Quro (pusatnya seluruh negeri) dan Kiblat seluruh alam.
– Bahwa tanah air yang dimaksud adalah kembali kepada Allah ta’ala, menurut cara (menafsirkan) Shufiyah, karena dari Allah kita berasal dan akan kembali kepada-Nya, sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala:
وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلْمُنتَهَىٰ
“Dan bahwasanya kepada Rabb-mulah kesudahan (segala sesuatu).” [QS. An-Najm: 42]
– Bahwa tanah air yang dimaksud adalah yang kita tinggali. Tapi dengan syarat, yang menjadi sebab kecintaannya (bukan semata tempat ia lahir dan tinggal, tapi) karena di negeri itu ia dapat menyambung hubungan dengan karib kerabatnya, atau ia dapat berbuat baik kepada penduduk negeri itu, yaitu menolong orang-orang miskin dan anak-anak yatim.” [Kasyful Khafa, 1/346]
4. Media Buzzer juga menampilkan video kajian yang sudah diedit, bahwa kami minum dengan tangan kiri.
Faktanya di video asli, kami minum dengan tangan kanan, alhamdulillah.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Oleh: Ustadz Sofyan Chalid Ruray
Insya Allah di kesempatan lain akan kami jawab lebih terperinci dalam bentuk video di media kami:
– https://youtube.com/c/kajiansofyanruray
– https://instagram.com/sofyanruray.info
– https://facebook.com/sofyanruray.info
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Leave A Comment