بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 
 
BAGAIMANA CARA MENULIS INSYA ALLAH YANG BENAR?
 
Pertanyaan:
Bagaimana cara penulisan insyaaAllah yang benar? InsyaAllah ataukah Insyaa Allah atau Insha Allah? Atau bagaimana? Katanya, kalau salah ucap, salah makna.
 
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
 
Dalam bahasa Arab, kata “Insyaa Allah” ditulis dengan:
 
إِنْ شَاءَ اللَّهُ
 
Yang artinya, ‘Jika Allah menghendaki’.
 
Ada tiga kata dalam kalimat ini:
 
a. Kata [إِنْ], artinya jika. Dalam bahasa Arab disebut Harfu Syartin Jazim (Huruf syarat yang menyebabkan kata kerja syarat menjadi Jazm)
 
b. Kata [شَاءَ], artinya menghendaki. Dia Fiil Madhi (Kata kerja bentuk lampau), sebagai Fiil Syarat (Kata kerja syarat) yang berkedudukan majzum.
 
c. Kata [اللَّهُ], sebagai subjek dari Fiil Syarat.
 
Memahami susunan di atas, berarti kalimat [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] adalah kalimat syarat, yang di sana membutuhkan jawab syarat. Namun di sana, jawab syaratnya tidak disebutkan, karena disesuaikan dengan konteks kalimat.
 
Sebagai contoh, jika konteks pembicaraan kita adalah berangkat ke kota Jogja, maka kalimat lengkapnya adalah: ’Jika Allah menghendaki, maka saya akan berangkat ke Jogja.’
 
Kalimat ’Maka saya akan berangkat ke Jogja’ merupakan jawab syarat tersebut.
 
Bagaimana Cara Penulisan yang Benar?
 
Kalimat insyaa Allah berasal dari bahasa Arab. Dan karena sering digunakan oleh masyarakat tanpa diterjemahkan, kalimat ini menjadi bagian dari bahasa kita. Mengingat huruf bahasa Indonesia dan huruf bahasa Arab BERBEDA, masyarakat akan sangat kerepotan jika harus menuliskan kalimat ini dengan teks Arabnya. Sehingga kita perlu melakukan transliterasi untuk menuliskan kata ini dengan huruf Latin.
 
Karena itu, sebenarnya mengenai bagaimana transliterasi tulisan [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] yang tepat, ini kembali kepada ATURAN BAKU masalah infiltrasi kata dan bahasa.
 
Bagi sebagian orang, baku itu bukan suatu keharusan. Yang penting masyarakat bisa memahami. Misalnya kata ‘Allah’, yang benar ditulis Allah, Alloh, ALLAH, atau bagaimana. Bagi sebagian orang, ini kembali kepada selera penulisnya.
 
Sebagai catatan, transliterasi kalimat bahasa asing, dibuat untuk membantu pengucapan kalimat asing itu dengan benar. Kita bisa bandingkan, transliterasi teks Arab untuk masyarakat berbahasa Inggris dengan transliterasi teks Arab untuk orang Indonesia. Karena semacam ini disesuaikan dengan fungsinya, yaitu untuk membantu pengucapan kalimat Arab tersebut dengan benar.
 
Dengan demikian, sebenarnya transliterari TIDAK bisa dijadikan acuan benar dan salahnya tulisan. Karena tidak ada aturan yang disepakati di sana, semua kembali kepada selera penulis. Yang lebih penting adalah, bagaimana cara pengucapannya yang tepat, sehingga tidak mengubah makna.
 
Tulisan Arabnya yang benar adalah:
[إِنْ شَاءَ اللَّهُ],
 
Kita bisa menuliskan Latinnya dengan insyaaAllah atau insyaa Allah atau inshaaAllah atau inshaa Allah atau insyaallah. TIDAK ada yang baku di sini, karena ini semua transliterasi. Yang penting kita bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai teks Arabnya.
 
Karena itu, sejatinya TIDAK ADA YANG PERLU DIPERMASALAHKAN dalam penulisan transliterasi semacam ini. Selama cara pengucapan dan makna yang dimaksud sama.
 
Allahu a’lam.
 
 
 
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)