Sifat Sholat Nabi

BAGAIMANA CARA DUDUK TASYAHUD KETIKA SALAT DUA RAKAAT?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
BAGAIMANA CARA DUDUK TASYAHUD KETIKA SALAT DUA RAKAAT?
>> Duduk Tawaruk atau Iftirasy?
Permasalahan ini adalah permasalahan fiqhiyah yang seringkali diperdebatkan. Sebenarnya kita bisa saling tolelir dalam masalah ini, jika memang didukung oleh dalil yang sama-sama kuat.
Namun demikian ada yang menjadikan tata cara salat semacam ini sebagai barometer ia Ahlus Sunnah ataukah bukan. “Tasyahud akhir haruslah Iftirasy, jika salatnya dua rakaat.” Inilah ciri Ahlus Sunnah. Demikianlah realita yang terjadi pada sebagian orang. Padahal yang benar dalam masalah ini, ada silang pendapat di kalangan para ulama. Sehingga TIDAK TEPAT dikatakan, bahwa tata cara Tasyahud seperti tadi adalah barometer Ahlus Sunnah atau bukan.
Apa itu Duduk Tawarruk dan Duduk Iftirasy?
Duduk Iftirasy adalah duduk dengan menegakkan kaki kanan dan membentangkan kaki kiri, kemudian menduduki kaki kiri tersebut. Sedangkan duduk Tawarruk adalah duduk dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan kaki kiri ke depan (di bawah kaki kanan), dan duduknya di atas tanah/lantai. [Lihat Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik, Al Maktabah At Taufiqiyah, 1/347]
Tasyahud Akhir dan Bacaannya adalah Rukun Salat
Tasyahud Akhir dilakukan setelah sujud kedua pada rakaat terakhir dalam salat. Duduk Tasyahud Akhir dan bacaannya adalah Rukun Salat. Dalilnya adalah hadis Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu tentang bacaan Tasyahud Akhir, beliau berkata:
كنَّا نقولُ قبْلَ أنْ يُفرَضَ علينا التشهُّدُ: السَّلامُ على اللهِ قبْلَ عبادِه، السَّلامُ على جِبْريلَ، السَّلامُ على ميكائيلَ، السَّلامُ على فُلانٍ، فقال صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: لا تقولوا: السَّلامُ على اللهِ؛ فإنَّ اللهَ هو السَّلامُ، ولكن قولوا: التَّحيَّاتُ للهِ
“Dahulu sebelum Tasyahud diwajibkan kepada kami, kami mengucapkan: As salaam ‘alallah qabla ibaadihi, as salaam ‘ala Jibril, as salaam ‘ala Mikail, as salaam ‘ala Fulan (Salam kepada Allah sebelum kepada hamba-Nya, salam kepada Jibril, salam kepada Mikail, dan salam kepada Fulan). Maka Nabi ﷺ pun mengatakan: “Janganlah kalian mengatakan “as salaam ‘alallah”, karena Dialah As Salam. Namun katakanlah: At tahiyyatu lillah (Segala penghormatan hanya milik Allah).” [HR. Bukhari no. 1202, Muslim no. 402]
Dalam hadis ini jelas disebutkan “Sebelum Tasyahud diwajibkan kepada kami“ menunjukkan, bahwa Tasyahud Akhir hukumnya wajib dan merupakan Rukun Salat.
Dan ulama Ijmak, bahwa duduk Tasyahud Akhir merupakan Rukun Salat. Imam An Nawawi mengatakan:
فمِن المجمَع عليه: النيَّة، والقعودُ في التشهُّد الأخير
“Di antara kesepakatan ulama, Niat dan duduk Tasyahud Akhir (adalah rukun salat).” [Syarah Shahih Muslim, 4/107]
Cara Duduk Tasyahud Akhir
Cara duduk Tasyahud Akhir adalah dengan duduk Tawarruk, yaitu duduk di lantai, kedua kaki diletakkan di sebelah kanan pinggang. Kaki kiri dibentangkan, sedangkan kaki kanan ditegakkan. Dalam hadis Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhu beliau berkata:
فإذا جلس في الركعتين جلس على رجلٌه اليسرى، ونصب اليمنى، وإذا جلس في الركعة الآخرة، قدم رجلٌه اليسرى، ونصب الأخرى، وقعد على مقعدته
“Nabi ﷺ jika duduk dalam salat di dua rakaat pertama, beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan. Jika beliau duduk di rakaat terakhir, beliau mengeluarkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya, dan duduk di atas lantai.” [HR. Bukhari no. 828 dan Muslim no. 226]
Dalam riwayat lain:
حتَّى إذا كانتِ الرَّكعةُ التي تنقضي فيها الصَّلاةُ، أخَّرَ رِجْلَه اليُسرى، وقعَد على شِقِّه متورِّكًا ثم سلَّمَ
“Nabi ﷺ jika sudah sampai pada rakaat terakhir salat, beliau menjulurkan kaki kirinya dan duduk langsung di lantai dalam keadaan Tawarruk, kemudian salam.” [HR. Abu Daud no. 730, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud]
Demikian juga jika dalam salat ada dua Tasyahud, maka Tasyahud pertama dibaca dengan keadaan duduk Iftirasy, dan Tasyahud yang kedua dibaca dalam keaadaan duduk Tawarruk sebagaimana zahir hadis-hadis di atas.
Cara Duduk Tasyahud Jika Satu Tasyahud
Para ulama berbeda pendapat (khilaf) mengenai cara duduk Tasyahud Akhir jika di dalam salat hanya ada satu Tasyahud. Karena dalam hadis Abu Humaid di atas, terdapat isyarat bahwa Nabi duduk Iftirasy pada rakaat kedua, sedangkan dalam riwayat Abu Daud dipahami bahwa duduk Tawarruk adalah duduk Tasyahud di rakaat terakhir. Padahal jika salat hanya dua rakaat maka duduk Tasyahud ketika itu adalah Tasyahud di rakaat kedua sekaligus di rakaat terakhir.
Para ulama khilaf dalam dua pendapat:
Pendapat Pertama: Duduk dengan cara Tawarruk. Ini adalah pendapat Syafi’iyyah dan Malikiyyah. Dalil mereka adalah riwayat Abu Humaid yang terdapat lafal:
حتَّى إذا كانتِ الرَّكعةُ التي تنقضي فيها الصَّلاةُ، أخَّرَ رِجْلَه اليُسرى، وقعَد على شِقِّه متورِّكًا ثم سلَّمَ
“Nabi ﷺ jika sudah sampai pada rakaat terakhir salat, beliau menjulurkan kaki kirinya dan duduk langsung di lantai dalam keadaan Tawarruk, kemudian salam”
Pendapat Kedua: Duduk dengan cara Iftirasy. Ini adalah pendapat Hanabilah dan Hanafiyah, juga dikuatkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Dalilnya hadis Abu Humaid riwayat Bukhari – Muslim di atas:
فإذا جلس في الركعتين جلس على رجلٌه اليسرى، ونصب اليمنى
“Nabi ﷺ jika duduk dalam salat di dua rakaat pertama, beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan.”
Dikuatkan dengan riwayat dari Aisyah radhiallahu’anha:
وكان يقولُ في كلِّ ركعتين التحيةَ، وكان يفرشُ رِجلَه اليُسرَى، وينصبُ رِجلَه اليُمنَى
“Nabi ﷺ di setiap dua rakaat beliau mengucapkan Tahiyyah (Tasyahud). Dan beliau membentangkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya.” [HR. Muslim no. 498]
Maka PENDAPAT KEDUA INI NAMPAKNYA YANG LEBIH RAJIH.
Wallahu a’lam.
Sumber:
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
BAGAIMANA CARA DUDUK TASYAHUD KETIKA SALAT DUA RAKAAT?
Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

3 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

3 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

3 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 months lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

4 months lalu