Dengan nama Allah Yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga di langit. Dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui, sebanyak tiga kali, maka tidak akan ada apa pun yang membahayakannya.” [HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini Hasan Sahih]. [HR. Abu Daud, no. 5088; Tirmidzi, no. 3388; Ibnu Majah, no. 3388. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini Hasan]
Jangan Lupa Membaca Zikir Di Atas
Dalam akhir hadis di atas disebutkan, bahwa Aban bin ‘Utsman menderita lumpuh sebagian. Lantas ada seseorang yang mendengar hadis dari Aban lalu memerhatikan dirinya. Aban berkata:
“Demi Allah, kenapa engkau terus memerhatikan aku seperti itu? Aku tidaklah mendustakan hadis dari ‘Utsman, ‘Utsman pun tidak mungkin berdusta atas nama Nabi ﷺ. Akan tetapi hari ini terjadi apa yang sudah terjadi. Aku sedang marah, lantas aku lupa membaca zikir di atas.” [HR. Abu Daud, no. 5088; Tirmidzi, no. 3388]
Faidah Hadis
1. Hendaklah seorang Muslim meminta perlindungan kepada Allah, dan menjadikan nama Allah untuk memudahkan aktivitasnya.
2. Dengan nama Allah akan melindungi kita dari kejelekan secara makna, kejelekan ‘ain, terlindung dari hewan jahat, terlindung dari jin, terlindung dari setan, karena Allah Maha Mendengar keadaan hamba dan Maha Mengetahui segala kondisinya pada setiap waktunya. Tidaklah suatu kejelekan menimpa kita, melainkan dengan izin Allah.
3. Disunnahkan membaca zikir ini untuk mendapatkan perlindungan dengan ketetapan Allah, dari segala bentuk mudarat dan bahaya.
4. Marah dapat membuat kita luput dari kebaikan.
5. Jika Allah berkehendak untuk menjalankan ketetapan-Nya, maka hamba tidak bisa mencegah apa yang sudah menjadi ketetapan tersebut.
6. Doa dapat menolak takdir.
7. Perawi hadis sangat memerhatikan hadis dari segi penerimaan dan penyampaian.
8. Para salaf begitu yakinnya kepada Allah dan begitu yakin dengan apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya ﷺ.
9. Ini jadi dalil bahwa waktu Zikir Petang dimulai dari masuknya waktu malam, yaitu tenggelamnya matahari (waktu Maghrib) hingga waktu Isya berakhir. Dalam hadis disebutkan: “Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya, dan setiap petang (masaa’) dari setiap malamnya.”