بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#SifatSholatNabi
#DoaZikir

APA SAJAKAH DOA SHALAT TAHAJUD DAN KAPAN DIBACANYA?

Pertanyaan:

Bismillah

Apakah ada doa setelah shalat Tahajjud yang warid dari Rasulullah ﷺ, seperti yang terdapat di buku kumpulan doa yang dijual di toko buku?

Jawaban:

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du

Pertama, sesungguhnya sepertiga malam terakhir termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Karena Allah menjanjikan akan mengabulkan doa di waktu ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Allah subhanahu wa ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Kemudian Allah berfirman:

“Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku ijabahi doanya. Siapa yang meminta-Ku, akan Aku beri dia, dan siapa yang minta ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni dia.” [HR. Bukhari 1145, Muslim 758, Abu Daud 1315, dan yang lainnya]

Kedua, berdasarkan hadis di atas, di sepertiga malam terakhir, kita bisa memohon kepada Allah apapun yang kita inginkan, selama tidak melanggar larangan dalam berdoa. Kita bisa berdoa dengan bahasa Arab, bahasa Indonesia atau bahasa apapun yang kita pahami. Manfaatkan kesempatan sepertiga malam terakhir untuk banyak memohon kepada Allah. Memohon ampunan, memohon hidayah, memohon kebaikan dunia Akhirat, dan memohon kepada Allah untuk menyelesaikan masalah kita. Tidak ada doa khusus yang harus kita baca untuk permohonan ini.

Kapan Waktunya?

Bisa kita lakukan setiap selesai shalat dua rakaat, atau seusai Tahajud sebelum Witir, atau ketika sujud, atau menjelang salam sebelum tasyahud.

Ketiga, doa khusus untuk dibaca ketika Tahajud berdasarkan hadis yang shahih, terdapat pada doa Iftitah dan doa setelah Witir. Berikut rinciannya:

Doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika Iftitah:

  1. Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf, beliau bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Apa doa yang dibaca oleh Nabi ﷺ ketika mengawali shalat malam beliau?”

Aisyah menjawab: “Beliau memulai shalat malam beliau dengan membaca doa:

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ أَنْتَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

ALLOHUMMA ROBBA JABRO IILA, WA MIIKAAIILA WA ISROOFIILA, FAATHIROSSAMAA WAATI WAL ARDH. ‘AALIMALGHOYBI WASY-SYAHAAH, WA ANTA KADZAALIK TAHKUMU BAYNA ‘IBAADIKA FIIMA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN, IHDINII LIMAAKHTULIFA FIIHI MINAL-HAQQI BI-IDZNIK, INNAKA TAHDII MAN TASYAA-U ILAA SHIROOTHIM-MUSTAQIIM

Artinya:

“Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mikail, dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Tuhan  Yang mengetahui yang gaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum (untuk memutuskan) (pada Hari Kiamat—red.) apa yang mereka pertentangkan (dari perkara agama di waktu di dunia—red.). Tunjukkanlah aku (teguhkanlah aku—red.) pada kebenaran (atasnya—red.) apa yang diperdebatkan, dengan seizin dari-Mu (dengan taufik dan kemudahan dari-Mu—red.). Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus (jalan kebenaran dan keadilan—red.) bagi orang yang Engkau kehendaki.” [HR. Muslim 770, Abu daud 767, Turmudzi 3420 dan yang lainnya]

  1. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ apabila melakukan shalat di tengah malam, beliau membaca doa Iftitah:

اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

ALLOHUMMA LAKALHAMDU ANTA QOYYIMUSSAMAWAATI WAL ARDHI WAMAN FIIHINNA,  WALAKAL HAMDU LAKA MULKUSSAMAWAATI WAL ARDHI WAMAN FIIHINNA, WALAKAL HAMDU ANTA NUURUSSAMAWAATI WAL ARDHI WAMAN FIIHINNA, WALAKAL HAMDU ANTA MALIKUSSAMAWAATI WAL ARDH. WALAKA HAMDU ANTA HAQQU WAWA’DUKA HAQQU, WA LIQOO UKA HAQQU, WAQOWLAKA HAQQU, WAJANNATU HAAQU, WANNAARU HAQQU, WANNABIYYUKA HAQQU, WA MUHAMMADUN SHOLALLOOHU ‘ALAIHI WASSALAM HAQQU,  WASSAA ‘ATU HAQQU.  ALLOHUMMA LAKA ASLAMTU WABIKA AAMANTU WA ‘ALAIKA TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU, WA BIKA KHOOSAMTU WA ILAIKA HAAKAMTU, FAGH FIRLII QODDAMTU WAMAA  AKH KHORTU WAMAA ASRORTU WAMAA A’LANTU  ANTA MUQODDIMU WA WA ANTA MUAKH KHIRU, LAA ILAHA ILLA ANTA

Artinya:

“Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Engkau pemelihara langit dan bumi serta orang-orang yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau memiliki kerajaan langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkau Raja langit dan bumi dan Raja bagi siapa saja yang berada di dalamnya. Segala puji bagi Engkau. Engkaulah Al Haq. Janji-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, pertemuan dengan-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, para nabi itu membawa kebenaran, dan Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam itu membawa kebenaran, hari kiamat itu benar adanya. Ya Allah, kepada-Mu lah aku berserah diri.Kepada-Mu lah aku beriman. Kepada-Mu lah aku bertawakal. Kepada-Mu lah aku bertaubat. Kepada-Mu lah aku mengadu. Dan kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku. Baik yang telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan. Baik apa yang aku sembunyikan maupun yang aku nyatakan. Engkaulah Al Muqaddim (yang paling awal – red) dan dan Al Muakhir(yang paling akhir –red). Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau” [HR. Bukhari 2/3, 2/4, 11/99, 13/366 – 367, 13/399, Muslim 2/184]

  1. Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ ketika bangun malam, beliau bertakbir, kemudian membaca:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرَكَ

SUBHAANAKA LLAHUMMA WA BIHAMDIK, WA TABAAROKAS-MUKA, WA TA’ALAA JADDUK, WA LAA ILAHA GHOIYRUK.

Artinya:

Maha Suci Engkau Ya Allah, aku memuji-Mu, Maha Mulia nama-Mu, Maha Tinggi keagungan-Mu, tiada Tuhan  yang berhak disembah selain Engkau. Kemudian membaca:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

LAA ILAHA ILLALLAH

Artinya:

Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah (tiga kali)

Dilanjutkan dengan membaca:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا

ALLAHU AKBAR

Artinya:

Allah Maha Besar (tiga kali)

[HR. Abu Daud 775, Ad-Darimi 1275, dan dishahihkan al-Albani]

Doa yang Dibaca Setelah Witir

Doa pertama

سُبْحَانَ الـمَلِكِ القُدُّوْسِ

SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS

“Maha Suci Dzat yang Merajai lagi Maha Suci.”

Hadis Selengkapnya:

Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ فِي الْوِتْرِ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Rasulullah ﷺ setelah salam shalat Witir, beliau membaca: SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS. [HR. Abu Daud 1430; dishahihkan al-Albani]

Dalam riwayat Nasa’i dari Abdurrahman bin Abza radhiyallahu ‘anhu, terdapat tambahan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: «سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ» ثَلَاثًا، وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ

Rasulullah ﷺ melakukan Witir dengan membaca surat Al-A’la (rakaat pertama), surat Al-Kafirun (rakaat kedua), dan surat Al-ikhlas (rakaat ketiga). Setelah salam, beliau membaca: Subhaanal malikil qudduus, tiga kali. Beliau keraskan yang ketiga. [HR. Nasa’i 1732 dan dishahihkan al-Albani]

Dalam riwayat yang lain, terdapat tambahan:

… طَوَّلَ فِي الثَّالِثَةِ

“Beliau baca panjang yang ketiga.” [HR. Nasa’i 1734 dan dishahihkan al-Albani]

Tambahan “Robbil Malaaikati war Ruuh”

Disebutkan dalam riwayat Thabrani adanya tambahan:

رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

ROBBIL MALAAIKATI WAR-RUUH

Artinya:

Tuhan  para malaikat dan ar-Ruh

Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

فِي الْأَخِيرَةِ يَقُولُ: رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Di bagian akhir beliau membaca: ROBBIL MALAAIKATI WAR-RUUH. [HR. Ad-Daruquthni 1660. Dalam Fatwa islam (no. 14093) dinyatakan: sanadnya shahih, dan disebutkan Ibnul Qoyim dalam Zadul Ma’ad (1/323)].

Keterangan:

Dari beberapa riwayat di atas, dapat kita simpulkan terkait bacaan doa ini:

  1. Doa ini dibaca tepat setelah salam shalat Witir
  2. Doa ini dibaca tiga kali
  3. Pada bacaan kali ketiga, dikeraskan dan dipanjangkan “Subhaaanal malikil qudduuuuu … ss”.
  4. Disambung dengan membaca “Robbil malaaikati war ruuh…”

Kalimat: “Subbuuhun qudduusun robbul malaaikati war ruuh”

Kalimat termasuk salah satu doa yang diajarkan Nabi ﷺ ketika rukuk atau sujud.

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول في ركوعه وسجوده: سبوح قدوس، رب الملائكة والروح

Bahwa Rasulullah ﷺ membaca doa ketika rukuk dan sujud beliau: Subbuuhun qudduusun…dst. (HR. Muslim 487).

Mengingat lafal Subbuuhun qudduusun adalah doa sujud atau rukuk ketika shalat, sehingga tambahan ini tidak ada hubungannya dengan shalat Witir. Karenanya tidak perlu dibaca seusai Witir.

Allahu a’lam

Doa Kedua

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ ، وَبِـمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَـتِكَ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ ، كَمَا أَثْــــنَــــيْتَ عَلَى نَــــفْسِكَ

ALLAHUMMA INNII A-‘UUDZU BI RIDHAA-KA MIN SAKHATIK, WA BI MU’AAFATIKA MIN ‘UQUUBATIK, WA A-‘UUDZU BIKA MIN-KA, LAA UH-SHII TSA-NAA-AN ‘ALAIKA ANTA, KAMAA ATS-NAITA ‘ALAA NAFSIK

Artinya:

“Ya Allah, aku berlindung dengan rida-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”

Hadis selengkapnya:

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي وِتْرِهِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ،…

Bahwa Nabi ﷺ di penghujung shalat Witirnya, beliau membaca: ALLAHUMMA INNII A-‘UUDZU BI RIDHAA-KA MIN SAKHATIK… [HR. An-Nasa’i 1747, Abu Daud 1427, dan Turmudzi 3566; dinilai shahih oleh al-Albani]

Kapankah doa ini dibaca?

Pada hadis di atas tidak dijelaskan, kapan Nabi ﷺ membaca doa tersebut ketika shalat Witir. Dalam catatan untuk Sunan An-Nasa’i, As-Sindi mengatakan:

قوله: ” كان يقول في آخر وتره”: يحتمل أنه كان يقول في آخر القيام ، فصار هو من القنوت ؛ كما هو مقتضى كلام المصنف، ويحتمل أنه كان يقول في قعود التشهد ، وهو ظاهر اللفظ

Keterangan beliau “Di penghujung shalat Witirnya, beliau membaca…” mungkin maknanya adalah beliau baca di akhir Tahajud, sehingga itu termasuk doa qunut, sebagaimana isyarat keterangan An-Nasa’i. Mungkin juga dimaknai bahwa doa ini dibaca ketika duduk Tasyahud Akhir, dan ini makna yang tersirat dari hadis tersebut. (Dinukil dari Bughyatul Mutathawi’, hlm. 30).

Akan tetapi disebutkan dalam kitab Amalul Yaum wa Lailah karya an-Nasai, demikian pula ibnu Sunni, bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

بت عند رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات ليلة ، فكنت أسمعه إذا فرغ من صلاته وتبوأ مضجعه يقول : اللهم إني أعوذ بمعافاتك من عقوبتك …

Saya menginap di rumah Rasulullah ﷺ di suatu malam. Ketika beliau ﷺ usai shalat dan bersiap di tempat tidurnya, beliau ﷺ membaca: ALLAHUMMA INNII A-‘UUDZU BI MU’AAFATIKA MIN ‘UQUUBATIK, … dst. (Muntaqa Amalul Yaum wa Lailah An-Nasai, Hal. 25).

Di antara kebiasaan Nabi ﷺ, beliau kembali ke tempat tidur seusai melaksanakan shalat Tahajud. Sambil mempersiapkan tempat tidurnya, beliau ﷺ membaca doa tersebut.

Sementara itu, disebutkan dalam riwayat yang lain, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan:

فَقَدْتُ رَسُولَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَانْتَهَيْتُ إِلَيْهِ وَهُوَ سَاجِدٌ وَقَدَمَاهُ مَنْصُوبَتَانِ وَهُوَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ،

 

Saya kehilangan Rasulullah ﷺ di suatu malam, ternyata aku dapati beliau dalam keadaan sedang sujud, dan dua kaki beliau dipancangkan, sementara beliau membaca: ALLAHUMMA INNII A-‘UUDZU BI RIDHAA-KA MIN SAKHATIK… [HR. Ahmad 25655, An-Nasa’i 1100, Ibn Majah 3841, Ibnu Hibban dalam shahihnya 1932, Ibn Khuzaimah dalam shahihnya 655, dan dishahihkan al-Albani]

Kesimpulan:

Berdasarkan dua riwayat ini dapat kita simpulkan, bahwa ada dua tempat untuk membaca doa ini ketika Witir atau Tahajud:

  1. Setelah shalat Witir
  2. Ketika sujud dalam shalat

Allahu a’lam

 

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Sumber: https://konsultasisyariah.com/14894-doa-shalat-Tahajud.html