بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
APA MAKSUD BERIMAN KEPADA ALLAH?
Beriman kepada Allah ﷻ adalah hubungan yang kuat antara manusia dan Sang Penciptanya. Hubungan itu tertanam di dalam hati. Hati adalah sesuatu yang berharga yang dimiliki oleh manusia, sedangkan yang paling berharga dalam hati manusia adalah keimanan.
Oleh sebab itulah, hidayah iman merupakan nikmat yang paling besar. Allah ﷻ berfirman:
يَمُنُّونَ عَلَيۡكَ أَنۡ أَسۡلَمُواْۖ قُل لَّا تَمُنُّواْ عَلَيَّ إِسۡلَٰمَكُمۖ بَلِ ٱللَّهُ يَمُنُّ عَلَيۡكُمۡ أَنۡ هَدَىٰكُمۡ لِلۡإِيمَٰنِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu. Sebenarnya, Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar.” [QS. Al-Hujurat: 17]
Allah ﷻ berfirman:
قَالَتِ ٱلۡأَعۡرَابُ ءَامَنَّاۖ قُل لَّمۡ تُؤۡمِنُواْ وَلَٰكِن قُولُوٓاْ أَسۡلَمۡنَا وَلَمَّا يَدۡخُلِ ٱلۡإِيمَٰنُ فِي قُلُوبِكُمۡۖ وَإِن تُطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَا يَلِتۡكُم مِّنۡ أَعۡمَٰلِكُمۡ شَيًۡٔاۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka): “Kamu belum beriman. Tetapi katakanlah: ‘Kami telah tunduk’.” Sebab, iman itu belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-Hujurat: 14]
Beriman kepada Allah ﷻ meliputi:
▪️ Beriman terhadap Wujud-Nya
Secara pasti, fitrah dan akal manusia mengakui eksistensi Allah sebagai pencipta, dan tidak mungkin segala sesuatu yang ada terjadi dengan sendirinya.
Allah ﷻ berfirman:
أَمۡ خُلِقُواْ مِنۡ غَيۡرِ شَيۡءٍ أَمۡ هُمُ ٱلۡخَٰلِقُونَ ٣٥ أَمۡ خَلَقُواْ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۚ بَل لَّا يُوقِنُونَ ٣٦ أَمۡ عِندَهُمۡ خَزَآئِنُ رَبِّكَ أَمۡ هُمُ ٱلۡمُصَۜيۡطِرُونَ ٣٧
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun, ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu, atau merekakah yang berkuasa?” [QS. ath-Thur: 35-37]
▪️ Beriman terhadap Rububiyah-Nya
Makna beriman kepada Rububiyah Allah ialah beriman, bahwa Allah Maha Pencipta, Yang Menguasai dan Mengatur segala urusan, Menghidupkan dan Mematikan, serta perbuatan-perbuatan Allah lainnya.
Jadi, keimanan kepada Rububiyah Allah ini mengandung beberapa hal, antara lain beriman terhadap perbuatan-perbuatan Allah secara umum, beriman terhadap qadha dan qadar Allah, dan beriman terhadap keesaan Zat-Nya. [Al-Madkhal li ad-Dirasatil ‘Aqidah al-Islamiyah hlm. 87]
Allah ﷻ berfirman:
أَلَا لَهُ ٱلۡخَلۡقُ وَٱلۡأَمۡرُۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.” [QS. al-A’raf: 54]
وَلَئِن سَأَلۡتَهُم مَّنۡ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡعَلِيمُ
Sungguh, jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Niscaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” [QS. Az-Zukhruf: 9]
▪️ Beriman terhadap Uluhiyah dan Asma wa Shifat-Nya
Iman terhadap Uluhiyah Allah ﷻ maknanya ialah meyakini, bahwa Allah adalah satu-satunya Sesembahan yang benar, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan kata lain, mengesakan Allah dalam hal ibadah dan ketaatan.
Allah ﷻ berfirman:
وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٌۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ
“Dan Ilah kalian adalah Ilah Yang Maha Esa, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-Baqarah: 163]
Adapun makna beriman terhadap Asma wa Shifat-Nya adalah meyakini dan menetapkan Nama-nama-Nya yang paling baik dan Sifat-sifat-Nya yang paling tinggi, yang terdapat dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah ﷺ.
Allah ﷻ berfirman:
وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ
“Hanya milik Allah Asmaul Husna. Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu.” [QS. Al-A’raf: 180]
لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٌۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS. Asy-Syura: 11]
Buah Keimanan kepada Allah
Keimanan yang benar kepada Allah ﷻ akan menumbuhkan rasa cinta yang kuat kepada-Nya dan mengagungkan-Nya. Selain itu, akan tampak sekali dalam diri manusia rasa khasyah dan takut dari-Nya, serta selalu berharap kepada-Nya, yang kemudian mendorongnya untuk beribadah.
Sebagian Salaf berkata: “Siapa yang menyembah Allah ﷻ karena rasa cinta semata, dia seorang zindik. Siapa yang menyembah-Nya karena penuh harap (raja`) semata, dia seorang pengikut Murjiah. Adapun yang menyembah-Nya karena rasa takut saja, dia pengikut Khawarij. Adapun yang menyembah-Nya karena cinta, takut, dan penuh harap, dialah seorang Mukmin ahli tauhid.” [Al-Madkhal li ad-Dirasatil ‘Aqidah al-Islamiyah hlm. 120]
Oleh: Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Sumber: https://asysyariah.com/dampak-keimanan-dalam-kehidupan-seorang-muslim/
══════
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Leave A Comment