بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

ANDAI KUBUR BISA BERBICARA

Wahai orang yang hidup di dunia,
Kalian telah meramaikan alam kehidupan yang sebentar lagi akan lenyap, sementara kalian telah membakar habis alam kehidupan yang secepatnya kalian akan berpindah ke sana.

Wahai yang diajak kepada keselamatan,
Wahai yang rela mendapatkan kerugian,
Wahai yang amal dibungkus kemunafikan,
Wahai yang amalnya nanti pasti akan diminta pertanggungjawaban.

Kenapa selalu menumpuk harta benda?
Kenapa pura-pura buta akan kematian ?
Di manakah kekayaanmu dan perhiasanmu!?
Di manakah kecantikan dan keindahanmu!?
Di manakah kesehatan dan kehormatanmu!?
Di manakah kedudukan dan kekuasaanmu!?
Di manakah kekuatanmu dan kebanggaanmu!?
Di manakah keangkuhan dan kesombonganmu!?
Ketahuilah, semua akan berhenti di lubang kubur.

Wahai saudaraku yang akan mati,
Bertobatlah karena maut telah dekat.
Jangan ikuti hawa nafsu yang memikat.
Setiap hari selalu ada jenazah yang diantar.
Kenapa lupa mati yang tinggal sebentar?

Ziarahilah kuburan, dan menangislah di sana.
Cucilah hatimu itu dengan air mata kesedihan.
Ingatlah orang yang telah tertimpa kematian.
Bagaimana hari yang sangat pedih itu datang kepada mereka,
Dengan segala penyesalan dan kesengsaraan.

Imam Ibnul Jauzi رحمه الله berkata:

ابكِ على نفسك قبل أن يُبكى عليك، وتفكَّر في سهم قد صُوِّب إليك، وإذا رأيت جنازة فاحسبها أنت، وإذا عاينتَ قبرًا فتوهمه قبرك

“Tangisilah dirimu sebelum engkau ditangisi, dan pikirkanlah anak panah yang telah diarahkan kepadamu. Jika engkau melihat jenazah, maka anggaplah dia adalah jenazahmu. Dan apabila engkau melihat kuburan, maka bayangkanlah itu adalah kuburanmu.” [Al-Mudhisy 356]

Rasulullah ﷺ bersabda:

إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه

“Kubur adalah tempat pertama kali dari alam Akhirat. Apabila seseorang selamat darinya, maka setelahnya dia akan lebih mudah. Dan apabila seseorang itu tidak selamat darinya, maka setelahnya akan lebih berat.” [HR. At-Tirmidzi no. 2308, Ibnu Majah no. 4267 dan Ahmad I/225, hadis dari ‘Utsman bin Affan, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3550]

Bersungguh-sungguhlah dalam beribadah, sebelum amal tidak lagi bermakna.
Bersegeralah untuk bertobat sebelum kematian datang menyapa secara tiba-tiba.
Perbanyaklah bekal untuk kehidupan kubur selagi ada waktu yang tersedia.

Bisa jadi amal seseorang akan mengubah kubur menjadi salah satu dari taman Surga, atau akan mengubah kubur menjadi salah satu dari lubang api Neraka.

Dunia ini milik orang yang meninggalkannya, sedangkan Akhirat milik orang yang berusaha dengan kesungguhan untuk mencarinya.

Dunia adalah rumah yang hancur, dan lebih hancur lagi hati orang yang mengejarnya.

Sedangkan Akhirat itu adalah rumah yang makmur, dan lebih makmur lagi hati orang yang telah berusaha memburunya.

Malik bin Dinar rahimahullah berkata:

عجبا لمن يعلم أن الموت مصيره والقبر مورده كيف تقر بالدنيا عينه؟ وكيف يطيب فيها عيشه؟ ثم يبكي

“Sungguh mengherankan bagi orang yang mengetahui, bahwa kematian adalah akhirnya, dan kubur adalah tempat tinggalnya, namun bagaimanakah pandangannya bisa sejuk dengan dunia? Dan bagaimana pula ia bisa memerindah kehidupannya? Lalu beliau menangis.” [Shifatus Shafwah III/198]

Ya Allah, Ya Rabb,
Yang mengetahui seluruh rahasiaku,
Yang menguasai seluruh hidupku,
Yang menolong setelah kematianku,
Yang Maha Mendengar ratapanku,
Jangan Engkau siksa diriku dalam kuburku.

Oleh: Ustadz Najmi Umar Bakkar (@najmiumar_official)

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat