بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

AMALKANLAH DOA INI AGAR MARAHMU TIDAK MENGUNDANG MALAPETAKA!
>> Jagalah lisan ketika marah
 
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
 
Bisa bicara, itulah pembeda antara manusia dengan binatang. Bicara merupakan kemampuan khusus manusia yang diajarkan oleh Allah Taala.
 
الرَّحْمَنُ . عَلَّمَ الْقُرْآَنَ . خَلَقَ الْإِنْسَانَ . عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
“Allah (Yang Maha Pemurah), Yang telah mengajarkan Alquran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.” [QS. ar-Rahman: 1 – 4]
 
Namun kita juga perlu sadar, kemampuan bicara bisa menjungkir kondisi kita hingga lebih rendah dari binatang.
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
 
“Sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kata yang mengundang keridaan Allah, meskipun dia tidak terlalu memerhatikannya. Namun dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkan beberapa derajatnya. Dan sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang mengundang kemurkaan Allah, sementara dia tidak memerhatikannya. Dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal ke dalam Neraka Jahannam.” [HR. Bukhari 6478]
 
Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan makna “Dia tidak memerhatikannya”, artinya:
 
لا يتأملها بخاطره ولا يتفكر في عاقبتها ولا يظن أنها تؤثر شيئا
 
“Dia tidak merenungkan bahayanya. Tidak memikirkan dampaknya. Dan tidak pernah menyangka bahwa itu bisa memberikan pengaruh sama sekali.” [Fathul Bari, 11/311]
 
Ini semakna dengan firman Allah ﷻ:
 
وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
 
“Kalian menyangka itu perkara remeh, padahal itu perkara besar di sisi Allah.” [QS. an-Nur: 15]
 
Lidah tak bertulang. Apa yang sudah keluar ibarat peluru pistol yang melesat cepat, tidak mungkin bisa ditangkap. Jika tidak sabar menahannya, bisa menjadi senjata makan tuan.
 
Karena itulah iman manusia bisa tergadaikan dengan lisannya. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
 
لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
 
“Iman seorang hamba tidak akan istiqamah, sehingga hatinya istiqamah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqamah, sehingga lisannya istiqamah. Dan siapa yang tetangganya tidak merasa aman dari tindak kejahatannya, maka dia tidak akan masuk Surga.” [HR. HR Ahmad 12636]
 
Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah marah. Dengan cara ini setan bisa dengan sangat mudah mengendalikan manusia. Karena marah orang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat kekafiran, menggugat takdir, ngomong jorok, mencaci habis, bahkan sampai kalimat cerai yang membubarkan rumah tangganya.
 
Karena marah pula manusia bisa merusak semua yang ada di sekitarnya. Dia bisa banting piring, lempar gelas, pukul kanan-pukul kiri, bahkan sampai tindak pembunuhan. Di saat itulah misi setan untuk merusak menusia tercapai.
 
Menyadari hal ini, Islam sangat menekankan kepada umat manusia untuk berhati-hati ketika emosi. Banyak motivasi yang diberikan Rasulullah ﷺ agar manusia tidak mudah terpancing emosi. Di antaranya beliau menjanjikan sabdanya yang sangat ringkas:
 
لَا تَغْضَبْ وَلَكَ الـجَنَّة
 
“Jangan marah, bagimu Surga.” [HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749]
 
Lidah ketika dibawa marah, dia bisa menjadi sangat liar. Karena itu diam bisa menjadi solusi yang terbaik, jika susah bicara yang baik. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
 
“Jika kalian marah, diamlah.” [HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan Lighairih]
 
• Kita marah kepada si kafir yang menghina Alquran.
• Kita marah kepada mereka yang melindungi dan memihak si kafir.
• Namun jangan sampai marah ini mengundang dosa yang baru.
• Jangan sampai ada kehormatan muslim yang lain dilanggar, karena marah.
 
Rutinkan membaca doa ini:
 
اَللَّهُمَّ نَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الحَقِّ فِي الرِضَا وَالغَضَبِ
 
Allahumma nas aluka kalimatal haqqi fii ridhoo wal ghodhob.
 
Artinya:
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kalimat haq ketika rida (sedang senang) dan sedang marah. [Doa Rasulullah ﷺ dalam salatnya – Shahih Jami’ As-Shaghir no. 3039]
 
Semoga bermanfaat.
 
 
 
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
#jagalisanketikamarah