بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
AMALAN BIDAH DI BULAN MUHARAM
 
1) Merayakan Tahun Baru Hijriyah
 
TIDAK ADA anjuran merayakan perayaan khusus menyambut tahun baru Hijriyah, baik dalam bentuk pengajian akbar yang diniatkan untuk menyambut tahun baru Islam, apalagi berbentuk pawai, terlebih lagi diiringi musik. Semua ini termasuk bidah yang munkar dan tasyabbuh dengan perayaan tahun baru Nashoro, walau dikemas dalam label acara Islami.
 
Berkata Syaikh Shalih Al-Utsaimin rahimahullah:
“Bukanlah termasuk Sunnah (ajaran) Nabi, kita mengadakan hari raya untuk menyambutnya, atau dengan kita membiasakan mengucapkan selamat karena kedatangannya.” [Adh-Dhiya Al-Lami 9/702]
 
Berkata Syaikh khalid ‘Abdul Mun’im Rifa’i hafidzhahullah:
“Sepatutnya bagi setiap Muslim untuk menjauhkan diri dari mengkhusukan akhir tahun atau awal tahun baru dengan ritual apa pun. Karena kebaikan itu ada pada mengikuti ulama terdahulu.” [https://ar.islamway.net/fatwa/17778/]
 
2) Doa Awal dan Akhir Tahun
 
Berkata DR. Bakr Abu Ziad hafidzhahullah terkait doa khusus menyambut awal tahun Muharam dan melakukan perayaan Muharam:
“Tidak terdapat sedikit pun dalil dalam syariat yang menyebutkan tentang doa atau zikir akhir tahun. Hanya saja banyak orang yang telah membuat-buat perkara baru dalam kegiatan membuat-buat doa. Mereka susun kalimat-kalimat doa yang sama sekali tidak diizinkan dalam syariat. Maka ini semua adalah bidah yang tidak memiliki sumber sama sekali.” [Tashih ad-Dua hlm.108]
 
3) Mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriyah
 
Berkata Syaikh Bin Baaz rahimahullah:
“Ucapan selamat tahun baru, maka kami tidak mengetahui ada asalnya dari Salafush Shalih. Kami tidak mengetahui juga dalil dari As-Sunnah atau dari Alquran yang menunjukkan disyariatkannya.
 
Hanya saja barang siapa ada yang mengawali memberikan ucapan selamat, maka tidak mengapa jika kamu membalasnya dengan berkata: “Wa anta kadzaalika” (dan bagimu juga seperti itu). Jika ia mengucapkan padamu: “Semoga hari-harimu dalam tahun ini penuh kebaikan”, maka tidak mengapa Anda membalasnya dengan berkata: “Demikian pula bagimu. Aku memohon kepada Allah bagiku dan bagimu, agar segalanya berjalan baik”, atau kalimat yang semakna dengan itu. Adapun mengawali, maka aku tidak pernah mengetahui sama sekali sumbernya.” [https://binbaz.org.sa/old/38549]
 
Tentu saja dianjurkan pula bagi kita untuk nantinya memberikan penjelasan dengan cara yang lembut pada orang yang memberikan kita ucapan selamat tahun baru Hijriyah itu, bahwa perbuatan tersebut adalah bidah. Ini bagian dari amar makruf nahi munkar, dan nasihat-menasihati dalam kebenaran dan takwa.
 
4) Mengkhusukan Puasa di Awal Tahun Baru Hijriyah
 
Mengkhususkan puasa 1 Muharam dengan dikaitkan keyakinan untuk menyambut tahun baru Islam, maka ini bidah.
 
Karena itulah DR. Muhammad Ali Farkus hafidzhahullah mengatakan:
“Sebagai catatan yang harus diperhatikan, bahwa selama Muharam dianjurkan memerbanyak puasa. Namun tidak boleh mengkhususkan hari tertentu dengan puasa pada hari terakhir tutup tahun, dalam rangka perpisahan dengan tahun Hijriyah Qamariyyah sebelumnya. Atau puasa di hari pertama Muharam, yang dilakukan dengan niat menyambut tahun baru dengan puasa khusus.” [https://ferkous.com/home/?q=fatwa-817]
 
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
 
 
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
AMALAN BIDAH DI BULAN MUHARAM