بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ALLAH TAALA TIDAK MENGAMPUNI DOSA SYIRIK
Di antara bahaya kesyirikan yang membuatnya menjadi perkara paling berbahaya bagi setiap manusia adalah, bahwa orang yang meninggal dalam keadaan membawa dosa selain syirik, maka bisa jadi Allah azab, atau bisa jadi Allah ampuni. Adapun dosa syirik, maka tidak Allah ampuni. Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang memersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [QS. An Nisa: 48]
Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata tentang ayat ini:
وقد دلت هذه الآية الكريمة على أن جميع الذنوب التي دون الشرك تحت مشيئة الله سبحانه، وهذا هو قول أهل السنة والجماعة، خلافا للخوارج والمعتزلة ومن سلك مسلكهما من أهل البدع
“Ayat yang mulia ini menunjukkan, bahwa seluruh dosa selain syirik itu di bawah kehendak Allah Subhaanahu. Ini adalah keyakinan Ahlussunnah wal Jamaah. Berbeda dengan keyakinan Khawarij dan orang-orang yang mengikuti Manhaj Khawarij dari kalangan Ahlul Bidah.” [Majmu Fatawa Mutanawwi’ah, 10/70]
Allah ﷻ juga berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang berbuat syirik terhadap Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” [QS. Al Maidah: 72]
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini:
أي فقد أوجب له النار وحرم عليه الجنة كما قال تعالى ” إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء”
“Maksudnya, Allah wajibkan mereka (orang yang berbuat syirik) masuk Neraka, dan Allah haramkan mereka masuk Surga. Sebagaimana Allah juga berfirman (yang artinya): Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” [Tafsir Ibnu Katsir]
Sebagaimana juga dijelaskan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Nabi ﷺ bersabda:
الظلمُ ثلاثةٌ ، فظُلمٌ لا يغفرُهُ اللهُ ، وظلمٌ يغفرُهُ ، وظلمٌ لا يتركُهُ ، فأمّا الظلمُ الذي لا يغفرُهُ اللهُ فالشِّركُ ، قال اللهُ : إِنَّ الْشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ، وأمّا الظلمُ الذي يغفرُهُ اللَّهُ فَظُلْمُ العبادِ أنفسُهمْ فيما بينهُمْ وبينَ ربِّهمْ ، وأمّا الظلمُ الّذي لا يتركُهُ اللهُ فظُلمُ العبادِ بعضُهمْ بعضًا حتى يَدِينَ لبعضِهِمْ من بعضٍ
“Kezaliman ada tiga:
• Kezaliman yang tidak Allah ampuni,
• Kezaliman yang Allah ampuni, dan
• Kezaliman yang tidak mungkin dibiarkan oleh Allah.
Adapun kezaliman yang tidak Allah ampuni, itu adalah kesyirikan. Allah berfirman: “Kesyirikan adalah kezaliman yang paling fatal.”
Adapun kezaliman yang Allah ampuni adalah kezaliman seorang hamba pada dirinya sendiri, antara ia dengan Allah.
Adapun kezaliman yang tidak mungkin dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman hamba pada orang lain, sampai kezaliman tersebut terbayar.” [HR. Abu Daud Ath Thayalisi [2223], Abu Nu’aim dalam Al Hilyah [6/ 309], dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 3961]
Allah Ampuni Pelaku Kesyirikan Yang Bertobat
Ayat-ayat dan hadis di atas adalah mengenai orang yang mati dalam keadaan belum bertobat dari kesyirikan. Maka mereka wajib diazab di Neraka. Adapun orang yang sudah bertobat dari kesyirikan, tetap Allah ﷻ ampuni. Allah ﷻ berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Az Zumar: 53]
Sebagaimana dalam hadis dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi ﷺ bersabda:
مَن مات لا يشركُ باللهِ شيئًا دخل الجنةَ ، ومَن مات يشركُ باللهِ شيئًا دخل النارَ
“Barang siapa yang mati tanpa berbuat syirik kepada Allah sedikit pun, ia masuk Surga.
Barang siapa yang mati dalam keadaan membawa dosa syirik, maka ia masuk Neraka.” [HR. Muslim no. 93]
Hadis ini menunjukkan ancaman Neraka itu bagi orang yang mati dalam keadaan membawa dosa syirik. Syaikh As Sa’di menjelaskan Surat An Nisa ayat 48 di atas:
وهذه الآية الكريمة في حق غير التائب، وأما التائب، فإنه يغفر له الشرك فما دونه كما قال تعالى: { قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا } أي: لمن تاب إليه وأناب.
“Ayat yang mulia ini bicara tentang orang yang belum bertobat. Adapun orang yang sudah bertobat dari kesyirikan, maka Allah ampuni dosa syiriknya dan dosa lainnya. Sebagaimana firman Allah taala (yang artinya): Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53), yaitu bagi orang yang bertobat dan berinabah.” [Tafsir As Sa’di]
Sebagaimana para sahabat Nabi ridhwanullah ‘alaihim ‘ajma’in, dahulu mereka berada dalam kesyirikan di masa jahiliyyah. Namun mereka telah menerima Islam dan bertobat dari kesyirikan, kemudian menjadi orang-orang yang Allah ridai. Allah ﷻ berfirman tentang para sahabat Nabi:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka, dan merekapun rida kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka Surga-Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” [QS. At Taubah: 100]
Menunjukkan bahwa orang yang bertobat dari kesyirikan sebelum ajalnya, akan Allah ampuni dosanya, bahkan menjadi orang yang lebih mulia.
Pelaku Kesyirikan Ada Dua Macam
Berdasarkan hadis Jabir di atas, orang yang mati dalam keadaan membawa dosa syirik, wajib masuk Neraka. Namun keadaan mereka dirinci. Jika kesyirikan yang mereka lakukan adalah Syirik Ashghar, maka mereka akan dikeluarkan dari Neraka, karena Syirik Ashghar tidaklah menafikan tauhid secara total. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:
كل عمل قولي أو فعلي أطلق عليه الشارع وصف الشرك لكنه لا ينافي التوحيد منافاة مطلقة
“Syirik Ashghar adalah setiap amalan, baik berupa perkataan atau perbuatan, yang disebut sebagai kesyirikan oleh syariat, atau disifati dengan kesyirikan, namun tidak menafikan tauhid secara total.” [Syarah Kasyfusy Syubuhat dan Al Ushul As Sittah, hal. 115]
Sedangkan Nabi ﷺ bersabda:
يَخْرُجُ مِن النارِ مَن قال: لا إلهَ إلا اللهُ ، وفي قلبِه وزنُ شعيرةٍ مِن خيرٍ ، ويَخْرُجُ مِن النارِ مَن قال: لا إله إلا الله ، وفي قلبِه وزنُ بُرَّةٍ مِن خيرٍ ، ويَخْرُجُ مِن النارِ مَن قال: لا إلهَ إلا اللهُ ، وفي قلبِه وزنِ ذرَّةٍ مِن خيرٍ
“Akan dikeluarkan dari Neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, dan di dalam hatinya ada sebiji gandum kebaikan.
Akan dikeluarkan dari Neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, dan di dalam hatinya ada sebiji burr kebaikan.
Akan dikeluarkan dari Neraka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, dan di dalam hatinya ada sebiji sawi kebaikan.” [HR. Bukhari no. 44]
Maka orang yang mati dalam keadaan membawa dosa syirik, wajib diazab di Neraka, sebagaimana ditunjukkan oleh ayat-ayat dan hadis-hadis. Namun jika kesyirikan yang ia lakukan adalah Syirik Ashghar, mereka TIDAK KEKAL di Neraka. Adapun jika Syirik Akbar, wal ‘iyyadzu billah, maka mereka kekal di Neraka.
Syaikh Muhammad bin Abdil Aziz Al Qar’awi rahimahullah menjelaskan:
من مات على الشرك دخل النار فإن كان شركا أكبر خلد فيها و إن كان شركا أصغر عذب ما شاء الله له أن يعذب ثم يخرج
“Orang yang mati membawa dosa syirik, maka ia masuk Neraka. Jika syiriknya Syirik Akbar, maka ia kekal di Neraka. Jika syiriknya Syirik Asghar, maka ia diazab sesuai kehendak Allah, kemudian ia dikeluarkan dari Neraka.” [Al Jadid Syarah Kitab At Tauhid, 59]
Semoga Allah menjauhkan kita dari kesyirikan, dan menjauhkan kita dari azab Neraka. Wabillahi at taufiq wa sadaad.
Penulis: Yulian Purnama
Artikel: Muslim.Or.Id
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
ALLAH TAALA TIDAK MENGAMPUNI DOSA SYIRIK
Leave A Comment