بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Tawadhu adalah rida jika dianggap mempunyai kedudukan lebih rendah dari yang sepantasnya.
Tawadhu merupakan sikap pertengahan antara sombong dan melecehkan diri.Sombong berarti mengangkat diri terlalu tinggi hingga lebih dari yang semestinya.
Sedangkan melecehkan yang dimaksud adalah menempatkan diri terlalu rendah sehingga sampai pada pelecehan hak. [Lihat Adz Dzari’ah ila Makarim Asy Syari’ah, Ar Roghib Al Ash-fahani, 299]
Ibnu Hajar berkata:
“Tawadhu adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.” [Fathul Bari, 11: 341]
Fudhail bin ‘Iyadh ditanya mengenai tawadhu, beliau menjawab:
“Yang namanya tawadhu adalah tunduk pada kebenaran dan menerima kebenaran tersebut dari siapa pun.”
Fudhail mengatakan pula:
“Seandainya aku mendengar suatu kebenaran dari anak kecil, maka aku akan menerimanya. Begitu pula ketika aku mendengarnya dari orang yang bodoh, aku akan menerimanya.”
Ada yang mengatakan pula bahwa tawadhu adalah engkau menilai dirimu tidak ada apa-apanya. Siapa yang melihat dirinya begitu istimewa, maka tidak ada bagian tawadhu pada dirinya. [Dinukil dari kitab Sholahul Ummah fii ‘Uluwil Himmah, Dr. Sayyid bin Husain Al ‘Affani, 5: 449]
https://rumaysho.com/3026-merasa-yang-lain-lebih-mulia-dari-diri-sendiri.html
WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
JANGAN BIARKAN UANGMU MENGUBAH NADA BICARAMU- GELARMU MENGUBAH TINGGI SUARAMU
Leave A Comment