بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
CAHAYA DARI BEKAS WUDHU
 
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : سَمِعْت رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ : إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُهَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيْلَهُ فَلْيَفْعَلْ
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada Hari Kiamat dalam keadaan bercahaya wajah-wajah, tangan-tangan, dan kaki- kaki mereka karena adanya bekas wudhu. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu untuk memerpanjang cahaya tersebut, hendaklah ia melakukannya.” [HR. Bukhari no 136 dan Muslim no 246, 35]
 
Faidah yang bisa kita ambil dari hadis di atas antara lain:
 
1. Hadis ini menunjukkan keutamaan dan pahala yang besar dari berwudhu.
 
2. Inilah yang menjadi sebab perbedaan umat Nabi Muhammad ﷺ dengan umat lainnya. Perbedaan umat Islam pada Hari Kiamat adalah dari berkilaunya wajah, tangan, dan kaki mereka.
 
3. Yang menjadi keistimewaan umat Islam adalah bukan perbuatan wudhunya, karena wudhu sudah ada pada umat sebelum Islam. Yang menjadi keistimewaan umat Islam adalah adanya ghurron muhajjalin (bekas wudhu yang nampak pada wajah, tangan, dan kaki).
 
4. Bolehkah menambah membasuh lebih dari batasan yang wajib saat berwudhu? Misalnya membasuh lebih dari siku tangan atau mata kaki? Ada perbedaan ulama dalam hal ini. Yang tepat adalah tidak menambah lebih dari kadar wajib.
 
5. Perkataan dalam hadis “Barang siapa di antara kalian dapat memperpanjang cahaya tersebut, hendaklah ia melakukannya”, itu adalah mudraj (sisipan keterangan) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, untuk menjelaskan maksud hadis. Kaidahnya, tafsiran perawi selama tidak menyelisihi tekstual (zahir) dari hadis, maka wajib diterima. Namun jika menyelisihi, berarti tak bisa diterima. Sedangkan kalau kita lihat pada perbuatan Nabi ﷺ, beliau tidaklah melakukan wudhu melebihi batasan wajibnya. Berarti ketika membasuh lengan hanyalah sampai siku, dan ketika membasuh kaki hanyalah sampai mata kaki.
 
Semoga bermanfaat.
 
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
CAHAYA DARI BEKAS WUDHU