بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ZIARAH KUBUR TIDAK HARUS MENJELANG RAMADAN SAJA
Menjelang Ramadan diyakini sebagai waktu utama untuk ziarah kubur, yaitu mengunjungi kubur orang tua atau kerabat (dikenal dengan “Nyadran”).
Yang tepat, ziarah kubur itu tidak dikhususkan pada bulan Syakban saja. Kita diperintahkan melakukan ziarah kubur setiap saat, agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian.
Nabi ﷺ bersabda:
زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الآخِرَةَ
“Lakukanlah ziarah kubur, karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada Akhirat (kematian).” [HR. Muslim no. 976]
Jadi yang masalah adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu, dan meyakini bahwa menjelang Ramadan adalah waktu utama untuk ‘Nyadran’ atau ‘Nyekar’. Ini sungguh suatu kekeliruan, karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.
Kuburan-kuburan yang dikeramatkan dari orang-orang yang disebut wali, pada hari-hari atau bulan-bulan tertentu, akan menjadi ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah, termasuk pada saat menjelang Ramadan. Masjid-masjid Allah akan kalah ramai jika musim itu datang. Semuanya sedang merendahkan diri untuk bertabarruk (ngalap berkah) mencari syafaat, dan mencari kesejahteraan hidup. Mereka menganggap bahwa orang-orang mati itu merupakan wasilah (perantara) menuju Allah Azza wa Jalla. Seperti alasan orang-orang musyrikin Arab dahulu yang disebutkan dalam firman Allah ﷻ:
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
(Artinya) Orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai wali (berkata): “Kami tidak menyembah mereka, kecuali hanya untuk mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dektanya.” [QS. az-Zumar/39 : 3]
Ramadan adalah bulan penuh berkah, bulan mendulang pahala. Mungkin dalam rangka menyambut kehadiran Ramadan yang suci ini, banyak kaum Muslimin yang menganggap perlu berziarah kubur terlebih dahulu, supaya afdhal. Dan agar lebih sempurna lagi, maka kuburan yang diziarahi adalah kuburan orang-orang yang dianggap wali, meskipun harus ditempuh dengan menguras biaya, tenaga dan pikiran, karena jarak tempuhnya yang kadang mencapai ratusan bahkan mungkin ribuan kilometer.
Tidak benar persangkaan sebagian orang, bahwa Ahlussunnah melarang umat untuk berziarah kubur. Bahkan Ahlussunnah mengakui disyariatkannya ziarah kubur berdasarkan banyak dalil Sahih, dan menetapkan keutamaannya. Yang terlarang adalah ziarah kubur yang tidak sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ, yang menjerumuskan kepada perkara bidah dan terkarang mencapai tingkat syirik.
Artikel Salam Dakwah
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
ZIARAH KUBUR TIDAK HARUS MENJELANG RAMADAN SAJA
Leave A Comment