بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
15 TANDA HATI YANG BERSIH
(01). Menauhidkan Allah dan Mencintai-Nya
“Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” [QS. 2: 165]
Apabila hati itu dalam keadaan suci, maka di dalamnya hanya ada cinta kepada Allah dan cinta kepada semua yang dicintai Allah, benci kepada semua yang dibenci Allah, dan takut, harap dan tawakal hanya kepada Allah.
(02). Mengikuti Rasul ﷺ dan Para Sahabat dalam Beragama dan Menjauhi Kebidahan
Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:
وَلَا تَتِمُّ لَهُ سَلَامَتُهُ مُطْلَقًا حَتَّى يَسْلَمَ مِنْ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ: مِنْ شِرْكٍ يُنَاقِضُ التَّوْحِيدَ، وَبِدْعَةٍ تُخَالِفُ السُّنَّةَ، وَشَهْوَةٍ تُخَالِفُ الْأَمْرَ، وَغَفْلَةٍ تُنَاقِضُ الذِّكْرَ، وَهَوًى يُنَاقِضُ التَّجْرِيدَ وَالْإِخْلَاصَ. وَهَذِهِ الْخَمْسَةُ حُجُبٌ عَنِ اللهِ
“Dan tidaklah sempurna kesucian pada hati, kecuali apabila selamat dari lima perkara:
• Kesyirikan yang membatalkan tauhid,
• Bidah yang menyelisihi sunnah, dan
• Syahwat yang menyelisihi perintah (syariat),
• Kelalaian yang bertentangan dengan zikir (ingat kepada Allah), serta
• Hawa nafsu yang menyelisihi loyalitas (ittiba’ kepada Nabi ﷺ) dan keikhlasan.
Kelima perkara ini merupakan penghalang dari Allah.” [Al-Jawaabul Kaafi hal 122]
(03). Benci kepada Dosa dan Maksiat
Hati yang bersih itu akan merasakan sakit dan tersiksa jika ia melakukan maksiat dan dosa.
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu, serta telah menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan juga kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” [QS. 49: 7]
(04). Sedih Jika Terluput dari Amal Saleh
Dia akan menyesal apabila ketinggalan atau tidak sempat melaksanakan suatu ibadah.
“Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang, yang apabila mereka itu datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan (untuk bisa berangkat berjihad), lalu kamu berkata: “Aku tidak memeroleh kendaraan untuk membawamu,” lalu mereka kembali, sedang mata mereka telah bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memeroleh apa yang akan mereka nafkahkan.” [QS. At-Taubah 9: 92]
(05). Semakin Zuhud Terhadap Dunia dan Semakin Mendekatkan Diri kepada Akhirat
Imam Ibnu Rajab رحمه الله berkata:
ولم يكن أكثر تطوع النبي صلى الله عليه وسلم وخواص أصحابه بكثرة الصوم والصلاة بل ببر القلوب وطهارتها وسلامتها وقوة تعلقها بالله خشية له ومحبة وإجلالا وتعظيما ورغبة فيما عنده وزهدا فيما يفنى
“Amalan Sunnah yang paling sering dilakukan oleh Nabi ﷺ dan juga para sahabat dekatnya itu bukanlah dengan banyak berpuasa serta salat, akan tetapi dengan membersihkan hati dan juga menggantungkan hati kepada Allah dengan rasa takut, cinta, pengagungan, serta berharap pahalanya, dan zuhud akan apa-apa yang akan sirna (dunia).” [Lathaa-iful Ma’aarif hal 448]
(06). Memiliki Akhlak yang Mulia
Dari Abdullah bin ‘Amru رضي الله عنه, telah ditanyakan ke Rasulullah ﷺ:
أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ قَالَ كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ قَالُوا صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ قَالَ هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ
“Manusia yang bagaimanakah yang paling utama?”
Beliau ﷺ menjawab: “Setiap (orang) yang hatinya makhmum dan lisan (ucapannya) benar.”
Mereka pun berkata: “Perkataannya yang benar telah kami ketahui. Lalu apakah maksud dari hati yang makhmum?”
Beliau ﷺ bersabda: “Hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada dosa dan kezaliman padanya, serta kedengkian dan hasad.” [HR. Ibnu Majah no. 4216, lihat Silsilah ash-Shahiihah no. 948]
(07). Banyak Beribadah kepada Allah, Serta Selalu Rindu untuk Beribadah kepada-Nya
“Dan orang-orang yang telah menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengann bersujud dan berdiri.” [QS. 25: 64]
Utsman bin ‘Affan رضي الله عنه berkata:
“Sekiranya hati kita ini bersih, maka ia tidak akan bosan membaca Alquran.” [Ighaasatu al-Lahfan min Mashaa-id asy-Syaithan I/64]
(08). Bersemangat dan Bersungguh-sungguh Mengerjakan Kebaikan dan Ketaatan
Sa’id bin al-Musayyib رحمه الله berkata:
“Sesungguhnya aku menempuh perjalanan berhari-hari hanya untuk mendapatkan satu hadis saja.” [Ar-Rihlah fii Thalabil Hadis 127]
(09). Hati Mudah Tersentuh dengan Ayat-Ayat Alquran yang Dibacakan Kepadanya
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Alquran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi lembut pula kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” [QS Az-Zumar 39: 23]
(10). Hati Mudah Tersentuh dengann Berbagai Ujian, Musibah dan Cobaan yang Dihadapi
Ibrahim an-Nakha’i رحمه الله berkata:
“Apabila kami datang ke rumah orang yang meninggal dunia, maka hal itu membekas pada diri kami hingga berhari-hari, karena kami tahu ada sesuatu (ajal) datang pada orang itu, lalu membawanya ke Surga atau Neraka.” [Shifatush Shafwah III/87]
(11). Dapat Mengenal atau Mampu Untuk Membedakan Kebenaran dan Kebatilan
Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:
“Hati yang hidup itu adalah hati yang bisa untuk mengenal kebenaran, menerimanya, mencintainya, dan juga mengutamakannya daripada selainnya. Jika hati tersebut mati, maka tidak akan tersisa padanya kepekaan dan kemampuan untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan.” [Syifaa-ul ‘Aliil I/104]
(12). Mudah Menjauhi Perkara yang Haram dan Meninggalkan Perkara yang Syubhat
Imam Ibnu Rajab رحمه الله berkata:
“Baiknya amalan badan seseorang dan juga kemampuannya untuk menjauhi keharaman, serta meninggalkan perkara yang syubhat, maka itu semua tergantung pada baiknya hati.” [Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam I/210]
(13). Mudah Memahami/ Mengamalkan Ilmu
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله:
“Maka sesungguhnya hati, apabila dia lemah lembut, maka penerimaannya terhadap ilmu akan lebih gampang dan mudah, serta ilmu lebih kokoh padanya, teguh dan membekas. Namun apabila hati itu keras dan kaku, maka penerimaannya terhadap ilmu lebih sulit dan sukar.” [Majmuu’ al-Fataawa IX/315]
(14). Ikhlas dalam Beribadah kepada Allah
Yahya bin Ma’iin رحمه الله berkata:
“Aku tidak pernah melihat seseorang seperti Ahmad bin Hanbal. Kami telah bersahabat dengannya selama 50 tahun, sama sekali ia tidak pernah membanggakan sesuatu pun yang merupakan bagian dari kesalehan dan kebaikannya.” [lihat Hilyatul Auliyaa’ IX/181]
(15). Mudah Menangis Takut kepada Allah
Ibrahim bin al-Asy’ats رحمه الله berkata:
“Aku belum pernah melihat seseorang yang rasa pengagungannya terhadap Allah dalam dadanya lebih besar melebihi al-Fudhail bin ‘Iyyad. Ketika beliau mengingat Allah atau disebut nama Allah di sisinya, atau sedang mendengarkan Alquran, maka muncullah rasa takut serta kesedihan darinya. Dan air matanya mengalir dari kedua matanya dan beliau pun menangis, sehingga orang-orang yang menghadiri (majelis beliau) merasa kasihan kepadanya.” [Az-Zuhud hal 223 oleh Imam Ahmad]
Oleh: Ustadz Najmi Umar Bakkar (@najmiumar_official)
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
15 TANDA HATI YANG BERSIH
Leave A Comment