بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Dakwah TauhidAkidah

#DakwahManhaj

SUDAHKAH ANDA MENGENAL SESATNYA JAMAAH TABLIGH?

Penulis: Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah

Jamaah Tabligh

Jamaah Tabligh termasuk AHLUL BID’AH dan FIRQAH SESAT yang MENYESATKAN dari Firqah Shufiyyah. Firqah tabligh ini terbit dari India, yang dilahirkan oleh seorang Shufi tulen bernama Muhammad Ilyas. Kemudian firqah sesat ini mulai mengembangkan ajarannya, dan masuk ke negeri-negeri Islam seperti Indonesia dan Malaysia dan lain-lain.

Firqah tabligh ini dibina atas dasar kejahilan di atas kejahilan yang dalam dan merata, yang diawali oleh pendirinya, pengganti-penggantinya, Amir-amirnya, tokoh-tokohnya, syaikh (guru)-syaikhnya, murid-muridnya, istimewa pengikut-pengikutnya dari orang-orang awam. Kejahilan mereka terhadap Islam, mereka hanya melihat Islam dari satu bagian, dan tidak secara keseluruhan, sebagimana yang Allah perintahkan:

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam (ajaran) Islam scara kaffah (keseluruhan).” (Al-Baqarah: 208).

Kerusakan akidah mereka dipenuhi dengan kesyirikan, yang berdiri di atas Manhaj Shufiyyah. Ibadah mereka yang dipenuhi dengan bid’ah yang sangat jauh dari Sunnah. Akhlak dan adab mereka yang dibuat-buat, sangat jauh dari akhlak Nabi ﷺ dan para shahabatnya. Mereka sangat fakir dan miskin dari ilmu, karena mereka sangat menjauhi ilmu. Kebencian dan kedengkian mereka sangat dalam kepada imam-imam Ahlus Sunnah wal Jamaah, seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab dan lain-lain. Bahkan salah seorang amir dari firqah tabligh ini pernah berkata dengan sangat marah: “Kalau seandaiya aku memunyai kekuatan sedikit saja, pasti akan aku bakar kitab-kitab Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim dan Ibnu Abdul Wahab. Dan aku tidak akan tinggalkan sedikit pun juga dari kitab-kitab mereka yang ada di permukaan bumi ini.” (Dari kitab al-Qaulul Baligh fit Tahdzir min Jama’atit Tabligh hal. 44-45 oleh Syaikh Hamud bin Abdulah bin Hamud at-Tuwaijiriy).

Alangkah besarnya kebencian dan permusuhan mereka terhadap pembela-pembela Sunnah.

Bid’ah-Bid’ah Jamaah Tabligh

Di antara bid’ah-bi’ah Jamaah Tabligh ialah “Ushul Sittah” (dasar yang enam) yaitu:

Pertama:

Kalimat Thayyibah

Yaitu dua kalimat syahadat: Asyhadu alla ilaaha illallah wa asy hadu ana Muhammadar-rasulullah. Yang mereka maksudkan hanya terbatas pada Tauhid Rububiyyah, yaitu mengesakan Allah di dalam penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, pengaturan-Nya dan lain-lain, yang masuk ke dalam Tauhid Rububiyyah.

Tauhid inilah yang mereka amalkan, dan menjadi dasar di dalam dakwah mereka. Adapun Tauhid Uluhiyyah atau Tauhid Ubudiyyah (yaitu mengesakan Allah di dalam beribadah kepada-Nya) dan Tauhid Asma’ Wassifat (Mengesakan Allah di dalam nama dan sifat-Nya tanpa ta’wil) tidak ada pada mereka, baik secara ilmu maupun amal dan dakwah. Oleh karena itu, mereka membatasi berhala, istimewa pada zaman ini, hanya lima macam berhala:

  1. Berhala pertama: Berusaha mencari rezeki dengan menjalani sebab-sebabnya, seperti berdagang atau membuka toko dan lain-lain dari jalan yang halal

Inilah yang dikatakan berhala oleh Jamaah Tabligh! Karena dia akan melalaikan manusia dari kewajiban agama, kecuali kalau mereka khuruj (keluar di jalan Allah menurut istilah firqah Jamaah Tabligh) bersama Jamaah Tabligh!?

  1. Berhala kedua: Keluarga dan teman

Karena mereka ini pun melalaikan manusia dari menegakkan kewajiban, kecuali kalau mereka khuruj bersama Jamaah Tabligh!?

  1. Berhala ketiga: Nafsu Ammaarah Bissuu’ (Nafsu yang memerintahkan berbuat kejahatan)

Karena menurut mereka Nafsu Ammaarah ini menghalangi menusia dari berbuat kebaikan dan dari jalan Allah, seperti khuruj bersama Jamaah Tabligh.

Jamaah Tabligh adalah Ahlul Bid’ah, jahil dan sesat bersama khuruj bid’ah mereka. Maka merekalah yang lebih berhak mengkuti Nafsu Ammaarah. Adapun orang yang menyalahi Jamaah Tabligh dan berpaling dari mereka, serta memeringati manusia dari bid’ahnya firqah tabligh, maka diharapkan orang tersebut jiwanya Thayyibah (baik), karena ia mengajak manusia kepada kebaikan, dan melarang dari kejahatan dan pelakunya.

  1. Berhala keempat: Hawa Nafsu

Karena menurut Jamaah Tabligh, hawa nafsu ini akan menghalangi manusia dari kebaikan, seperti khuruj bersama mereka.

Sesungguhnya Jamaah Tabligh yang lebih berhak dikatakan sebagai pengikut-pengikut hawa nafsu kaena mereka termasuk Ahlul Bid’ah. Sedangkan Ahlul Bid’ah adalah orang yang mengikuti hawa nafsu. Oleh karena itu, ulama kita menamakannya Ahlul Ahwaa’. Di antara bukti bahwa Jamaah Tabligh pengikut hawa nafsu, mereka membai’at manusia atas dasar beberapa Tarekat Shufiyyah sebagaimana akan datang penjelasannya.

  1. Berhala kelima: Setan

Yang terakhir ini menurut firqoh tabligh sangat besar menghalangi manusia dari kebaikan, seperti khuruj bersama Jamaah Tabligh.

Pada hakikatnya Jamaah Tablighlah yang dihalangi oleh setan dari kebenaran yang sangat besar, yaitu mengikuti Sunnah Nabi ﷺ, dan diperintah untuk mengerjakan kejahatan yang besar, yaitu bid’ah. Karena bid’ah lebih dicintai iblis dari maksiat, dan sangat dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Sedangkan Jamaah Tabligh tergolong Ahlul Bid’ah yang mengikuti sunnahnya Shufiyyah.

Kedua:

Shalat Lima Waktu, shalat Jumat, shalat jamaah di masjid, shalat yang khusyu’, shalat pada shaf yang pertama, memerbanyak shalat-shalat sunnah dan lain-lain

Yang pada hakikatnya amal-amal di atas diwajibkan dan sangat disukai di dalam agama. Akan tetapi Jamaah Tabligh telah melalaikan beberapa kewajiban untuk menegakkan amal-amal di atas, di antaranya:

  • Ilmu

Mereka beramal dengan kebodohan tanpa ilmu kecuali Ilmu Fadhaa-Il (Keutamaan keutamaan amal) sebagaimana akan datang keterangannya pada dasar yang ketiga.

  • Mengikuti Sunnah

Mereka meninggalkan mengikuti Sunnah Nabi ﷺ dengan berpegang kepada bid’ah, Taqlid dan Ta’ashshub Madzhabiyyah.

  • Melalaikan memelajari rukun-rukun, kewajiban-kewajiban dan hukum-hukum dari amal-amal di atas.

Oleh karena itu, kita lihat mereka tidak mengerti cara shalat Rasulullah ﷺ. Adapun masjid, maka mereka mangajak ke masjid-masjid tempat mereka berkumpul.

Ketiga:

Ilmu

Yang mereka maksudkan dengan ilmu ialah:

  1. Ilmu Fadhaa-Il, yaitu tentang memelajari keutamaan-keutamaan amal menurut mereka. Adapun ilmu tauhid dan ahkaam (hukum-hukum), dan masalah-masalah fiqhiyyah (fikih) dan ilmu berdasarkan dalil-dalil al-Kitab dan Sunnah, mereka sangat jauh, dan melarangnya, bakhan memeranginya.
  2. Ilmu tentang Rukun Iman dan Islam. Akan tetapi mereka memelajarinya atas dasar tarekat-tarekat Shufiyyah, khurafat-khurafat, hikayat-hikayat yang batil dan Ta’ashshub Madzhabiyyah.

Keempat:

Memuliakan atau Menghormati Kaum Muslimin

Menurut firqoh tabligh, setiap orang yang mengucapkan dua kalimat ”Laa ilaaha illallah Muhammadar-rasulullah”, maka wajib bagi kita memuliakan dan menghormatinya, meskipun orang tersebut telah mengerjakan sebesar-besar dosa besar, seperti syirik. Menurut mereka: ”Kami tidak membenci pelaku maksiat, akan tetapi yang kami benci adalah maksiatnya!!”

Di dalam dasar yang keempat ini, mereka sangat berlebihan menghormati atau memuliakan kaum Muslimin, dengan meninggalkan Nahi Munkar dan nasihat, dan dengan cara yang dibuat-buat.

Kalima:

Mengikhlaskan Niat Agar Jauh dari Riya’ dan Sum’ah (Memerdengarkan Amal Kebaikan)

Akan tetapi, mereka meninggalkan Sunnah dan mengikuti-mengikuti cara-cara ikhlas di dalam Tashawwuf.

Keenam:

Khuruj

Menurut Jamaah Tabligh, makna khuruj adalah keluar di jalan Allah, berdakwah yang merupakan jihad yang paling besar. Mereka membatasi dakwah hanya dengan khuruj berjamaah bersama mereka selama tiga hari, dan seterusnya. Khuruj ini memunyai kedudukan dan keutamaan yang besar di dalam bid’ah mereka melebihi shalat, sedekah, puasa, dan haji dan lain-lain.

Keutamaan khuruj ini pernah saya dengar langsung dari salah seorang amir mereka di Pekanbaru pada 1995 di Masjid Agung An-Nur selepas shalat maghrib. Ketika amir itu telah selesai dari ceramah bid’ahnya, dan mengajak kaum Muslimin mengerjakan bid’ah yang lain, yaitu khuruj, saya tanyakan mana dalilnya dari Al-Kitab dan Sunnah tentang keutamaan khuruj yang saudara katakan tadi? Amir itu sangat terkejut, dan mengingkari apa yang telah dia katakan di atas. Kemudian saya meminta kepada Jamaah Tabligh yang hadir di masjid itu untuk menjadi saksi, bahwa amir mereka betul-betul telah mengucapkannya. Besar harapan saya, bahwa mereka akan membenarkan apa yang saya katakana, dan menjadi saksi di dalam kebenaran, bukan menjadi saksi palsu. Akan tetapi harapan saya hilang, ketika mereka semuanya mengingkari saya, dan membenarkan amir mereka. Tidak ada saksi bagi saya, kecuali Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat, kemudian seorang ikhwan kita yang duduk di samping saya. Lalu saya pun meninggalkan masjid sambil berkata, bahwa mereka ini semuanya pembohong!

Akidah dan amalan khuruj mereka berasal dari mimpinya pendiri Jamaah Tabligh, yaitu Muhammad Ilyas. Dia bermimpi menafsirkan ayat Alquran surat Ali Imaran ayat 110 yang artinya:

”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.”

Berkata Muhammad Ilyas di dalam mimpinya itu ada yang mengatakan kepadanya tentang ayat di atas: ”Sesungguhnya engkau (diperintah) untuk keluar kepada manusia seperti para Nabi.”

Tidak syak lagi bagi ahli ilmu, bahwa tafsir Muhammad Ilyas atas jalan mimpi mengikuti cara-cara Shufiyyah adalah tafsir yang sangat BATIL dan RUSAK. Tafsir Syaithaniyyah, yang mewahyukan kepada Muhammad Ilyas, yang akibatnya timbulnya bid’ah khuruj yang menyelisihi manhaj para Shahabat. Terang-terangan atau tersembunyi, tafsir Muhammad Ilyas ini menujukkan, bahwa dia mendapat wahyu dan diperintah oleh Allah, seperti perintah Allah kepada Nabi dan Rasul. Yang pada hakikatnya, syaithanlah yang mewahyukan kepada di,a dan kaum Shufi yang lainnya, demi membuat bid’ah besar.

Bid’ahnya Jamaah Tabligh adalah mereka bermanhaj dengan manhaj Shufi di dalam akidah, dakwah, ibadah, akhlak dan adab dan lain-lain. Baik orang-perorangnya, amir-amirnya dan guru-gurunya.

Bid’ahnya Jamaah Tabligh, amir dan sebagian dari guru-guru mereka dibai’at atas empat macam tarekat Shufiyyah yaitu:

  1. Naqsyabandiyyah
  2. Qaadiriyyah
  3. Jisytiyyah
  4. Sahruwiyyah

Demikianlan amir tertinggi mereka membai’at pengikut-pengikutnya atas dasar empat tarekat di atas.

Mereka sangat berpegang dan memuliakan kitab mereka: Tablighi Nishaab (Kitab Tablighi Nishaab dinamakan juga kitab Fadlaa-il a’maal) oleh Muahmmad Zakaria Kandahlawiy secara manhaj maupun dakwah.

Kitab Tablighi Nishaab ini dipenuhi dengan berbagai macam bid’ah, syirik, Tashawwuf, khurafat, hadis-hadis dha’if dan maudhu’. Di antara bid’ah syirkiyyat (syirik-ed) yang terdapat di dalam kitab ini ialah memohon syafaat kepada Nabi ﷺ. Dan beliau ﷺ pernah mengeluarkan tangannya dari kubur beliau ﷺ, untuk menyalami Ahmad Ar-Rifaa’iy (ketua Shufi dari tarekat Ar-Rifaa’iyyah).

Demikian juga dengan kitab Hayaatush Shahabah oleh Muhammad Yusuf Kandahlawiy. Kitab ini pun dipenuhi dengan khurafat-khurafat dan cerita-cerita bohong serta hadis-hadis dla’if dan maudhu’. Kedua kitab di atas yang sangat diagungkan dan dimuliakan oleh Jamaah Tabligh adalah masuk ke dalam kitab-kitab bid’ah dan syirik serta sesat.

Bid’ahnya Jamaah Tabligh, bahwa mereka telah membatasi Islam pada sebagian ibadah. Yang sebagian ini pun mereka penuhi dan mencampur-adukkan dengan berbagai macam bid’ah dan syirkiyyat. Mereka berpaling dari syari’at-syari’at Islam yang lain, seperti tauhid, hukum, dan jihad dan lain-lain.

Mereka meninggalkan ilmu dan ahli ilmu. Mereka memeringatkan pengikut-pengikut mereka dari menuntut ilmu, dan duduk di majelis para Ulama, kecuali orang yang mendukung mereka. Dengan demikian, meratalah dan tersebarlah kejahilan-kejahilan yang dalam di antara mereka, dan hilangnya ilmu dari mereka. Oleh karena itu, yang menjadi timbangan mereka di dalam memutuskan segala urusan ialah dengan jalan: Istihsan (menganggap baik sesuatu perbuatan tanpa dalil), perasaan, mimpi-mimpi dan karamah-karamah (yang pada hakikatnya wahyu dan bantuan dari setan).

Mereka mengajak manusia ke jalan Allah dan masuk ke dalam agama Allah tanpa ilmu sama sekali dan tanpa bashirah (hujjah dan dalil). Inilah dari sebesar-besar sebab yang membawa mereka menyimpang dari ajaran Islam dan terjerumus ke dalam lembah kesasatan bid’ah dan syirik. Bagaimana mungkin mereka mengajak manusia kepada sesuatu yang mereka tidak paham dan tidak mengetahuinya!? Lihatlah! Mereka mengajak kepada Islam dan mengikuti perintah Allah dan Sunnah rasul-Nya ﷺ, padahal mereka tidak mengetahui dan memahaminya!? Sebenarnya merekalah yang lebih berhak dan sangat berhajat kepada Islam dan seluruh ajarannya, dengan cara belajar dan mehaminya dari Ulama. Bukan mengajar atau berdakwah kepada manusia!

Di Antara Bid’ah Besar Jamaah Tabligh

  • Di antara bid’ah besar Jamaah Tabligh ialah, bahwa mereka selalu berdalil dengan hadis-hadis dha’if, sangat dha’if, maudhu’/ palsu dan hadis-hadis yang tidak ada asal-usulnya sama sekali (laa ashlaa lahu).
  • Di antara bid’ah besar Jamaah Tabligh ialah, bahwa mereka telah membuat kelompok (firqah) yang menyendiri, dan memisahkan diri dari kaum Muslimin. Mereka tidak mengajak kaum Muslimin, kecuali kepada firqah-nya, baik secara manhaj, ilmu dan dakwah. Adanya imam tertinggi dan amir-amir dan bai’at yang ditegakkan di dalam firqah tabligh ini. Mereka mengajak kaum Muslimin ke masjid-masjid dan markas-markas mereka untuk Ijtima’ (berkumpul), umumnya sepekan sekali.
  • Di antara bid’ah besar Jamaah Tabligh ialah berkumpulnya ratusan ribu jamaah di Bangladesh pada setiap tahunnya. Di antara Ijtima’ Bid’iyyah ini keluarlah berbagai macam bid’ah I’tiqad dan Amaliyyah, yang begitu banyak dikerjakan oleh Jamaah Tabligh. Sehingga sebagian dari mereka mengatakan, berkumpulnya mereka di Dakka ibu kota Bangladesh pada setiap tahunnya, lebih utama dari berkumpulnya jamaah haji di Makkah. Mereka meyakini, bahwa bahwa berdoa pada akhir Ijtima’ di atas mustajab. Mereka meyakini, bahwa akad nikah pada hari itu diberkati. Oleh karena itu, sebagian dari mereka mengundurkan akad nikahnya sampai hari Ijtima’ tahunan di Bangladesh untuk memerolah barakahnya.
  • Di antara bid’ah besar Jamaah Tabligh ialah, bahwa mereka mewajibkan Taqlid dan bermanhaj dengan Manhaj Tashawwuf, sebagaimana telah ditegaskan oleh salah seorang imam mereka, yaitu Muhammad Zakaria, pengarang kitab Tablighi Nishaab atau kitab Fadlaa-illul a’maal:

”…Kami menganggap pada zaman ini Taqlid itu wajib, sebagaimana kami menganggap Tashawwuf syari itu sedekat-sedekat jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Maka orang yang menyalahi kami dalam dua perkara di atas (Taqlid dan Tashawwuf), maka dia telah berlepas diri dari jamaah kami…” (Jamaa’atut Tablligh, Aqaa-iduha, Ta’ri-fuha hal. 69 dan 70 oleh Ustad Abi Usamah Sayyid Thaaliburrahman). Ini menunjukkan, bahwa Jamaah Tabligh dibina atas dasar Taqlid dan Tashawwuf.

  • Di antara bid’ah besar Jamaah Tabligh ialah berdusta atas nama Allah. Salah seorang imam mereka yang bernama Muhammad Zakaria, pengarang kitab Fadlaa-ilul a’maal dengan tegas mengatakan: Bahwa Allah telah menguatkan Madzhab Hanafi dan Jamaah Tabligh!!! (Jamaa’atut Tabligh, Aqaa-iduha, ta’rifuha hal. 91 oleh ustadz Abi Usamah Sayyid Thaaliburrahman).

Subhanallah! Sungguh ini satu DUSTA BESAR yang telah dibuat oleh Muhammad Zakaria atas nama Allah. Apakah Allah telah mewahyukan kepadanya, setelah terputusnya wahyu, bahwa Allah yang telah menguatkan Madzhab Hanafi dan Jamaah Tabligh!? Tidak syak lagi bagi orang yang beriman, bahwa Muhammad Zakaria telah mendapat wahyu dari setan.

  • Di antara bid’ah besar Jamaah Tabligh ialah berdusta atas nama Rasulullah ﷺ. Berkata Muhammad Zakaria: ”Sesungguhnya Rasulullah ﷺ telah membagi waktu menjadi tiga bagian: Sepertiga di dalam rumahnya bersama keluarganya, sepertiga mengirim jamaah untuk tabligh dan sepertiga beliau menyendiri.” (Jamaa’atut Tabligh, Aqaa-iduha, Ta’rifuha hal. 92 dan 93 oleh Ustadz Abi Usamah Sayyid Thaaliburrahman). Subhanallah! Orang ini tidak punya rasa malu berdusta atas nama Rasulullah ﷺ, untuk menguatkan Jamaah Tablighnya yang sesat dan menyesatkan.
  • Di antara bid’ah besar Jamaah Tabligh ialah bahwa ketentuan dan ketetapan berdirinya Jamaah Tabligh berdasarkan wahyu dari Allah, yang Allah masukkan ke dalam hati pendiri Jamaah Tabligh, yaitu Muhammad Ilyas. (Jamaa’atut Tabligh, Aqaa-iduha, ta’rifuha hal 98 dan 99 oleh Ustadz Abi Usamah sayyid Thaaliburrahman). Oleh karena itu, tidak boleh ada perubahan sedikit pun juga, meskipun Ulama Ahlus Sunnah telah memeringatkan mereka akan kesesatan mereka.

–Selesai-

(Disalin dari buku Sudahkah Anda Mengenal Jamaah Tabligh? Karya Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hal. 28-55, cetakan Darul Qalam-Jakarta)

Disalin kembali dari: Salafiyunpad.wordpress.com

 

Silakan simak penjelasan Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah mengenai “JAMAAH TABLIGH FIRQAH SESAT TERBESAR DI DUNIA” di tautan berikut ini: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/videos/1806497579592400/