Zina

ZINA ADALAH UTANG DAN TARUHANNYA ADALAH KELUARGA KITA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

ZINA ADALAH UTANG DAN TARUHANNYA ADALAH KELUARGA KITA
Zina adalah utang.
Taruhannya adalah keluarga kita.
Lelaki yang berzina dengan wanita, sejatinya dia telah mencabik-cabik kehortaman semua lelaki kerabat wanita ini.
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Kita awali dengan sebuah kisah. Kisah nyata yang memberikan pelajaran kepada kita, bahwa kesalahan manusia tidak akan disia-siakan, semua tinggal menunggu balasan.
Tersebutlah dua orang pemuda (sebut saja: Jack dan Black). Keduanya akrab karena sama-sama rajin maksiat. Saling membantu untuk berpetualang di dunia gemblung (dugem). Celakanya keduanya telah menikah.
Suatu ketika Jack melakukan perjalanan. Setelah berinteraksi dengan orang sekitar, dia berkenalan dengan seorang wanita. Terjadilah hubungan gelap di antara mereka. Jack berjanji suatu hari akan menemui sang wanita, setidaknya bisa bermalam bersama.
Tiba saatnya untuk memenuhi janjinya. Suasana keluarga juga mendukung. Dia pun pamit ke istrinya, karena ada tugas penting yang harus dia selesaikan. Dia memohon agar sang istri untuk tinggal sementara di rumah orang tuanya.
Berangkatlah sang istri yang malang ke rumah orang tuanya, dan berangkatlah serigala penipu untuk menjemput wanita simpanan idamannya.
Wanita itu berpesan: ‘Saya ingin kita ngobrol sebentar di taman, kemudian nanti baru ke rumah.’
‘Oke, saya setuju,’ sambut si Jack.
Sepulang dari taman, keduanya melaju ke rumah Jack yang telah dikosongkan penghuninya. Sesampainya di rumah: ‘Tunggu, tolong carikan makan – minum dulu,’ pinta si wanita.
Keluarlah Jack dengan penuh semangat menuju rumah makan. Setelah membeli beberapa makanan dan minuman, dia pun bergegas pulang menuju rumah untuk melampiaskan kenangan indahnya. Segera melaju dengan mobilnya.
“Priiit” ternyata mobil pak polisi telah menghadang.
“Permisi pak, Anda melanggar lalu lintas. Anda melanggar lampu merah.”
“Parkir mobil Anda, dan ikut kami.”
Setelah sampai di kantor polisi, dia minta izin untuk menghubungi teman akrabnya. Berdirilah dia di sudut kantor, dan mulai menghubungi Black.
“Sudah… di rumah saya ada tamu istimewa. Makan malamnya di mobil. Mobilnya ada di tempat X.” Lanjutnya lagi: “Ambil makanan itu, antarkan ke rumahku…, dan lanjutkan rencana kita.” “Kalau kamu sudah selesai bersamanya, kembalikan dia ke rumahnya. Saya khawatir istri saya pulang ke rumah, dan terbongkar semua rahasia ini.”
“Siap, santai saja… selama di sana ada yang istimewa,” Jawab Black.
Berangkatlah Black, teman yang setia ke rumah Jack.
Setelah menjalani proses sidang yang rumit, akhirnya Jack berhasil keluar kantor polisi. Dia bergegas melaju mobilnya dan menuju ke rumahnya.
Apa yang dia jumpai…?? Dia pupus untuk mendapatkan impiannya.
Dia segera menggayuh pintu rumah dan memasukinya. Ternyata istrinya telah di rumahnya. Dan semalam dia bersama teman dekatnya, Black. Dia kaget setengah mati: “Kamu saya cerai tiga…, cerai empat…, cerai seribu kali.”
Apa yang bisa kita renungkan dari kisah ini?
Ya, karena zina adalah utang, taruhannya adalah keluarga kita. Itulah yang dinasihatkan Imam As-Syafii.
Dalam Bait Syairnya beliau mengatakan:
عفوا تعف نساءكم في المحْرَمِ *وتجنبـوا مـا لايليق بمسلـم
إن الزنـا دين إذا أقرضــته * كان الوفا من أهل بيتك فاعلم
من يزنِ في قوم بألفي درهم * في أهله يُـزنى بربـع الدرهم
من يزنِ يُزنَ به ولو بجـداره * إن كنت يا هذا لبيباً فـافهـم
ياهاتكا حُـرَمَ الرجال وتابعـا* طرق الفسـاد عشت غيرَ مكرم
لو كنت حُراً من سلالة ماجـدٍ* ما كنت هتـّـاكاً لحرمة مسلمِ
Maaf, jaga kehormatan para wanita yang menjadi mahram kalian.
Hindari segala yang tidak layak dilakukan seorang Muslim.
Sesungguhnya zina adalah utang.
Jika kamu sampai berani berutang, tebusannya ada pada anggota keluargamu.
Pahami.
Siapa yang berzina dengan wanita lain dan membayar 2000 Dirham, bisa jadi di keluarganya akan dizinai dengan harga ¼ Dirham.
Siapa yang berzina akan dibalas dizinai, meskipun dengan tebusan tembok.
Jika Anda orang cerdas, pahamilah hal ini.
Wahai mereka yang merampas kehormatan keluarga seorang dan menyusuri jalan maksiat,
Anda hidup tanpa dimuliakan.
Jika Anda benar-benar bebas dari belenggu pengikat, tak selayaknya engkau mencabik kehormatan seorang Muslim.
Kisah lain…
Suatu ketika ada seorang pemuda yang pamit untuk safar, mencari pekerjaan demi membantu ekonomi keluarga. Sang ayah berpesan kepada putranya, “Jaga baik-baik adik perempuanmu.”
Pemuda ini kaget dengan pesan ini. Karena dia berangkat sendirian, dan adiknya bersama keluarga di rumah. Apa maksud dia harus menjaga adik perempuannya?
Berangkatlah si pemuda. Namun dia juga ternyata belum paham dengan pesan ayahnya. Setelah berlalu beberapa hari, tiba-tiba sang ayah melihat ada orang (penjual air) yang mencium anak perempuannya.
Sesampainya pemuda ini pulang ke rumah, sang ayah langsung menegurnya: “Bukankah saya telah berpesan kepadamu, jaga adik perempuanmu baik-baik.”
“Apa yang terjadi?” tanya putranya keheranan.
“Sejengkal dibalas sejengkal. Andaikan kamu melakukan pelanggaran lebih dari itu, niscaya si penjual air itu akan melakukan tindakan lebih kepada anak perempuannya.”
[Kisah ini disebutkan Syaikh Abdurrahman As-Suhaim: www.saaid.net]
Siapapun wanita yang menjadi keluarga kita, sejatinya mereka adalah kehormatan kita. Ibu kita, istri kita, putri kita, saudari perempuan kita, bibi kita, dan semua wanita yang menjadi kerabat kita, adalah kehormatan bagi sang lelaki. Jika salah satu di antara mereka berzina, sejatinya telah menodai kehormatan sang lelaki.
Untuk itu, jaga kehormatan mereka dengan tidak mengganggu kehormatan orang lain. Karena zina adalah utang, dan taruhannya adalah keluarga kita.
Abu Umamah menceritakan:
“Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi ﷺ seraya berkata: “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”. Para sahabat pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu, diam!”
Rasulullah ﷺ berkata: “Mendekatlah”. Pemuda tadi mendekati beliau ﷺ dan duduk di hadapan beliau.
Nabi ﷺ bertanya: “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasul,” sahut pemuda itu.
“Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika putri mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika bibimu dizinai?”
.“Tidak, demi Allah wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi dari ibumu dizinai?”
“Tidak, demi Allah wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
Lalu Rasulullah ﷺ meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata:
“Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina.” [HR. Ahmad no. 22211 dan sanadnya disahihkan Al-Albani]
Siapapun wanita yang berzina, sejatinya telah mengiris-iris hati ayahnya, saudaranya, putranya, kakaknya, pakdenya, dan semua mahramnya.
Siapapun lelaki yang berzina dengan wanita, sejatinya dia telah mencabik-cabik kehormatan semua lelaki kerabat wanita ini. Padahal dia pun tidak akan pernah rela ketika istrinya dizinai, putrinya dizinai, saudarinya dizinai… renungkanlah hadis Abu Umamah di atas.
Ditulis dan ditranskip oleh ustadz Ammi Nur Baits
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
www.nasihatsahabat.com
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
ZINA ADALAH UTANG DAN TARUHANNYA ADALAH KELUARGA KITA
Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

3 months lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

3 months lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

3 months lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 months lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 months lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

4 months lalu