Saya seorang gadis, berusia 29 tahun. Hingga saat ini saya belum menikah. Saya berharap agar Syaikh yang mulia berkenan menunjukan kepadaku bacaan surat Alquran atau doa yang dapat mencegahku dari pikiran berat, jika memikirkan tentang masa depan dan anak-anak. Saya merasakan beban berat dikarenakan belum menikah. Terlebih lagi, di rumah ada juga kakak kami yang masih gadis dan belum menikah. Mohon bimbingannya. Semoga Allah ﷻ memberimu pahala.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjawab:
Sebelum menjawab pertanyaan ini saya ingin menegaskan, bahwa segala perkara ada di tangan Allah ﷻ. Tiada yang bisa mendatangkan manfaat dan menolak mara bahaya kecuali Allah ﷻ. Yang menghilangkan segala bentuk kesulitan hanyalah Allah ﷻ. Apabila seseorang tertimpa sesuatu, maka hendaknya ia berlindung dan bersandar kepada Allah ﷻ, serta merendahkan diri kepada-Nya. Hendaknya ia berdoa kepada-Nya, baik kala memohon sesuatu permintaan untuk mendapatkan sesuatu, atau karena ingin menghilangkan sesuatu yang ia takutkan.
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). Dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” [QS. An-Nahl/16:53]
“Atau siapakah yang memerkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan, apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?” [QS. An-Naml/ 27: 62]
Allah ﷻ adalah tempat berlindung seorang hamba. Apabila seseorang menghadap kepada-Nya dengan ikhlas dan betul-betul butuh, niscaya akan dipenuhi hajatnya dalam kondisi ia dapat menjaga kehalalan makanan dan minumannya. Pakaian dan tempat tinggalnya juga dihasilkan dari yang halal. Sesuatu yang baik, maka ia pantas mendapatkan pengabulan dari Allah ﷻ, dan ini mencakup dalam segala perkara. Kemudian hendaknya seseorang mengetahui, apabila ia telah berdoa dan belum dikabulkan untuknya, sesungguhnya Allah ﷻ menyimpankan baginya di Akhirat, atau Allah ﷻ akan menghindarkan keburukan yang lebih besar dari permohonannya. Maka janganlah ia bersedih, lalu meninggalkan doa. Sesungguhnya Allah ﷻ senang dengan orang yang merengek dalam doanya, dan yakin dalam penantian akan dikabulkan doanya, karena Allah ﷻ telah berfirman:
“Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku), dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [QS. Al-Baqarah/2:186]
Dan hendaklah ia sungguh-sungguh dalam mencari waktu dikabulkannya doa. Di antara waktunya adalah sepertiga malam, karena Nabi ﷺ telah bersabda:
“Rabb kita turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan doanya! Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku penuhi permintaanya. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dosanya.” [HR. Al-Bukhari, no. 7494, kitab Tauhid dan Muslim, no. 758, kitab Shalatul Musafirin]
Dan di antara waktu di kabulkannya doa yaitu di penghujung waktu pada hari Jumat, sebagaimana dalam hadis dinyatakan:
“Tidaklah ada seorang Muslim yang berdoa saat waktu itu, di mana ia sedang berdoa kepada Allah ﷻ, melainkan ia akan diberi oleh–Nya.” [HR. Al-Bukhari no 935; Kitabul Jumuah dan Imam Muslim no 852; Kitabul Jumuah]
Dan di antara waktu dikabulkannya doa, yaitu saat keluarnya imam hingga salat akan ditunaikan. Demikian pula waktu antara azan dan iqamat, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan tertolak.” [HR. At-Tirmidzi, no.212 dalam Kitab Shalah dan no. 3577, 3589 Kitab Da’awat dan Abu Dawud, no. 521 Kitab Salat dan Ahmad dalam Musnad 3/119, 155, 225 dan dikatakan oleh Imam Tirmidzi, “Hasan Sahih.” Disahihkan oleh as-Syaikh Ahmad Syakir dalam Hasyiyahnya; at-Tirmidzi (1/417]
Dan juga pada kondisi tertentu, yaitu di saat seseorang sedang dalam keadaan sujud. Sesungguhnya Nabi ﷺ berkata:
‘Adapun sujud, maka hendaklah kalian memerbanyak doa di dalamnya, sebab sangat pantas untuk diijabah bagi kalian.” [HR. Imam Muslim, no. 479 Kitab Salat]
Demikian pula setelah Tasyahud Akhir sebelum salam, karena Nabi ﷺ berkata:
“Kemudian hendaknya ia memilih doa yang paling dia sukai.” [HR. Al-Bukhari, no. 835, kitab Azan dan Imam Muslim, no. 402, kitab Salat]
Inilah yang ingin saya ketengahkan sebelum menjawab pertanyaan khusus tadi.
Adapun jawaban bagi pertanyaan khusus yang diajukan, yaitu hendaknya saudari bersabar dan mengharap pahala, serta saudari wajib mengetahui, bahwa segala urusan itu berada di tangan Allah ﷻ. Mungkin dengan telat menikah, Allah ﷻ mendatangkan kebaikan yang telah disiapkan untuk saudari. Maka hendaklah saudari mengharapkan kebaikan untuk diri saudari.
Apabila saudari didera perasaan gundah gulana dan was-was, maka hendaklah saudari memerbanyak zikir kepada Allah ﷻ, dan memohon perlindungan kepada-Nya Subhanahu wa Taala dari setan yang terkutuk. Dan hendaklah saudari menghadapi segala urusan saudari dengan tetap beribadah dan banyak beramal, sehingga kegundahanmu sirna. Demikian juga saudari hendaknya berdoa dengan doa yang sering dibaca untuk menghilangkan keresahan dan kegundahan yaitu:
“Ya Allah sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam), dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku terhadap diriku, dan ketetapan-Mu adil pada diriku. Aku mohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu. Yang engkau namai diri-Mu dengannya. Atau yang engkau turunkan dalam Kitab-Mu. Atau yang engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu. Atau yang engkau rahasiakan dalam ilmu gaib yang ada di sisi-Mu. Maka aku mohon dengan itu, agar Engkau jadikan Alquran sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku, dan pelipur rasa sedihku, serta penghilang bagi kesusahan dan kegundahanku.”
Dan demikian pula dari doa-doa lainnya yang diajarkan oleh Nabi ﷺ. Maka hal itu akan menghilangkan kesusahan dan kegundahan yang engkau dapatkan. Kami mohon kepada Allah ﷻ untuk Anda kesehatan. Dan Dialah Allah yang memberi taufik.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]