Bid'ah

UNTUK MEREKA YANG MASIH SENANG MERAYAKAN ULANG TAHUN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

UNTUK MEREKA YANG MASIH SENANG MERAYAKAN ULANG TAHUN

Hari kelahiran adalah hari yang dianggap spesial bagi sebagian orang, karena di hari tersebut biasanya seseorang melempar ingatan mereka ke masa lalu, dan mereka dengan senangnya menghitung tahun demi tahun yang sudah di laluinya di dunia, terhitung saat pertama kali mereka dilahirkan.

Dan dengan dasar itulah mereka bergembira akan hari kelahirannya, sehingga dengan sangat bangganya mereka merayakan ‘ULANG TAHUN’, entah itu dengan acara makan-makan, mengadakan pesta, atau yang lebih miris mereka membalut perayaan ulang tahun dengan atas dasar agama dengan melaksanakan zikir bersama, berdoa bersama, ataupun melaksanakan ritual ibadah lainnya.

Ketahuilah, bahwa dalam Islam tidak ada yang namanya ‘ULANG TAHUN. Bahkan senang terhadap hari kelahiran adalah suatu kesalahan besar, karena di dalam Islam yang ada hanyalah umur yang berkurang. Sehingga seorang Muslim patut bersedih ketika umurnya semakin pendek, di mana ajal akan semakin dekat.

Contohlah para Ash salaf. Jika waktunya berlalu tanpa amal saleh yang mereka lakukan, tidak ada perasaan senang di hati mereka. Begitupun ketika hari kelahirannya tiba, karena yang mereka terus pikirkan adalah ajal yang semakin dekat, namun mereka menganggap amal saleh mereka yang masih saja kurang.

Perhatikanlah ketika Basyr bin Al Harits berkata:

مَرَرْتُ بِرَجُلٍ مِنَ العُبَّادِ بِالبَصْرَةِ وَهُوَ يَبْكِي فَقُلْتُ مَا يُبكِيْكَ فَقَالَ أَبْكِي عَلَى مَا فَرَّطْتُ مِنْ عُمْرِي وَعَلَى يَوْمٍ مَضَى مِنْ أَجْلِي لَمْ يَتَبَيَّنْ فِيْهِ عَمَلِي.

“Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashrah dan ia sedang menangis. Aku bertanya: “Apa yang menyebabkanmu menangis?”

Ia menjawab: “Aku menangis karena umur yang luput dariku, begitu pula hari-hari yang telah berlalu. Ajalku ternyata semakin dekat, tetapi belum jelas juga amalku.” [Al-Mujalasah wa Jawahirul ‘Ilmi, 1/46]

Setelah kita mengetahui teladan para Ash salaf dalam menyikapi hari yang telah berlalu, apakah kita masih senang mengingat hari kelahiran? Jika Allah tampakkan batas usia seseorang, masihkah ada yang senang dan berminat merayakan hari ulang tahun?

Maka sadarlah saudaraku, tidak sepantasnya seseorang senang dengan hari kelahirannya, dan tidak menyadari bahwa waktu yang dimiliki semakin sedikit, karena ajal yang akan segera tiba. Apalagi sampai merayakan ulang tahun yang dibarengi dengan amalan tertentu seperti berzikir atau amalan lainnya, maka hal ini termasuk dalam kategori bidah, karena berarti mengada-adakan ibadah yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi ﷺ. Nabi ﷺ dan para sahabatnya tidak pernah mengajarkan dan mencontohkan untuk mengkhusukan ibadah apa pun dalam rangka memuliakan, memeringati dan mengagungkan hari lahir.

Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafidzahullahu Ta’ala berkata:

“Sesungguhnya hal itu (perayaan ulang tahun, tahun baru, dan sebagainya) adalah bidah yang tidak disyariatkan. Perayaan-perayaan itu hanyalah dibuat oleh manusia menurut hawa nafsu mereka. Berbagai macam perayaan (Id) dan apa yang terdapat di dalamnya berupa rasa senang dan gembira, termasuk dalam bab ibadah. Maka tidak boleh mengada-adakan sesuatu apa pun di dalam ibadah, tidak (boleh) pula menetapkan dan meridainya (tanpa ada dalil dari syariat).” [Al-Minzhaar, hal. 19]

Ditambah perayaan ulang tahun adalah tradisi orang-orang kafir, dan bukan bagian dari perayaan kaum Muslimin. Syariat kita yang mulia telah melarang untuk menyerupai (tasyabbuh) dengan orang kafir. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” [HR. Abu Dawud no. 4031, hadis sahih]

Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafidzahullahu Ta’ala berkata:

“Sesungguhnya perayaan tersebut (ulang tahun, tahun baru, dan semacamnya) adalah bentuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir, yaitu dari kalangan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan selainnya, yang gemar membuat-buat berbagai macam perayaan (Id) yang tidak disyariatkan. Dan tidak diragukan lagi, bahwa kita diperintahkan untuk meninggalkan tasyabbuh terhadap orang kafir dan memutus berbagai bentuk kaitan tasyabbuh dengan mereka.” [Al-Minzhaar, hal. 19]

Betapa ruginya kita, ketika kita menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit untuk merayakan ulang tahun, namun tidak ada faidahnya sedikit pun. Malah justru membahayakan agama kita sendiri. Silakan berpikir jika ingin menjadi seorang Muslim sejati.

Wa billahit taufiq was sadaad.

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: nasihatsahabatcom@gmail.com
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

Admin Nasihat Sahabat

Artikel Terbaru

DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…

1 week lalu

BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…

1 week lalu

BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…

1 week lalu

LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…

3 weeks lalu

KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…

3 weeks lalu

SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   SAFAR WANITA TANPA MAHRAM DIBOLEHKAN DENGAN KETENTUAN DAN SYARAT, BENARKAH? Asalnya, Safar Wanita…

2 months lalu