Sekarang ini kita sering dengar orang bilang bidah ini, bidah itu. Memang bidah itu sendiri apa sih?
Bidah merupakan tambahan atau perkara baru di dalam agama. Bidah merupakan perbuatan ibadah yang sia-sia. Bahkan tidak diterima oleh Allah, meskipun niat pelakunya adalah baik.
“Barang siapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” [HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718]
Nah, ada sedikit tips atau cara mudah untuk lebih memahami perkara bidah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama: Bidah itu hanya dalam perkara ibadah
Jadi bidah yang tercela yang dimaksudkan oleh Nabi ﷺ hanya terjadi di dalam perkara ibadah. Adapun dalam perkara dunia seperti azan dengan speaker, berdakwah lewat media sosial, berangkat haji dengan pesawat, maka ini semua tidak termasuk ke dalam bidah yang Nabi ﷺ maksud.
Kedua: Suatu perbuatan ibadah yang pada zaman Nabi ﷺ dan sahabatnya memungkinkan untuk mereka lakukan namun mereka tidak melakukannya, maka perbuatan ibadah tersebut adalah bidah.
Sebagai contoh, dulu banyak para sahabat yang gugur di medan perang. Namun Nabi ﷺ dan para sahabat tidak melakukan ibadah khusus, selamatan kematian untuk para sahabat yang mati ini.
Apakah Nabi ﷺ dan para sahabat memungkinkan untuk mengadakan hal ini? Ya, memungkinkan. Akan tetapi mereka tidak melakukannya. Maka perkara ini termasuk ke dalam bidah.
Nah, mulai sekarang jangan adalagi ya yang bilang “Naek onta aja sono” , “Ngapain pake HP” , “Ngapain Facebookan” , dan perkataan lain yang semisal ketika dinasihati tentang bidah.
Poin intinya, apabila kita ingin melakukan suatu ibadah, coba cek dulu, ada atau tidak dalilnya dari Nabi ﷺ. Ada diamalkan atau tidak oleh Nabi ﷺ dan para sahabatnya.