TIGA BEKAL YANG HENDAKNYA DIMILIKI OLEH ORANG YANG BERAMAR MARUF NAHI MUNGKAR
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
TIGA BEKAL YANG HENDAKNYA DIMILIKI OLEH ORANG YANG BERAMAR MARUF NAHI MUNGKAR
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:
“Hendaklah orang yang beramar maruf nahi mungkar memiliki tiga bekal:
1. Berilmu,
2. Bersikap lemah lembut, dan
3. Bersabar.
Berilmu harus dimiliki sebelum seseorang itu beramar maruf nahi mungkar.
Sikap lemah lembut harus ada ketika (di tengah-tengah) melakukan hal ini.
Dan sikap sabar harus dimiliki setelah seseorang beramar maruf nahi mungkar.” [Al Amru bil Maruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 18]
Berikut penjelasan ketiga bekal ini.
Bekal pertama: Berilmu
Mengenai bekal ilmu ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:
“Jika ini merupakan definisi amal saleh (yaitu harus ikhlas dan mengikuti tuntunan Nabi ﷺ), maka seseorang yang hendak amar maruf nahi mungkar harus memiliki dua sifat ini (ikhlas dan mengikuti ajaran Nabi ﷺ). Dan tidak mungkin disebut sebagai amal saleh jika tidak disertai dengan ilmu dan kepahaman. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Abdul Aziz:
“Barang siapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”
Sebagaimana pula ucapan Mu’adz bin Jabal:
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
“Ilmu adalah pemimpin amal, dan amalan itu berada di belakang, setelah adanya ilmu.“
Perkara ini adalah suatu yang sudah sangat jelas. Setiap amalan jika tidak disertai dengan ilmu, tentu akan memunculkan kejahilan, kesesatan, dan memertuhankan hawa nafsu, sebagaimana telah dijelaskan dahulu. Inilah perbedaan antara orang jahiliyah dan orang muslim.
Oleh karena itu hendaklah seseorang memiliki ilmu terlebih dahulu sebelum beramar maruf nahi mungkar. Hendaklah dia mengetahui keadaan orang yang akan diajak pada kebaikan dan dilarang dari suatu kemungkaran. Hendaklah dia memerhatikan pula maslahat yang akan muncul ketika melakukan hal ini. Jika dia memenuhi syarat ilmu ini, maka itu akan lebih cepat mengantarkan pada tujuan yang diinginkan.” [Al Amru bil Maruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15]
Bekal kedua: Lemah lembut dan santun (ar rifq wal hilm)
Sikap inilah yang akan membuat orang lain lebih mudah menerima nasihat. Berbeda jika kita bertindak kasar apalagi anarki dan membuat onar. Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah Maha Penyantun. Dia menyukai sifat penyantun (lemah lembut). Allah akan memberikan sesuatu dalam sikap santun yang tidak diberikan pada sikap kasar dan sikap selain itu.” [HR. Muslim no. 2593)
Juga dari ‘Aisyah adhiyallahu’anha, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya sikap lemah lembut tidak akan berada pada sesuatu, melainkan ia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk.” [HR. Muslim no. 2594]
Bekal Ketiga: Bersabar
Hendaklah seseorang yang beramar maruf nahi mungkar memiliki sikap sabar. Sebab sudah merupakan sunnatullah, bahwa setiap orang yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran pasti akan menghadapi berbagai cobaan dan gangguan. Jika ia tidak bersikap sabar dalam menghadapinya, maka akan timbul banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan. Mengenai sikap sabar ini, Allah ceritakan dalam wasiat Luqman pada anaknya:
“Dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik, dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar, lalu bersabarlah terhadap apa yang akan menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [QS. Luqman (31): 17]