TIDAK TERCELA MENGINGATKAN KESALAHAN ULAMA JIKA BERADAB DAN TETAP MEMULIAKANNYA
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
TIDAK TERCELA MENGINGATKAN KESALAHAN ULAMA JIKA BERADAB DAN TETAP MEMULIAKANNYA
>> Yang Wajib adalah Mengikuti Dalil, Bukan Taqlid kepada Siapapun!!
1. Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah berkata:
السلفيون لا يقبلون الأقوال إلا إذا قامت على الحجج والبراهين.
“Ahlus Sunnah tidak akan menerima ucapan-ucapan, kecuali jika ucapan-ucapan tersebut tegak di atas hujjah-hujjah dan bukti-bukti.” [Umdatul Abby, hlm. 417]
«لا يجوز أخذ قول فقيه مهما بلغ من الفقه والعلم، إلا إذا كان مبنيا على دليل صحيح»
“Tidak boleh mengambil pendapat seorang ulama betapapun tinggi fikih dan ilmu yang dia kuasai, kecuali jika pendapat tersebut dibangun di atas dalil yang shahih.” [Syarh al-Manzhumah al-Haiyyah, hlm. 63]
3. Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya az-Zahrany hafizhahullah berkata:
بعض الناس يدور مع شيخه أو أستاذه أو صديقه أو… حيث دار!! والواجب علينا جميعاً أن ندور مع الدليل حيث دار.
“Sebagian orang begitu saja mengikuti gurunya, atau ustadznya, atau temannya, atau yang lainnya kemanapun dia pergi!! Padahal yang wajib atas kita semua adalah dengan kita mengikuti dalil, kemana pun dalil tersebut berputar.”
Membantah Ulama dengan Penuh Adab Bukan Berarti Ingin Menjatuhkannya
4. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
من النصيحة للعلماء: أنك إذا رأيت منهم خطأ فلا تسكت وتقول: هذا أعلم مني، بل تُناقش بأدبٍ واحترام، لأنه أحياناً يخفى على الإنسان الحكم فينبهه من هو دونه في العلم فيتنبه وهذا من النصيحة للعلماء.
“Termasuk bentuk nasihat kepada para ulama adalah, jika engkau melihat sebuah kesalahan muncul dari mereka, engkau jangan hanya diam dan mengatakan: ‘Beliau lebih berilmu dibandingkan saya.’ Tetapi diskusikanlah dengan adab dan sikap memuliakan, karena terkadang seseorang tidak mengetahui hukum yang benar dalam sebuah masalah, sehingga orang yang tingkatan ilmunya di bawahnya mengingatkannya, agar ulama tersebut menyadari kesalahannya. Dan semacam ini termasuk bentuk nasihat untuk para ulama.” [Syarh al-Arba’in an-Nawawiyyah, hlm. 148]
الشيخ محمد بن هادي عالم جليل كريم، ولا يسقط أحد أحدا، إنما يسقط المرء عمله. والرد على العالم ليس معناه إرادة إسقاطه. كم رد العلماء بعضهم البعض مع حفظ المكانة والأدب الجم. وليكن العبد مع الدليل دائرا يسلم.
“Asy-Syaikh Muhammad bin Hady adalah seorang ulama terpandang dan mulia. Dan seseorang tidak akan bisa dijatuhkan oleh siapapun. Yang bisa menjatuhkan seseorang hanyalah amalnya. Dan bantahan terhadap seorang ulama bukan berarti ingin menjatuhkannya. Berapa banyak para ulama sebagian mereka membantah sebagian yang lain dengan tetap menjaga kedudukannya dan adab yang mulia. Dan seorang hamba hendaknya selalu berjalan bersama dalil, pasti dia akan selamat.”