“Segala sesuatu yang engkau sia-siakan terdapat penggantinya.
Tetapi jika engkau sia-siakan Allah, maka tiadalah penggantinya.
Allah kuasa menggantikan segala sesuatu, dan tiada sesuatu pun yang mampu menggantikan-Nya.
Dia Maha Kuasa mencukupi segala sesuatu, namun tidak ada sesuatu pun yang dapat mencukupi-Nya.
Dia Maha Melindungi dari segala sesuatu, tetapi tidak ada sesuatu yang dapat melindungi dari siksa-Nya.
Dia kuasa mencegah segala sesuatu, dan tidak ada sesuatu pun yang mampu mencegah mudharat dari-Nya.
Bagaimana mungkin seorang hamba merasa tidak membutuhkan ketaatan kepada-Nya, sedangkan tidak sekejap mata pun dari urusan manusia yang tidak berada di bawah kekuasaan-Nya?
Bagaimana mungkin dia melupakan zikir kepada-Nya, sehingga Dia menjadikannya lupa terhadap dirinya sendiri, yang akibatnya ia merugikan dan menzalimi diri sendiri dengan sebenar-benar kezaliman?
Pada hakikatnya seorang hamba tidak menzalimi Rabbnya, namun dialah yang menzalimi diri sendiri.
Rabbnya tidak pernah menzaliminya, melainkan dialah yang telah menzalimi dirinya sendiri.” [Ad-Daa’ wad Dawaa’, Halaman 160]